Find Us On Social Media :

10 Pertanyaan Diabetes Pada Anak yang Sering Ditanyakan Orangtua

Kejadian diabetes pada anak jumlahnya terus meningkat, tidak hanya di dunia namun juga di Indonesia.

 

GridHEALTH.id - Jika selama ini banyak yang mengira bahwa diabetes hanya terjadi pada kelompok usia dewasa, nyatanya siapapun bisa mengalami kadar gula tinggi, bahkan pada anak-anak.

Hal ini disampaikan oleh Jose Rizal Latief Batubara dari Divisi Endokrinologi Anak FKUI-RSCM dikutip oleh Kompas.com (15/11/2021).

“Selama ini kita berpikir kalau diabetes terjadi pada orang tua, ibu-ibu, bapak-bapak, tapi ternyata pada anak banyak sekali. Yang terdaftar secara resmi kepada kami sekitar 2000-an kasus,” kata Jose.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Cut Putri Arianie yang turut hadir sebagai narasumber bahwa perubahan tren penyakit menyebabkan Penyakit Tidak Menular yang salah satunya diabetes kini terjadi diusia produktif.

“Tren penyakit tidak menular meningkat diusia 10-14 tahun, kalau dulu penyakit orang tua, sekarang bukan lagi. Yang terkena sekarang bukan hanya orangtua, tapi usia produktif,” kata Cut.

Menurut Jose, kejadian diabetes melitus pada anak jumlahnya terus meningkat, tidak hanya di dunia namun juga di Indonesia.

Baca Juga: Meningkat, Diabetes Pada Anak-anak, Waspadai Tanda dan Gejalanya

Baca Juga: Sophia Latjuba Jalani Operasi Lipoma, Ini Gejala yang Dirasakan

Di dunia, hampir 70 ribu kasus setiap harinya, sedangkan di Indonesia hampir setiap hari dan setiap bulan ada kasus baru.

Dikutip dari American Diabetes Association (ADA), menjadi orangtua dari anak yang menyandang diabetes bukan hal mudah. Orangtua ingin mereka memiliki kehidupan normal tetapi  juga ingin anaknya aman.

Dr Shalini Jaggdi, konsultan senior diabetologi di ADA mengatakan, ada 10 pertanyaan umum yang kerap ditanyakan orangtua untuk membantu anaknya mengelola penyandang diabetes;

1. Jenis diabetes apa yang dapat diderita anak-anak?

Anak-anak dan remaja biasanya menderita diabetes tipe 1 tetapi karena obesitas yang meningkat pada masa kanak-kanak dikombinasikan dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak, diabetes tipe 2 juga mulai mempengaruhi mereka.

2. Mengapa anak-anak bisa menderita diabetes?

Diabetes tipe 1 terjadi ketika pankreas berhenti memproduksi insulin yang memicu reaksi auto-imun dalam tubuh. Hal ini menyebabkan penghentian total produksi insulin dalam tubuh.

Sebaliknya, diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh, meskipun memproduksi insulin, tidak dapat menggunakannya dengan semestinya karena resistensi insulin.

Resistensi ini terutama terjadi karena obesitas di mana sel-sel lemak tidak memungkinkan insulin bekerja dengan baik.

Baca Juga: Kanker Kulit Melanoma dan Non-Melanoma Apa Bedanya? Ini Penjelasan Ahli

Baca Juga: Ingin Segera Berhenti Merokok, Stop Mengkonsumsi Minuman

3. Bagaimana cara mendiagnosisnya? Tanda-tanda apa yang harus diperhatikan orangtua?

Jika orangtua memperhatikan produksi urine yang berlebihan, nafsu makan dan penurunan berat badan, rasa haus meningkat atau anak mudah lelah, ia harus diperiksa untuk diabetes. Ini didiagnosis dengan mencari kadar gula darah tinggi dan dengan tes urine.

4. Seberapa sering seorang anak penderita diabetes harus mengunjungi dokter?

Idealnya, seorang anak harus mengunjungi dokter sebulan sekali. Jika tidak memungkinkan setiap bulan, minimal 2-3 bulan sekali wajib. Namun, jika terjadi penyakit atau cedera, anak tersebut harus segera dibawa ke dokter.

5. Apakah pengobatannya sama untuk orang dewasa dan anak-anak?

Ya, sebagian besar obatnya sama. Namun, ada beberapa obat yang tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan petunjuk konsultasi ahli diabetes harus diikuti dengan benar.

6. Apa hal pertama yang perlu dilakukan orangtua untuk anak penyandang diabetes?

Orangtua harus menunjukkan gaya hidup yang lebih rutin dan disiplin untuk anak mereka. Kadar gula darah harus diukur minimal 2-3 kali sehari.

Menjaga pola makan yang baik sangat penting dan pada pasien Tipe 1, penyuntikan insulin pada waktu yang tepat harus dilakukan.

7. Apakah seorang anak penyandang diabetes dapat hidup dengan normal, misalnya apakah ia dapat berpartisipasi dalam aktivitas fisik?

Diabetes seharusnya tidak menghalangi anak untuk melakukan olahraga apa pun. Hanya saja, perlu ada koordinasi yang lebih baik dalam rezim diet-exercise-play.

Baca Juga: Berita Kesehatan Diabetes: Cokelat dan Daging Sapi Bantu Kontrol Gula Darah Untuk Penderita Diabetes

Baca Juga: Kanker Usus Besar Serang Usia Muda, Ini Gejala dan Cara Mencegah

8. Tindakan pencegahan apa yang harus dilakukan orangtua jika anak mereka yang menyandang diabetes terluka saat bermain?

Luka harus segera dicuci dengan air, kemudian Betadine atau krim antiseptik lainnya harus dioleskan di lokasi luka. Jika suntikan tetanus diperlukan, harus segera diberikan. Jika lukanya parah, harap kunjungi dokternya.

9. Bagaimana dengan minum jus buah atau soft drink?

Jus dan soft drink sebaiknya dihindari karena mengandung gula rafinasi yang dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh anak.

Sebaliknya, buah utuh harus dimakan karena mengandung serat yang membantu menurunkan beban glikemik.

Baca Juga: Penyandang Kanker di Dunia Jumlahnya Meningkat, Ketahui Gejalanya

Baca Juga: Antibiotik Alami ; Singkirkan Infeksi Bakteri dengan Aneka Makanan Ini

10. Apa yang dapat dilakukan orangtua untuk memuaskan hasrat manis anak penyandang diabetes?

Banyak makanan bebas gula seperti selai, kue kering, cokelat tersedia di pasar yang dapat diberikan kepada anak untuk memuaskan keinginannya yang manis. Namun, harus diingat bahwa ini juga tidak boleh berlebihan. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL