Find Us On Social Media :

Nasib 1,1 Juta Dosis Vaksin Covid-19 AstraZeneca yang Sudah Tiba di Indonesia, Setelah BPOM Tidak Merekomendasikan

Kepala BPOM didampingi Sekdaprov saat memantau distribusi dan penyimpanan vaksin di Dinkes jatim, Selasa (23/02/2021).

Namun, lanjut dia, disebutkan juga bahwa tidak ada alasan untuk menghentikan penggunaan vaksin tersebut dengan mengikuti EUL (Emergency Use Listing) yang ditetapkan WHO untuk vaksin COVID-19 Astrazeneca.

Bahkan, BPOM mencatat beberapa badan otoritas obat global, di antaranya European Medicines Agency-EMA (Uni Eropa), Medicine Health Regulatory Authority–MHRA (Inggris), Swedish Medical Product Agency (Swedia), Therapeutic Goods Administration–TGA (Australia), dan Health Canada (Kanada), tetap menjalankan vaksinasi walaupun telah menerima informasi kasus serius yang diduga terkait dengan vaksin COVID-19 Astrazeneca tersebut, dengan pertimbangan manfaat vaksin lebih besar dari risikonya.

Terkait penyimpanan vaksin Covid-19 Kepala BPOM Penny K. Lukito menyebut Vakin Covid-19 AstraZeneca tak berbeda dengan vaksin Covid-19 sebelumnya yaitu dari Sinovac.

"Penyimpanan juga sama yang biasa kita lakukan dalam program vaksinasi pada umumnya yaitu 2 sampai 8 derajat celcius," kata Penny, melansir Kontan.co.id (9 Maret 2021).

Juru Bicara Vaksinasi dari Bio Farma Bambang Heriyanto membenarkan bahwa proses penyimpanan dan distribusi vaksin AstraZeneca tak berbeda dengan vaksin Sinovac.

"Vaksin AstraZeneca yang datang kemarin merupakan skema Covax/Gavi dimana program vaksinasinya akan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Jadi terkait kapan penggunaan, sasaran distribusinya, kebijakan dan lainnya nanti oleh Kementerian Kesehatan. Untuk penyimpanan disimpan dan didistribusikan pada temperatur 2 sampai 8 derajat celcius," jelas Bambang.

Baca Juga: Beredar Kabar Lansia Sudah Bisa Divaksin Covid-19 Gratis di RSPI Bintaro, Syaratnya Ada yang Janggal?

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL