GridHEALTh.id - Minyak jelantah adalah minyak goreng sisa atau bekas menggoreng makanan.
Minyak jelantah diaktegorikan sebagai limbah produksi bukan pangan.
Meski bukan tupoksi BPOM RI, namun ditegaskan jika jelantah tidak layak dikonsumsi sebagaimana minyak goreng biasa oleh masyarakat.
Sejumlah negara telah memiliki regulasi terkait penggunaan minyak jelantah secara jelas.
Di Eropa misalnya, telah ditetapkan bahwa jumlah maksimal total polarized material (TPM) yang terkandung dalam minyak goreng berada di kisaran 24%--27%.
Jika telah mencapai kadar tersebut, maka minyak goreng yang bersangkutan harus dibuang karena masuk kategori minyak jelantah, dan harus diganti dengan minyak goreng baru.
Di Taiwan, menurut Kontan.co.id (24/6/2021), lewat Waste Management Act yang berlaku sejak 2015, negara tersebut telah melarang penggunaan waste cooking oil (WCO) masuk dalam rantai pangan.
WCO hanya digunakan sebagai biodiesel dan bio-based product.
Tak hanya itu, Food Safety and Standards Authority of India telah melarang penggunaan minyak goreng di India dengan kandungan total polar compound (TPC) lebih dari 25%.
TPC sendiri terbentuk akibat penggunaan minyak goreng berulang.
Baca Juga: Gegara Lip Tint Bibir Gadis Cantik Bengkak, Ini 3 Risiko Terlalu Sering Menggunakannya
Untuk diketahui, pada 2019 konsumsi minyak goreng Indonesia menghasilkan 13 juta ton minyak jelantah.
Angka ini cukup besar, sebab di Uni Eropa menghasilkan 22,7 juta ton, Amerika menghasilkan 16 juta ton dan dan India 23 juta ton.
Karennya menurut Tenny Kristiana, Peneliti The International Council for Clean Transportation (ICCT), melansir tractionenergy.asia (11/1/2021), jika ada regulasi yang mewajibkan pengumpulan minyak jelantah dan kemudian digunakan sebagai bahan baku biodiesel, risiko daur ulang minyak jelantah untuk digunakan kembali sebagai minyak goreng akan berkurang.
Hal ini tentu akan mengurangi potensi timbulnya penyakit neurodegeneratif seperti stroke, alzheimer, parkinson dan huntington; hipertensi; penyakit kardiovaskular; penyakit jantung; kerusakan sistem gastrointestinal; serta kerusakan fungsi ginjal dan hati akibat dari penggunaan minyak jelantah secara berulang kali untuk menggoreng makanan.
Baca Juga: Cara Penggunaan Susu Kental Manis yang Benar, Untuk Anak 1 Tahun ke Bawah Tidak Direkomendasikan
Berikut sejumlah bahaya minyak jelantah bagi kesehatan, dilanasir dari HelloSehat (12/4/2021). 1. Infeksi bakteri
Minyak yang sudah dipakai berkali-kali akan jadi sarang untuk perkembangbiakan berbagai jenis bakteri. Salah satunya yaitu Clostridium botulinum, bakteri penyebab penyakit botulisme.
Bakteri-bakteri tersebut akan makan dari partikel dan remah-remah sisa gorengan yang ada pada panci atau minyak.
Maka itu, menggoreng dengan minyak bekas pun akan membuat kita lebih rentan kena infeksi bakteri. 2. Meningkatkan risiko kanker
Selain bakteri, minyak jelantah juga jadi sumber radikal bebas. Radikal bebas akan ikut terserap ke dalam makanan yang digoreng, masuk ke dalam tubuh, dan menyerang sel-sel dalam tubuh. Zat tersebut akan menjadi karsinogen penyebab kanker.
Baca Juga: 3 Hal Baik Pada Kehamilan yang Sering Disebut Berbahaya, Jangan Salah kaprah Lagi Ya
Semakin sering menggoreng dengan minyak jelantah, makin banyak pula radikal bebas yang menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan mutasi gen.
