GridHEALTH.id - Beredar kabar bahwa vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer dan BioNTech sebaiknya tidak digunakan oleh mereka yang memiliki reaksi alergi parah.
Bahkan dilaporkan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA AS) akan memberikan peringatan "alergi' ketika vaksin Covid-19 Pfizer sudah disetujui penggunaannya.
Penringatan ini mencuat setelah seorang ilmuwan terkemuka pemerintah Amerika Serikat menerima laporan adanya peringatan serupa di Inggris.
Dimana vaksinasi vaksin Covid-19 Pfizer yang telah dilakukan di Inggris mengakibatkan dua petugas kesehatan menderita reaksi alergi dan membutuhkan perawatan.
Baca Juga: Ibu Harus Bedakan Intoleransi Laktosa dengan Alergi Susu Sapi, Ini Kata Ahli
Baca Juga: Orang Dengan Komorbid Tak Boleh Sembarangan Diberi Vaksin, Begitu Juga Dengan Ibu Hamil
Diketahui baik Inggris dan Kanada telah menyetujui penggunaan vaksin Pfizer tersebut secara darurat dengan takaran dua dosis.
AS diharapkan dapat memberikan persetujuan dalam hitungan hari. Dikabarkan panel penasehat FDA akan bertemu membahas isu ini pada Kamis (10/12/2020).
Baca Juga: Haid di Usia Remaja Mengapa Bisa Datang Lebih Cepat? Ini Alasannya
"Melihat data, pasien atau subjek dengan riwayat reaksi alergi parah telah dikeluarkan dari uji klinis,” ujar penasihat utama program AS untuk pengembangan vaksin dan pengobatan Covid, Moncef Slaoui kepada wartawan.
"Saya berasumsi bahwa besok ini akan menjadi bagian dari pertimbangan dalam pembuatan keputusan FDA. Dan seperti di Inggris, harapannya adalah subjek yang diketahui bereaksi parah setelah menggunakan vaksin akan diminta untuk tidak mengambil vaksin, sampai kami memahami dengan tepat apa yang terjadi di sini," terangnya.
Baca Juga: Mata Kering Bisa Jadi Masalah Kehamilan, Bolehkah Ibu Hamil Pakai Obat Tetes Mata?
FDA mungkin juga akan meminta penyedia untuk mengawasi apakah orang mengembangkan bentuk kelumpuhan wajah yang langka tetapi sementara dan tidak terlalu serius, yang disebut Bell's palsy.
Pasalnya data sebelumnya menunjukkan empat orang dari sekitar 19.000 dalam kelompok vaksin percobaan mendapatkan kondisi tersebut.
Baca Juga: Studi : Efektivitas Pil KB Mencapai 99%, Asalkan Tepat Aturan Pakainya
Secara keseluruhan, Slaoui mengatakan dia terkesan dengan data vaksin yang muncul dalam dokumen pengarahan yang diserahkan ke FDA.
Terlebih yang penting diketahui bahwa perlindungan yang kuat bisa didapat setelah dosis pertama. Meskipun rekomendasinya suntikan kedua harus tetap diberikan dengan selisih 21 hari.
Tidak diketahui kapan tepatnya badan pengatur dapat mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat vaksin tersebut.
Namun, Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengindikasikan bahwa para pejabat terkait akan memikirkannya awal minggu depan.
Jenderal Gus Perna, yang mengawasi logistik nasional, mengatakan dia telah memberi perintah pada Rabu untuk mulai mendistribusikan alat suntik, jarum suntik, tisu alkohol dan pengencer yang diperlukan untuk vaksin Pfizer.
Baca Juga: Batas Aman Konsusmsi Garam Agar Tidak Menyebabkan Hipertensi, Penyakit 'Silent Killer'
Proses distribusi diharapkan akan selesai pada Jumat (10/12/2020). AS berharap dapat memvaksinasi 20 juta orang bulan ini.
Diberikan kepada penghuni fasilitas perawatan jangka panjang dan pekerja perawatan kesehatan di garis depan.
Targetnya adalah mencapai 100 juta pada akhir Februari dan seluruh populasi pada Juni.
Vaksin berikutnya yang menerima persetujuan kemungkinan besar secara berurutan yaitu buatan dari Moderna, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca.(*)
Baca Juga: Diimpor ke Indonesia, Benarkah China Bebas Virus Corona Tanpa Vaksin Covid-19?
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang dengan judul Kompas.com dengan judul Vaksin Pfizer Kemungkinan Akan Diberi Peringatan Alergi oleh AS