Find Us On Social Media :

Angka Kematian DBD Jauh Lebih Banyak dan Mengerikan, Walau Saat Ini Covid-19 yang Sedang Disorot

Kasus DBD dan kematiannya masih lebih tinggi dari Covid-19. Jangan lengah penularannya di masa pandemi Covid-19.

Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, dan gotong royong membersihkan lingkungan.

Mengenai pengobatan infeksi demam berdarah dengue, Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A (K), M.TropPaed., Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi & Tropis Anak RS Pondok Indah - Pondok Indah, saat diwawancara (26 Maret 2021) menjelaskan "Demam berdarah dengue itu penyebabnya virus dengue. Karena namanya demam berdarah gejalanya demam hingga terjadi pendarahan," jelas Prof Hinky.

Baca Juga: Virus Corona Bak Ladang Bisnis, Pasien Negatif Covid-19 Statusnya Diubah jadi Positif, Pihak Keluarga Harus Bayar Rp 30 Juta

"Kapan terjadi pendarahan kalau misalnya ada gangguan aliran darah, karena pada demam berdarah itu terjadi pembocoran pembuluh darah.

Dan virus menyerang trombositnya sehingga suhu tubuh menurun kemudian virus menyerang pembuluh darah dan bocor.

Jadi darah mengalir ke jaringan kalau keadaan jumlah volume darah berkurang, aliran darah melambat, dan trombosit rendah maka akan terangsanglah sistem pembekuan darah. Sistem pembekuan darah tidak berjalan terjadilah pendarahan," jelas Prof. Hinky.

Gejalanya, Suhu mendadak tinggi sekitar 39-40 derajat celcius dalam 3 hari pertama, dikasih obat penurun demam turun 4 jam, sesudah itu naik lagi karena virusnya masih ada, kalau virusnya sudah tidak ada ya suhu kembali normal.

Selain demam, gejala demam berdarah yaitu sakit otot, sendi, tulang, belakang mata, mual, lemas, tidak mau makan dan minum," tutupnya.

Baca Juga: Bukan Hanya Corona, Kasus DBD Juga Perlu Diperhatikan Sebab 25.000 Kematian Akibat DBD Setiap Tahunnya