Find Us On Social Media :

6 Penyebab Perut Kembung, Mulai dari Infeksi Hingga Salah Cara Makan

Aneka penyebab perut kembung. Ada yang karena infeksi bakteri, hingga salah saat makan.

GridHEALTH.id - Perut kembung bukan sebuah hal aneh bagi kita semua.

Bagi yang sudah pernah mengalaminya, pasti tahu bagaimana tidak nyamannya keseharian kita saat mengalami perut kembung.

Baca Juga: Konsumsi Gula Berlebih Bikin Kesehatan Kulit Terganggu, Picu Penuaan Dini

Satu hal yang harus diketahui, saat mengalami perut kembung, itu bukan berarti kita banyak makan angin, ataupun masuk angin.

Perut kembung adalah sebuah gejala penyakit yang menginfeksi seseorang yang mengalami perut kembung.

Salah satu faktor penyebab perut kembung muncul adalah infeksi, yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhii.

Baca Juga: Pakistan Hadapi Lonjakan Pasien Virus Corona Hingga Kehabisan Tabung Oksigen, 7 Pejabat Rumah Sakit Diskors

Bakteri ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan seseorang, biasanya ada dalam air yang terkontaminasi dengan feses (kotoran) dan bisa menempel pada makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Selain itu, terkadang bakteri ini ditularkan melalui kontak fisik dengan seseorang yang terinfeksi.

Biasanya setelah tertelan ke saluran usus, bakteri salmonella typhii ini akan mencapai jaringan limfoid di usus halus, lalu masuk ke aliran darah.

Baca Juga: Tata Cara Pencoblosan di TPS yang Aman Sesuai Protokol Kesehatan, Cegah Virus Corona

Akhirnya bersarang di plak Peyeri, yaitu di dinding usus halus, hati, limpa, dan sistem retikuloendotelial yang menyebabkan nyeri dalam tubuh.

Gejala demam tifoid terjadi secara bertahap dan muncul satu sampai tiga minggu setelah terpaparpenyakit.

Baca Juga: Belum Kelar Serangan Virus Corona, Ketua Satgas Umumkan Indonesia Akan Diterpa Cuaca Ekstrem Akhir Tahun 2020

Gejalanya meliputi demam yang meningkat setiap harinya dengan kemungkinan mencapai 40,5° C, perut terasa tak enak, kembung, mual, nyeri bila ditekan, kadang disertai sembelit atau malah diare. Sering kali pada lidah juga tampak kotor berwarna kecokelatan-cokelatan. 

Tidak saja karena infeksi, perut kembung bisa karena makan terburu-buru, merasa stres, terlalu banyak mengunyah permen karet, intoleransi laktosa, hingga kebanyakan makan sayuran mentah.

Kenapa makan terburu-buru bisa menyebabkan perut kembung?

Baca Juga: Belum Kelar Serangan Virus Corona, Ketua Satgas Umumkan Indonesia Akan Diterpa Cuaca Ekstrem Akhir Tahun 2020

Menurut sebuah studi oleh la Revista Cubana de Estomatologia (The Cuban Journal of Stomatology), karena mereka menelan banyak udara selama makan.Pada akhirnya, ini akan meningkatkan jumlah gas di usus dan menyebabkan bersendawa dan perut kembung.

Selain itu, bisa juga perut kembung disebabkan oleh aneka hal berikut ini;

Baca Juga: Dehidrasi Bisa Bikin Miss V Jadi Kering, Wanita Perlu Waspadai Risikonya

1. Konsumsi Produk Susu yang BerlebihanMeskipun beberapa orang tidak pernah mengalami masalah dalam memproses produk susu, mereka mungkin mulai menimbulkan masalah seiring waktu.

Baca Juga: Susul Sang Istri, Sandiaga Uno Positif Covid-19, Sempat Plesir ke Mesir saat Gelombang Kedua Melanda Timur Tengah

Usia dan keterpaparan teratur terhadap faktor-faktor tertentu dapat menurunkan tingkat enzim laktase, yang bertanggung jawab untuk membantu pencernaan produk susu.Jika anda mengalami gejala atau masalah pencernaan setelah makan jenis makanan ini, tubuh anda mungkin mencoba memberi sinyal bahwa anda tidak toleran laktosa.

Baca Juga: Manajer Uji Klinis Unpad; 'Efektivitas Vaksin Covid-19 Sinovac di Indonesia Belum Diketahui'2. Fermentasi Makanan di UsusBeberapa bakteri yang ada di saluran pencernaan bertanggung jawab untuk memfermentasi makanan tertentu untuk memfasilitasi pemecahannya selama proses pencernaan.Aktivitas ini biasanya terjadi di usus besar. Namun, terkadang bakteri dapat masuk ke usus kecil dan menghasilkan fermentasi awal.Karena makanan masih tidak sepenuhnya dicerna pada tahap ini, para gas akan terus meningkat saat melewati sistem sampai dilepaskan sebagai gas dalam perut.

Baca Juga: 1,2 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Baru Sinovac Sudah Tiba di Indonesia, Tapi Bayi Tetap Paling RentanHal yang paling mengkhawatirkan adalah hal ini bisa menyebabkan kembung, nyeri, dan gejala lain yang bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang.3. Ketidakseimbangan Flora BakteriKelebihan gas dapat menjadi hasil dari sebuah bakteri ketidakseimbangan dalam flora yang melindungi usus.Menurut sejumlah penelitian, ketidakseimbangan ini juga bisa menyebabkan sindrom iritasi usus besar.

Baca Juga: Epidemiolog Tagih Janji Jokowi Jadi Orang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19

Karena pH lambung cenderung cepat berubah, produksi gas bisa meningkat, dan bakteri tertentu mulai berkembang biak.

Dalam kasus ini, la Revista Chilena de Nutricion (Jurnal Nutrisi Chili) merekomendasikan untuk meningkatkan konsumsi makanan probiotik dan prebiotik.

Baca Juga: 4 Fakta Penting Tentang Vaksin Covid-19 Sinovac yang Baru Tiba di Indonesia

Ini efektif untuk mengisi kembali usus anda dengan bakteri sehat.

4. Penumpukan LimbahSembelit atau penumpukan kotoran di usus, berpotensi menyebabkan gas berlebih dan gangguan pencernaan lainnya.Menurut penelitian yang dilakukan oleh sejumlah puskesmas di Spanyol ini, dapat pula menjadi indikasi dari beberapa masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya.

Baca Juga: Menghangatkan Makanan Cara Sehat Mengonsumsi Makanan Sisa. Ini CaranyaKetika limbah tetap berada di usus besar, itu mengubah flora bakteri dan tubuh Anda menghasilkan lebih banyak gas daripada biasanya.Selain itu, usus anda kesulitan menyerap nutrisi dan membuang limbah yang tidak dibutuhkan tubuh.5. Sensitivitas Gluten

Baca Juga: Kunyit Putih Bumbu Seafood Untuk Mengtatasi Gangguan Pernapasan Akibat VirusGas bisa menjadi tanda yang jelas dari alergi makanan atau gangguan lain, seperti penyakit celiac.Kondisi autoimun ini dapat menyebabkan masalah penyerapan yang parah, yang meningkatkan kemungkinan pecahnya lapisan usus kecil.Ini, pada gilirannya, memicu peradangan di perut, nyeri, dan gejala lain yang menghalangi pencernaan yang baik.

Baca Juga: Banyak Bekerja di Depan Layar Komputer, Lakukan Olahraga Mata Untuk Menjaga Otot Mata Tetap SehatOleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi kondisi ini sejak dini, terutama karena anda perlu mengubah pola makan untuk mengendalikan masalahnya.6. Perubahan HormonalPerubahan hormonal yang dialami wanita selama menopause, bersama dengan penyakit terkait hormon, dapat menyebabkan penumpukan gas yang berlebihan.

Baca Juga: Banyak Bekerja di Depan Layar Komputer, Lakukan Olahraga Mata Untuk Menjaga Otot Mata Tetap Sehat

Meskipun para ilmuwan belum menentukan secara pasti hormon mana yang menyebabkan reaksi ini.Terbukti bahwa mereka yang menderita reaksi ini mengalami beberapa perubahan yang sangat jelas dalam aktivitas pencernaan mereka.

Baca Juga: PMS dan PMDD, 2 Gangguan Haid Bikin Resah, Pil KB Dapat Mengatasinya

Jadi saat mengalami perut kembung, baiknya untuk memperbanyak konsumsi air, serat, dan makanan lain yang memiliki sifat pencernaan, buah dan sayur, jelly.Jika kondisi ini berlanjut, pastikan anda berkonsultasi dengan dokter.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL