GridHEALTH.id - Ikan gabus untuk penyandang diabetes, memang masih kurang populer.
Sebab ikan gabus pun bukan ikan populer yang dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Ikan gabus hanya populer dipecinta kuliner ikan, juga mereka yang memiliki penyakit krnonis, semisal luka diabetes..
Semakin kurang populer karena ikan gabus saat ini terbilang langka, dan sulit untuk dibudidayakan.
Karenanya, ikan gabus yang banyak dijumpai di pasar, umumnya hasil penangkapan di alam liar.
Ikan habus sendiri adalah dari keluarga ikan genus Channa, yang hidup diperairan rawa-rawa.
Untuk harga ikan gabus di pasaran, beragam.
Baca Juga: 5 Solusi Sukses Mampu Rutin Olahraga di Pagi Hari, No 5 Penyemangat
Ikan gabus dengan ukuran lebih dari 500 gram/ekor dapat mencapai Rp. 30.000/kg sedangkan ikan gabus dengan ukuran lebih kecil dapat dijual dengan harga Rp. 15-20 ribu/kg.
Harga tersebut bisa lebih mahal atau lebih murah, tergantung musim tangkapan, daerah dimana kita tinggal.
Ikan gabus (Channa striata) diketahui memiliki kandungan protein yang tinggi dan diketahui dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan antihiperglikemik maupun antidiabetes.
Kadar protein dalam 100 gram ikan gabus, melansir Jurnal Penelitian Perawat Profesional dalam arikel ilmiah 'Efektivitas Ekstrak Ikan Gabus sebagai Antihiperglikemik' yang ditulis oleh Firinda Soniya dan Milatul Fauziah dari Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, disebutkan dapat mencapai 25.2%.
Baca Juga: 8 Tanda Usus Bermasalah, Bisa Turunkan Imunitas Tubuh
Lebih jelasnya, terdapat 15 jenis asam amino yang ditemukan pada protein ikan gabus yang meliputi 9 jenis asam amino esensial berupa histidin, treonin, arginin, metionin, valin, fenialanin, leusin, isoleusin, dan lisin.
Arginin bekerja dengan meningkatkan fungsi sel beta, meningkatkan pengeluaran energi dan sensitivitas insulin.
Sedangkan leusin bekerja dalam transkripsi gen dan sintesis protein pada sel beta pankreas.
Baca Juga: Bisa Jadi Alternatif Pilihan, Ini Dia 6 Keunggulan Telur Bebek
Kandungan senyawa albumin pada ikan gabus juga dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan pada sel beta pankreas.
Selain ikan gabus, menurut Majalah Farmasetika Undap dalam artikel ilmiah 'Efektivitas Suplementasi Ekstrak Daging Ikan Bujuk (Channa Lucius) dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Diabetik', disebutkan ikan bujuk pun yang harga ekonominya lebih mahal dari ikan gabus dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus diabetik.
Suplementasi ekstrak ikan bujuk efektif mempercepat penyembuhan luka diabetik, yang ditunjukkan dengan makin cepatnya pengurangan luas luka dan makin pendeknya waktu epitelialisasi sempurna.
Baca Juga: 4 Tanda Anak Mengalami Masalah Kesehatan Mental, Orangtua Wajib Sensitif
Namun demikian, suplementasi ekstrak ikan bujuk tidak menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetik.
Hal ini menunjukkan bahwa percepatan penyembuhan luka yang disebabkan oleh suplementasi ekstrak ikan bujuk bukan disebabkan oleh penurunan kadar glukosa darah tikus diabetik.
Untuk diketahui, penyakit diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan meningkatkan kadar glukosa darah atau penderita dalam kondisi hiperglikemik.
Baca Juga: Kehamilan Nagita Slavina, di Trimester Pertama Jalani Test NIPT
Jumlah penderita diabetes melitus di dunia mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Laporan WHO pada tahun 2015 menunjukkan 422 juta orang mengalami kondisi diabetes melitus.
Indonesia merupakan negara dengan penderita diabetes tertinggi ke-7 di dunia dengan prevalensi kasus pada tahun 2016 sebesar 12.2 juta orang.(*)
Baca Juga: Kebingungan Saat Balitanya Sembelit, Dokter Terkenal juga Penyiar Kena Skak Warganet