Find Us On Social Media :

Waspada Kemasan Galon Air Minum Mineral yang Tidak Boleh Terkena Suhu Hangat Apalagi Panas

Hati-hati dalam distribusi dan penyimpanan galon air mineral, khususnya yang PET.

GridHEALTH.id - Keamanan pangan harus kita perhatikan mulai dari kemasan makanannya.

Kemasan makanan dan minuman di zaman modern saat ini sudah banyak didominasi oleh plastik. Apalagi pada pada kemasan air minum yang bisa diminum langsung.

Baca Juga: Kenali Kemasan Air Minum Mineral Galon, Pilih yang Direkomendasikan dan Mengindahkan Undang-undang

Pada kemasan air minum, ada yang menggunakan plastik PC (polycarbonate), juga ada yang menggunakan plastik PET adalah (Polietilena tereftalat).

Mengenai kedua plastik ini banyak isu yang beredar prihal keamanannya, untuk kesehatan manusia yang mengonsumsinya.

Padahal untuk hal ini, kita cukup berpedoman pada ijin edar yang dilegalisasi oleh BPOM, sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap keamanan pangan di Indonesia.

Selama prodak air minum yang dikemas dalam wadah atau galon plastik itu sudah mendapat ijin edarsecara legal dari BPOM, dan sudah ada logo SNI nya, maka prodak tersebut sudah aman.

Kita tidak perlu lagi dipusingkan oleh isu dari mereka yang menyebarkan dan tak bertanggung jawab.

Baca Juga: Air Minum Kemasan Berbahaya dan Membuat Bodoh Hoax! Mengandung Fluoride Benar

Kemasan air minum galon berbahan PC yang bisa digunakan ulang atau digunakan kembali, sering diisukan mengandung bahan kimia berbahaya BPA alias adalah bisphenol A.

Padahal sbenarnya BPA ini menurut NHS banyak ditemukan dalam produk-produk rumah tangga.

BPA banyak digunakan dalam pembuatan plastik transparan, kaku, dan dapat digunakan dalam waktu lama. Salah satunya adalah galon air mineral.

Ahli Kimia Makromolekuler dari Pusat Penilitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Muhammad Ghozali membenaran plastik yang terbuat dari zat ini bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

"Kalau dalam penggolongan jenis plastik kan umumnya ada 7: PET, HDPE, PVC, LDPE, PP, PS dan lainnya. Lainnya ini antara lain ada PC (polycarbonate). Nah BPA ini biasanya digunakan dalam PC. BPA ini diduga dapat menimbulkan efek negatif untuk kesehatan," kata Ghozali saat dihubungi Senin (16 November 2020), melansir Kompas.com (16 November 2020).

Baca Juga: Benarkah Air Minum Kemasan yang Ditinggal di Mobil Berbahaya? Begini Tanggapan BPOM

Jika dilihat BPA-nya, memang menurut Ghozali bida berdampak padaterjadinya disfungsi reproduksi pada wanita, peningkatan infertilitas, gangguan siklus menstruasi, menopause dini, sindrom ovarium polikistik, tumorigenesis endometrium, payudara, dan ovarium.

Semenetara pada pria bisa berdampak penurunan jumlah dan kualitas sperma, penurunan libido, disfungsi ereksi, kesulitan ejakulasi ereksi, diabetes mellitus (DM), dan obesitas.

"Intinya gangguan sistem reproduksi dan obesitas. Ada juga yang menyebutkan dapat menyebabkan kanker, (gangguan) sistem saraf, dan jantung," sebut Ghozali.

Walau demikian, ingat, BPA bisa berbahaya pada sebuah kemasan pangan apabila zat BPA masuk ke dalam tubuh manusia.

NHS menyebutkan, BPA dapat bermigrasi dalam jumlah kecil ke dalam makanan dan minuman yang disimpan di dalam bahan yang mengandung zat tersebut.

Baca Juga: Ibu Hamil Jangan Salah Pilih Tempat Air Minum, Dispenser Mengandung 2,7 juta Kuman Penyebab Infeksi

"Kalau bermigrasi bisa mencampuri, tapi harus dalam kondisi tertentu," ujar Ghozali. Keberadaannya bahkan dapat ditemukan pada kebanyakan urin orang dewasa, namun hanya dalam jumlah kecil.

BPOM sudah mempunyai batasan dan aturan mengenai hal ini untuk melindungi masyarakat Indonesi.

Jadi jika lolos sertifikasi BPOM, artinya migrasinya masih ditoleransi, tidak berdampak buruk pada kesehatan saat ini maupun jangka panjang bagi konsumen. Atau bahkan tidak ada migrasinya pada pangan.

Oleh karena itu, baca label pada kemasan sebelum membeli dan mengonsumsi setiap prodak makanan. Selama ada dan tercantum sertifikasi dari BPOM, pasti prodak tersebut aman bagi kesehatan manusia.

Baca Juga: Masih Kontroversial, Benarkah Air Minum Dalam Kemasan Itu Berbahaya ?

Sedangkan untuk PET, ini adalah resin polimer plastik termoplast dari kelompok poliester.

Berbeda dengan BPA, Ghozali menyebut bahan plastik yang mengandung zat ini cenderung lebih aman bagi kesehatan.

"PET aman untuk makanan dan minuman, botol air mineral umumnya dari PET," jawabnya singkat.

Mengutip Waste for Change, PET banyak digunakan untuk mengemas makanan dan minuman, karena memiliki kemampuan yang baik untuk mencegah oksigen masuk dan merusak produk.

Organisasi Petresin menyebut bahan plastik jenis yang satu ini memiliki ciri-ciri bening, kuat, dan ringan.

Sehingga banyak digunakan untuk mengemas produk minuman dalam ukuran kecil. Bahkan saat ini ada juga ukuran galonnya.

PET juga berfungsi menjaga karbon dioksida yang terdapat dalam produk minuman berkarbonasi agar tidak keluar.

Tapi ingat, risiko bahan PET Meski disebut aman, PET tetap menyimpan risiko tersendiri.

Jenis plastik yang terbuat dari zat ini mengandung antimon trioksida yang dianggap bersifat karsinogen.

Kandungan itu bisa menyebabkan tejadinya kanker pada sel-sel tubuh.

Baca Juga: Dehidrasi Saat Berpuasa Membuat Kulit Kering, Berikut 5 Tips Jaga Kesehatan Kulit di Bulan Puasa

Botol atau kemasan makanan berbahan plastik PET yang disimpan dalam temperatur hangat, dalam waktu yang lama, misalnya di dalam mobil dan ruang penyimpanan tertutup lain, disebut dapat meningkatkan pelepasan bahan berbahaya.

Karenanya, jika air minum mineral kemasan besar atau galon memnggunakan PET jauh lebih berisiko.

Sebab dalam pendistribusiannya bisa tarpapar panas berlebih. Saat sampai di gudang agen, sudahkah disimpan di tempat yang baik? Bagaimana dengan saat dijual di pedagang eceran, apakah disimpan ditempat yang benar dan direkomendasikan?

Mengenai hal ini pun konsumen harus kritis.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Mengapa Ada Sebagian Orang Menjadi Penyebar Covid-19

Jika tempat penyimpanan benar mulai dari hulu ke hilir, air minum yang dikemas dalam plastik PET aman untuk dikonsumsi. Sebab sudah memiliki ijin edar juga dari BPOM.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL