Find Us On Social Media :

Kekurangan Protein Selama Kehamilan Berisiko Timbulkan Masalah Ginjal Pada Anak Kelak, Studi

Ibu hamil kekurangan protein berpengaruh pada kondisi ginjal anaknya.

GridHEALTH.id - Makan makanan bergizi selama kehamilan penting untuk perkembangan bayi dan mengurangi gejala kehamilan yang tidak menyenangkan seperti kelelahan dan mual di pagi hari.

Seorang wanita hamil membutuhkan lebih banyak nutrisi tertentu seperti protein, zat besi, asam folat, kalsium, vitamin D dan yodium untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat.

Nutrisi yang tidak memadai selama kehamilan dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi ibu dan bayinya.

Malnutrisi ibu terkait dengan risiko yang lebih tinggi dari anemia gestasional, hipertensi, keguguran dan kematian janin, kelahiran prematur dan bahkan kematian ibu.

Penelitian juga mengaitkan kurangnya asupan protein selama kehamilan dengan bayi yang lahir dengan berat badan kurang dan lebih rentan untuk mengembangkan masalah ginjal.

Hal ini diketahui oleh para peneliti di Obesity and Comorbidities Research Center (OCRC) yang berafiliasi dengan Universitas Campinas (UNICAMP) di negara bagian Sao Paulo, Brasil.

Baca Juga: Lebih Suka Gorengan, Akibatnya Masyarakat Indonesia Masih Banyak Kekurangan Protein Seperti Ruben Onsu, Ini Cara Mendapatkan Protein yang Murah dan Sehat

Baca Juga: 5 Tanda Ketidaksuburan Ini Ternyata Sering Diabaikan Para Wanita

Dalam hasil penelitian mereka yang diterbitkan di PLOS ONE, para peneliti mencatat bahwa antara 10% dan 13% dari populasi dunia menderita penyakit ginjal kronis, hilangnya fungsi ginjal secara bertahap yang tidak dapat diubah yang terkait dengan tekanan darah tinggi dan gangguan kardiovaskular.

Berbagai penyebabnya disebutkan, antara lain asupan protein rendah selama kehamilan cenderung menyebabkan penurunan 28% dalam jumlah nefron keturunan, struktur yang menyaring darah di ginjal.

Ginjal yang sehat memiliki sekitar satu juta nefron. Overloading nefron yang dihasilkan memiliki beberapa konsekuensi.

Untuk memahami pada tingkat molekuler apa yang memicu pengurangan jumlah nefron, para peneliti menganalisis ekspresi miRNA dan gen target pada ginjal janin (metanefros) tikus pada usia kehamilan 17 hari.

MicroRNAs (sering disebut miRNAs) adalah RNA non-coding kecil yang mengatur ekspresi gen.

Sementara sekelompok tikus diberi diet protein biasa (17% dari asupan kalori harian), kelompok lain diberi diet rendah protein (6%) selama kehamilan.

Setelah analisis ginjal janin pada kedua kelompok, para peneliti menemukan perubahan pada 44 miRNA, tujuh di antaranya pada gen yang terkait dengan proliferasi dan diferensiasi sel yang penting untuk perkembangan nefron.

Baca Juga: Suplemen Zinc Untuk Terapi Tambahan Covid-19, Berapa Dosis yang Tepat?

Baca Juga: Ini Dia, 5 Latihan Sederhana Bakal Bikin Langsing Dalam Satu Bulan!

Selanjutnya, sekuensing genetik, imunohistokimia dan analisis morfologi menunjukkan bahwa pembatasan protein ibu mengubah ekspresi miRNA dan protein yang terlibat dalam perkembangan ginjal sejak hari ke-17 kehamilan.

Ini menambah bukti bahwa penurunan jumlah nefron bukanlah efek genetik tetapi efek epigenetik (perubahan ekspresi gen karena faktor lingkungan seperti stres, paparan racun atau malnutrisi, antara lain). Dalam kasus ini, ekspresi gen diubah oleh stres hipoproteinemia, kata para peneliti.

Disarankan ibu hamil dan menyusui perlu mendapatkan sekitar 71 gram protein per hari yang kira-kira 25 gram lebih banyak daripada mereka yang tidak hamil atau menyusui.

Tidak makan cukup protein selama kehamilan juga dapat membuat berat badan  bertambah, dan ibu hamil akan merasa lebih sulit dalam menjaga kadar gula darah serta membuatnya lebih rentan terhadap penyakit.

Harap diketahui, protein sangat penting untuk pertumbuhan bayi selama kehamilan.

Baca Juga: 5 Panduan Pola Makan Sehat Untuk Warga Lansia Penyandang Diabetes

Baca Juga: Ajakan Setop Membaca Berita Tentang Covid-19 Bisa Membahayakan Publik

Jadi, pastikan ibu hamil mendapatkan nutrisi yang cukup selama kehamilannya. Sumber protein yang baik termasuk daging tanpa lemak, unggas, ikan, dan telur. Pilihan lain termasuk kacang dan kacang polong, kacang-kacangan, biji-bijian dan produk kedelai. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL