GridHEALTH.id - Banyak dokter yang khusus mendalami diabetes menganggap LADA (latent autoimmune diabetes in adult) atau diabetes autoimun laten pada orang dewasa sebagai bentuk dewasa dari diabetes tipe 1 karena ini juga merupakan kondisi autoimun.
Seperti pada diabetes tipe 1, sel-sel pulau kecil di pankreas penderita LADA dihancurkan. Namun, proses ini terjadi jauh lebih lambat.
Setelah dimulai, perlu beberapa bulan hingga beberapa tahun bagi pankreas untuk berhenti membuat insulin.
Para ahli lain menganggap LADA berada di antara tipe 1 dan tipe 2 dan bahkan menyebutnya diabetes “tipe 1,5”. Para peneliti ini percaya bahwa diabetes dapat terjadi dalam berbagai spektrum.
Peneliti masih mencoba mencari tahu detailnya, namun dikutip dari American Diabetes Association, secara umum LADA diketahui:
- Muncul di masa dewasa
- Memiliki perjalanan yang lebih lambat dari pada diabetes tipe 1
Baca Juga: Faktor Genetik Menyumbang Munculnya Diabetes, Tapi Bisa Dicegah!
Baca Juga: World Obesity Day: Sepertiga Penduduk Dunia Kegemukan, Ahli : 'Ini Pandemi Nyata yang Terabaikan'
- Justru sering terjadi pada orang yang mempunyai berat badan normal
- Sering terjadi pada orang yang tidak memiliki masalah metabolisme lain, seperti tekanan darah tinggi dan trigliserida tinggi
- Menghasilkan tes positif untuk antibodi terhadap sel pulau
Tetapi gejala LADA mirip dengan diabetes tipe 2, termasuk haus yang berlebihan, buang air kecil berlebihan, penglihatan kabur, kadar gula yang tinggi dalam darah, dan kadar gula yang tinggi dalam urine.
Penyandang LADA juga mempunyai kulit kering, sering kelelahan, merasakan kesemutan di tangan atau kaki, dan sering infeksi kandung kemih dan kulit.
Selain itu, rencana pengobatan untuk LADA dan diabetes tipe 2 hampir mirip, seperti diet yang tepat, olahraga rutin, pengendalian berat badan, obat diabetes oral, terapi pengganti insulin dan rajin memantau kadar hemoglobin A1c (HbA1c).
Hanya saja, tidak seperti penyandang diabetes tipe 2 mungkin tidak pernah membutuhkan insulin dan yang dapat mengendalikan diabetesnya dengan perubahan gaya hidup dan penurunan berat badan, pada penyandang LADA hal ini tidak dapat mengubah keadaan.
Baca Juga: Bagaimana Virus Bermutasi dan Apa Dampaknya Untuk Vaksin? Ini Penjelasannya
Penyandang LADA, pada akhirnya akan diminta untuk mengonsumsi insulin seumur hidup agar tetap sehat.
Para ahli diabetes menyarankan, mereka yang baru saja didiagnosis menyandang diabetes tipe 2, penting untuk memastikan bahwa diagnosisnya apakah LADA atau tidak.
Terutama jika memiliki berat badan yang sehat atau jika memiliki riwayat penyakit autoimun dalam keluarga, seperti diabetes tipe 1 atau rheumatoid arthritis (RA).
Penting untuk mendiagnosis LADA dengan benar karena penyandang harus memulai suntikan insulin lebih awal untuk mengontrol kondisi diabetesnya (LADA). Kesalahan diagnosis bisa membuat frustasi dan membingungkan.
Jika memiliki kekhawatiran tentang diagnosis diabetes tipe 2 segera temui dokter. Sebab, satu-satunya cara untuk mendiagnosis LADA dengan benar adalah dengan menguji antibodi yang menunjukkan serangan autoimun pada sel pulau.
Baca Juga: FDA Peringatkan Potensi Ketidakakuratan Oksimeter Pengukur Oksigen
Baca Juga: WHO Sesalkan Ada Negara Prioritaskan Vaksin Covid-19 Pada Orang Dewasa Sehat
Dokter mungkin akan memerintahkan tes darah antibodi GAD untuk menentukan apakah memiliki kondisi tersebut. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL