Para peserta yang memiliki hipertensi pun telah minum obat antihipertensi sebelum pengujian. Demografi, status hipertensi dan tekanan darah serta detak jantung pun dicatat.
Pada akhir penelitian tidak ada perbedaan yang signifikan pada usia, gender split, tekanan darah atau detak jantung antara kelompok.
Namun, 17 subjek batuk kronis mengalami hipertensi dibandingkan dengan 3 subjek kontrol. Kesimpulannya, para peneliti mencatat bahwa batuk kronis berpotensi dengan peningkatan risiko hipertensi.
"Kondisi ini mungkin konsekuensi kardiovaskular dari serangan batuk berulang atau mungkin disfungsi otonom pada kelompok ini," kata peneliti dikutip dari Express.
Disfungsi otonom juga dikenal sebagai neuropati, yang terjadi ketika saraf untuk mengontrol fungsi tubuh rusak.
Satu-satunya cara untuk menentukan kita memiliki tekanan darah tinggi adalah memeriksakan tekanan darah.
Jika didiagnosis memiliki tekanan darah tinggi, perubahan gaya hidup salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengontrolnya.
Baca Juga: Hiperkalemia, Kandungan Kalium Tinggi Bisa Sebabkan Gangguan Jantung
Baca Juga: Menjaga Jarak Sosial, Benarkah Melemahkan Sistem Kekebalan? Cek Faktanya
Menurut NHS, mengurangi jumlah garam dalam makanan serta makan banyak buah dan sayuran bisa membantu menurunkan tekanan darah tinggi. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL