Meningkatkan Kualitas Tidur
Studi dapat memberi tahu kita banyak tentang dampak diet pada tidur kita. Tapi tidak ada penelitian yang memberi tahu kita segalanya.
Bagaimana tidur kita menanggapi rencana makan yang berbeda akan berbeda dari orang ke orang. Berpuasa dengan membatasi makan setelah matahari terbenam dapat membuat tidur kita lebih nyenyak, sementara puasa 24 jam membuat gelisah pada waktu tidur.
Kebutuhan tidur bersifat individual; begitu juga tanggapan kita terhadap diet dan makan yang dibatasi waktu. Kita sering kali perlu menyesuaikan waktu tidur dan waktu tidur kita untuk menemukan jendela tidur yang optimal.
Baca Juga: Banyak Warga Rasakan Sakit Psikologis, Jepang Desak China Hentikan Tes Usap Dubur Untuk Covid-19
Demikian pula, kita sering kali perlu menyesuaikan pola makan kita untuk mencapai rutinitas makan dan puasa yang optimal.
Menerima dan menangani reaksi individu terhadap puasa (reaksi yang dapat bersifat fisik serta mental dan emosional) adalah salah satu cara untuk membuat strategi makan ini berhasil untuk kita, tidak hanya pada siang hari tetapi juga pada waktu tidur.
Membatasi Porsi Makan
Para pasien yang saya praktikkan puasa intermiten memberi tahu bahwa mereka terkejut dengan hasil betapa cepatnya tubuh menyesuaikan diri dengan pembatasan makan secara berkala.
Sebagian besar mengatakan bahwa keinginan lapar mereka mereda dengan cukup cepat, dan mereka tidak ingin makan berlebihan, atau menikmati banyak makanan 'makanan ringan' yang tidak sehat, selama waktu non-puasa.
Baca Juga: Bahaya Mengonsumsi MSG Berlebih, Mulai dari Sakit Kepala Sampai Kerusakan Otak