Selanjutnya puasa menurunkan kadar gula darah. Peningkatan gula darah dikaitkan dengan pengosongan lambung yang tertunda terutama pada pasien diabetes.
Pengosongan lambung yang tertunda meningkatkan frekuensi dan durasi refluks asam.
Puasa juga menurunkan resistensi insulin. Resistensi insulin yang menurun mendorong penurunan berat badan.
Penurunan berat badan pada pasien GERD yang kelebihan berat badan dikaitkan dengan penurunan mulas dan refluks asam.
Namun, semua itu sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Menurut dr. Sinta, menjalankan puasa bagi penderita GERD tidaklah berbahaya. Justru malah dapat menyembuhkan. Asal, puasa dilaksanakan secara baik dan benar.
Ketika berpuasa saluran pencernaan diberi kesempatan untuk beristirahat. Di saat tidak beroperasi, alat pencernaan pun dapat memperbaiki diri.
Baca Juga: Makanan dan Minuman Ini Sebaiknya Tidak Dijadikan Menu Sarapan, Bisa Bikin GERD Kumat