Sel dalam tubuh Anda pun lebih rentan berubah jadi sel kanker. 3. Meningkatkan risiko penyakit degeneratif
Menurut penelitian oleh para ahli dari University of the Basque Country di Spanyol, minyak jelantah mengandung senyawa organik aldehid. Senyawa ini diketahui dapat berubah menjadi zat karsinogen dalam tubuh manusia.
Selain itu, aldehid bisa memicu penyakit degeneratif. Contoh beberapa penyakitnya yaitu penyakit jantung, penyakit Alzheimer, dan penyakit Parkinson. 4. Kelebihan berat badan atau obesitas
Bahaya minyak jelantah yang tak disadari yaitu kadar kalori dan lemak trans yang akan terus meningkat.
Baca Juga: PPKM Diperpanjang Hingga 20 September, Luhut; Ada Pengetatan, Umumkan Sistem Ganjil Genap Kendaraan
Menurut penelitian dalam jurnal Food Chemistry pada 2016, minyak zaitun yang bebas lemak trans pun akhirnya akan menghasilkan lemak trans setelah dipakai menggoreng berkali-kali.
Kalori dan lemak trans yang berlebihan akan memicu kelebihan berat badan, bahkan sampai terkena kondisi obesitas.
Obesitas sendiri bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti penyakit diabetes dan penyakit jantung.
Jadi kita harus menghindari mengolah makanan dengan minyak jelantah.
Tapi minyak jelantah baik jika digunakan untuk 7 hal berikut;
"Minyak jelantah dapat dimanfaatkan menjadi berbagai hal dari yang masif seperti biodiesel hingga seperti sabun mandi untuk sehari-hari," kata Co-founder Jelantah4Change, Fitri Febriyanti dalam webinar bertajuk A-Z tentang Minyak Jelantah (20/3/2021), dilansir dari Merdeka.com (24/4/2021).
1. Bahan baku membuat sabun
Minyak jelantah bisa diolah menjadi sabun. Mau mencobanya mudah, banyak tutorialnya di internet.
2. Bahan bakar lampu minyak
Gunakan minyak jelantah untuk bahan bakar lampu minyak buat keadaan darurat. Pada dasarnya, segala bentuk minyak jelantah dapat digunakan sebagai bahan bakar lampu minyak, terutama lampu yang berbahan bakar minyak sayur.
3. Diolah menjadi biodiesel
Pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel tentunya sulit dilakukan di rumah tangga.
Namun minyak jelantah memang menjadi bahan pokok dalam pembuatan biofuel, terutama biodiesel.
Biodiesel sendiri merupakan alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak bumi.
4. Diolah menjadi pakan ternak
Baca Juga: 5 Manfaat Kesehatan Daun Kemangi yang Khasiatnya Bikin Kaget
Minyak jelantah juga bisa diolah menjadi pakan ternak. Ini juga sulit dilakukan di rumah tangga, karena prosesnya lebih rumit daripada sekadar membuat sabun.
Proses ini dilakukan oleh produsen pakan ternak dengan mendaur ulang minyak jelantah dan lemak hewan untuk dijadikan bahan campuran pakan.
5. Membersihkan noda cat minyak
Cat minyak atau noda spray paint yang sulit dibersihkan dari kulit bisa diluruhkan dengan minyak jelantah. Tidak perlu repot mencari minyak tanah.
6. bahan pelumas peralatan rumah tangga
Minyak jelantah juga bisa dimanfaatkan sebagai pelumas darurat untuk peralatan rumah tangga berbahan logam atau engsel.
Baca Juga: Sering Pakai Masker Bikin Bibir Kering, 5 Bahan Alami Ini Mampu Hilangkan Bibir Pecah-pecah
7. Menjadikan peralatan makan dari kayu berkilau
Buat keperluan foto, peralatan makan kayu harus terlihat berkilau agar cantik saat diabadikan dengan kamera.
Biasanya, piring, sendok, atau garpu berbahan kayu begini disarankan untuk dipoles dengan lilin lebah (beeswax).
Namun kita juga bisa menggunakan minyak jelantah sebagai bahan polesan darurat.
Setelah selesai segera cuci kembali peralatan makan sesudah pemotretan agar tidak ditumbuhi jamur.(*)
Baca Juga: 5 Penyebab Mister P Sulit Ereksi Meski Sudah Dirangsang, Jangan Kaget