GridHEALTH.id - Diet adalah salah satu cara atau program mengatur asupan makanan untuk tujuan tertentu, yang tentunya supaya sehat, dan mendapatkan tubuh proporsional.
Karenanya program diet itu bukan sebuah penyiksaan, juga bukan mengurangi asupan makanan, apalagi sampai mengurangi asupan kebutuhan gizi harian.
Baca Juga: Empat Minggu Berturut-turut Zona Merah, Ridwan Kamil Umumkan Siaga 1 Untuk Depok dan Karawang
Jadi sejatinya jika kita menjalankan program diet dengan tepat dan dengan landasan medis, tidak akan terjadi hak-hal yang tidak dingingin gara-gara diet.
Justru dengan diet, jika tepat dan sesuai rekomendasi medis, kita akan sehat juga bisa mendapatkan tubuh proporsional.
Tapi sayang banyak masyarakat awam medis yang suka menjalankan program diet suka-sukanya sendiri, dan madein sendiri.
Baca Juga: Fix, Presiden Jokowi Jadi Yang Pertama Disuntik, Vaksinasi Vaksin Covid-19 Dimulai 13 Januari 2021
Hal yang sama banyak juga dilakukan oleh artis alias selebritis yang tak segan membagikan program diet dijalaninya di laman sosial media pribadinya.
Bagaimana jika sampai hal itu diikuti oleh para fansnya?
Asal tahu saja program diet itu sejatinya sifatnya individual, sesuai dengan kondisi juga kebutuhan masing-masing individu.
Ingat, program diet yang dijalankan serampangan, tidak sesuai kondisi tubuh dan kebutuhan kita, bisa berakibat fatal.
Hal ini dialami oleh pedangut Juwita Bahar, anak dari pedangdut senior Juwita Bahar.
Baca Juga: Jadi yang Pertama Divonis Hukuman Kebiri Kimia, Predator Anak di Mojokerto Dipindah ke Lapas Porong
Gegera diet yang tak berlandaskan medis, dirinya mengalami koma di rumah sakit hingga 15 hari.
Menurut pengakuan Juwita Bahar, dirinya mengurangi asupan karbohidrat atau nasi yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.
Juwita Bahar menjalani diet karbohidrat tersebut selama dua tahun.
Hasilnya, bukan tubuh proporasional dan sehat yang didapat, tapi dirinya harus dilarikan ke rumah sakit.
Baca Juga: Jadi yang Pertama Divonis Hukuman Kebiri Kimia, Predator Anak di Mojokerto Dipindah ke Lapas Porong
Sebab pada saat itu sang ayah, Memo Sanjaya, melihat kondisi Juwita seperti sudah berada di alam bawah sadar.
Kejadian tersebut dialami Juwita Bahar saat masih berusia 10 tahun.
"Aku kurangi nasi, kayak enggak makan nasi selama dua tahun. Jadi kayak protein dan karbohidratnya enggak seimbang," cerita Juwita seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Minggu Depan Izin Edar Vaksin Covid-19 Terbit, Vaksinasi Akan Dimulai Pertengahan Januari 2021
"(Gara-gara itu) aku sakit maag, terus panas dan demam," lanjutnya.
Akibat kondisi ini Juwita pun langsung dilarikan ke rumah sakit.
Saat itu dokter sempat mengatakan jika kesempatan hidup Juwita saat itu hanya 50:50. Dokter sudah angkat tangan.
Baca Juga: Penyandang Diabetes, Bolehkah Mengonsumsi Obat Herbal? Ini Jawabannya
"Kata dokter aku kanker otak atau virus otak, apalah soal otak. Tapi aku kurang tahu pasti meningitis atau apa. Kata dokter kesempatan hidup 50:50, kalau hidup akan lumpuh kayak Gugun Gondrong," ucap Juwita.
Beruntung Juwita masih dapat tersadar dari komanya usai 15 hari tak sadarkan diri.
Baca Juga: Berhubungan Intim Saat Hamil, Ini Deretan Manfaat Yang Akan Dirasakan Wanita
Namun pemilik nama lengkap Juwita Tofhany Sanjaya itu merasakan tubuhnya tak terasa sama lagi.
Setelah sadar beberapa bagian tubuhnya tidak berfungsi.
"Jadi bangun tidur (koma) tuh biasa aja, tapi semua anggota badan kayak enggak aktif gitu, kayak belajar duduk dan gerakin kepala," ungkap Juwita.
"Aku enggak bisa gerakin badan sama sekali kayak anak bayi lagi. Bangun mesti diangkatin, musti dibantu, belajar jalan, belajar tulis," lanjutnya.
Namun lagi-lagi putri dari Anisa Bahar tersebut bersyukur lantaran ia bisa kembali merasakan seperti sedia kala tanpa perlu pemulihan khusus.
Apa yang dialami Juwita Bahar pelajaran penting bagi kita semua. Masih berani menjalani diet tanpa landasan medis yang shahih?(*)
Baca Juga: Fact and Fake Melahirkan dengan Cara Operasi Sesar, yang Dipercaya Banyak Orang Ternyata Hoax
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL