Find Us On Social Media :

Lansia Rentan Terinfeksi TBC, Lebih Gawat Jika Ada Komorbid, BIsa Kebal Obat TB

Penyakit TBC pada lansia.

GridHEALTH.id - TBC atau tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami masyarakat Indonesia.

Hal itu seperti yang dilaporkan oleh data WHO pada 2019, dimana lebih dari 800 ribu kasus baru TBC terjadi di Indonesia per tahunnya.

Berbicara mengenai penyakit ini, umumnya TBC memang menyerang kelompok usia produktif yakni 15 hingga 55 tahun karena mobilitas pada usia tersebut lebih tinggi.

Tapi tahukah, kelompok usia lebih dari 55 tahun alias orang lanjut usia (lansia) juga ternyata lebih rentan terhadap infeksi TBC.

Hal ini seperti dijelaskan oleh Dr Low Su Ying, Konsultan Senior, Departemen Pengobatan Pernapasan dan Perawatan Kritis, Rumah Sakit Umum Singapura (SGH) yang dilansir dari laman healthxchange.sg.

Menurutnya lansia lebih rentan terhadap penyakit TBC lantaran umumnya kondisi kekebalan tubuh mereka sudah menurun.

Kerentanan ini juga bisa bertambah karena lansia memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Baca Juga: Konsumsi Makanan Ini Bisa Bantu Proses Penyembuhan Pengidap TBC

“Pada kebanyakan orang, sistem kekebalan tubuh mereka yang sehat mampu melawan infeksi bakteri. Tetapi tidak demikian pada orang tua yang memiliki kekebalan yang lemah,” kata Dr Low.

“Kematian pada lansia biasanya bukan karena TB itu sendiri. Sebaliknya, mereka cenderung terjadi karena kondisi lain seperti penyakit jantung iskemik atau gagal ginjal,” lanjutnya.

TBC pada lansia akan jauh lebih berbahaya ketika mereka memiliki komorbid paru.

Kondisi ini disebut TBC ekstra atau sakit ekstra paru, ini terjadi ketika fungsi paru penderita sudah tidak optimal lagi, dan disertai atau didahului dengan penyakit bawaan lainnya yang membuat daya tahan tubuh kelompok lansia menurun drastis dan menjadi kebal obat TB.

Pada orang tua, sistem kekebalan mengalami pelemahan bertahap seiring bertambahnya usia, suatu kondisi yang dikenal sebagai immunosenescence.

Mereka juga cenderung tidak bugar dan sehat seperti orang yang lebih muda, terutama jika mereka tinggal sendiri.

“Menjaga kebugaran dan memastikan nutrisi yang baik mungkin adalah cara terbaik bagi orang tua untuk memastikan sistem kekebalan mereka baik-baik saja,” kata Dr Low.

Kematian bisa terjadi jika penyakit ini tidak terdeteksi sejak dini.

“Akses dini dan memadai ke perawatan kesehatan melalui dokter perawatan primer mereka sangat penting bagi orang tua,” tambahnya.

Sebagai langkah antisipasi, penting bagi kita terutama lansia menjaga kesehatan paru-paru.

Baca Juga: Fakta Tuberkulosis atau TBC di Indonesia, Sudah Ada Sejak Abad-8

Dilansir dari rspondokindah.co.id (13/3/2020), lakukan hal-hal berikut ini untuk menjaga paru tetap sehat, khususnya untuk para lansia:

- Menjaga daya tahan tubuh.

- Menjaga jarak dengan keluarga yang sudah terinfeksi, karena keluarga berisiko tujuh kali lipat menularkan infeksi ke sanak keluarga yang masih sehat.

- Menjaga nutrisi yang cukup.

- Mengonsumsi vitamin D dan mendapat sinar matahari pagi yang cukup.

- Banyak bergerak. Bila lansia masih dapat aktif maka sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik setiap harinya

Bila sedang berobat TB, disarankan untuk memiliki pendamping atau Pengawas Menelan Obat (PMO) agar dapat dibantu mencatat waktu minum obatnya, sehingga proses pengobatan dapat optimal dan selesai tepat waktu

Kepatuhan minum obat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pengobatan infeksi TB.

Konsultasikan kondisi ke dokter spesialis paru dan pernapasan bila kita atau orangtua memiliki gejala TB atau mengalami kesulitan dalam proses menjalani pengobatan TB.(*)

Baca Juga: Pengobatan Tuberkulosis (TBC), Habiskan Obatnya Agar Putus Penularan

#berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL