Find Us On Social Media :

Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 1 dari 5 Kematian Secara Global

Asap putih dikeluarkan dari pembangkit listrik tenaga batu bara.

GridHEALTH.id - Polusi udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil menyebabkan lebih dari 8 juta kematian dini pada tahun 2018, terhitung hampir 20% dari kematian orang dewasa di seluruh dunia, menurut sebuah studi baru.

Temuan, yang dilaporkan dalam jurnal "Environmental Research" Selasa (09/02/2021), menunjukkan bahwa setengah dari penghitungan suram itu terjadi di China dan India, dengan satu juta kematian lainnya didistribusikan secara merata di Bangladesh, Indonesia, Jepang, dan Amerika Serikat.

Campuran racun dari partikel-partikel kecil yang dibuang oleh pembakaran minyak, gas, dan terutama batu bara bertanggung jawab atas seperempat atau lebih kematian di setengah lusin negara, semuanya di Asia.

"Kami sering mendiskusikan bahaya pembakaran bahan bakar fosil dalam konteks CO2 dan perubahan iklim serta mengabaikan potensi dampak kesehatan," demikian kata salah satu peneliti, Joel Schwartz, profesor epidemiologi lingkungan di Harvard T.H. Chan School of Public Health yang dimuat di Harvard Health Publishing.

Schwartz menekankan bahwa potensi untuk menghindari jutaan kematian dini harus menjadi insentif tambahan yang kuat bagi pembuat kebijakan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan mempercepat pergeseran global dari energi cokelat ke energi hijau.

Karya ilmiah sebelumnya menunjukkan bahwa polusi udara memperpendek umur rata-rata lebih dari dua tahun, di seluruh dunia.

Baca Juga: Kabar Gembira, Jakarta Tak Lagi Masuk Daftar Kota Paling Polusi Udara di Dunia!

Baca Juga: Dampak Diabetes Tak Main-main, Ternyata Bisa Sebabkan Otak Menyusut

Benua yang paling parah terpukul adalah Asia, di mana umur rata-rata terpotong 4,1 tahun di Cina, 3,9 tahun di India, dan 3,8 tahun di Pakistan.

Di beberapa wilayah di negara-negara ini, harapan hidup berkurang dua kali lipat. Di Eropa, rata-rata diperpendek delapan bulan.

Studi baru ini hampir menggandakan perkiraan sebelumnya tentang jumlah orang yang tewas akibat polusi bahan bakar fosil.

 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa polusi udara, termasuk di dalam ruangan, membunuh 7 juta orang per tahun, dengan 4,2 juta di antaranya meninggal karena polusi di lingkungan atau luar ruangan.

Studi Beban Penyakit Global (Global Burden of Disease) terbaru, katalog paling komprehensif tentang mengapa orang meninggal, menghasilkan angka yang kira-kira sama.

Kedua perkiraan ini mengandalkan data satelit dan pengamatan permukaan untuk menentukan konsentrasi polusi terkecil - dan paling mematikan - yang dikenal sebagai PM2.5.

Namun, mereka tidak dapat menentukan apakah mikropartikel ini berasal dari pembakaran bahan bakar fosil atau, katakanlah, debu dan asap kebakaran hutan, menurut rekan penulis Loretta Mickley, seorang ahli dalam interaksi kimia-iklim di Harvard.

Baca Juga: Diet Nordik, Selain Bikin Langsing Juga Mengurangi Risiko Kanker

Baca Juga: Tanda Level Kolesterol Tinggi, Diantaranya Rasa Tak Nyaman di Tengkuk

"Dengan data satelit, Anda hanya melihat potongan teka-teki," katanya. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci tentang dari mana polusi partikel berasal dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan, Mickley dan rekannya menggunakan model 3-D kimia atmosfer, yang dikenal sebagai GEOS-Chem, yang membagi permukaan bumi menjadi 50 x 60 kilometer.

"Daripada mengandalkan rata-rata yang tersebar di wilayah yang luas, kami ingin memetakan di mana polusi dan di mana orang-orang tinggal," kata penulis utama Karn Vohra, seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Birmingham.

Langkah selanjutnya adalah memasukkan data emisi karbon, yang berasal dari sektor tenaga, industri, perkapalan, penerbangan, dan transportasi darat, bersama dengan simulasi sirkulasi udara NASA.

Setelah para peneliti memiliki konsentrasi PM2.5 untuk setiap kotak di jaringan global, mereka masih perlu menentukan konsekuensinya bagi kesehatan.

Perhitungan sebelumnya tentang dampak polusi udara, berdasarkan paparan asap rokok orang lain dalam ruangan,  secara serius meremehkan bahayanya, studi terbaru menemukan, sehingga para peneliti mengembangkan model penilaian risiko baru.

Dibandingkan dengan penyebab kematian dini lainnya, polusi udara membunuh 19 kali lebih banyak orang setiap tahun dibandingkan malaria, sembilan kali lebih banyak daripada HIV / AIDS, dan tiga kali lebih banyak daripada alkohol.

Baca Juga: Kombinasi Tekanan Darah Tinggi dengan Diabetes Penyebab Utama Stroke

Baca Juga: WHO Peringatkan Ancaman Kegagalan Moral Akibat Rebutan Vaksin Covid-19

Penyakit jantung koroner dan stroke menyumbang hampir setengah dari kematian tersebut, dengan penyakit paru-paru dan penyakit tidak menular lainnya seperti diabetes dan tekanan darah tinggi menjadi penyebab utama dari sisanya. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL