GeNose C19 merupakan screening kategori rapid test dengan sampel hembusan nafas dari tubuh.
Alat ini bekerja dengan memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Nah, AI sendiri pada dasarnya mesin learning semakin banyak alat dipakai banyak data masuk semakin akurat.
Baca Juga: Warning, Jumlah Harian Infeksi Covid-19 Indonesia Terbanyak ke 3 di Asia!
Saat ini saat ditest GeNose C19 memiliki sensitifitas hingga 92 persen dan spesifitas mencapai 95%.
"UGM akan punya koneksi dengan GeNose semua yang dipakai lalu diikirim dicentral dan akan jadi dasar meningkatkan keakuratan AI, upaya jaga kualitas," jelas Bambang.
Keungulan alat buatan dalam negeri ini, selain murah, lebih nyaman dari alat tracing import.
GeNose C19 ngga perlu ambil darah atau dicolok hidung atau tenggorokan.
Baca Juga: Jangan Salah! Ada Perbedaan PSBB dengan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Jawa-Bali
GeNose adalah non-invasif atau hanya perlu sampel napas saja.
Hasilnya juga bisa keluar dalam waktu yang cepat, yaitu 2.5 menit dan tidak lebih dari 5 menit.
Pun tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lain, tingkat kepercayaan tinggi dan data langsung dihubungkan ke cloud system untuk diakses online.
Menurut Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, dalam cara yang sama, mengatakan, "Data hasil pemeriksaan dapat diakses online sehingga membantu proses tracing dan tracking.