Find Us On Social Media :

Mengapa Diabetes Tipe 2 Menyebabkan Kaki Mati Rasa? Ini Alasannya

Mati rasa yang terjadi pada kaki merupakan dampak dari diabetes yang tidak terkontrol.

 

GridHEALTH.id - Mati rasa di kaki adalah gejala neuropati atau kerusakan saraf, salah satu komplikasi jangka panjang yang paling umum dari diabetes tipe 2. Neuropati disebabkan oleh kontrol gula darah yang buruk yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

"Semakin tinggi gula darah dan semakin lama tetap tinggi, semakin besar kemungkinan orang tersebut mengembangkan neuropati," kata Joel Zonszein, MD, direktur Pusat Diabetes Klinis di Rumah Sakit Universitas Albert Einstein College of Medicine, Montefiore Health Sistem di Bronx, New York.

“Saraf yang terpengaruh oleh gula tinggi cenderung menjadi saraf terpanjang di tubuh,” jelas Dr. Zonszein.

Saraf ini bergerak dari tulang belakang ke jari kaki, itulah sebabnya kaki terpengaruh sebelum lengan atau tangan. Neuropati diabetik juga cenderung bilateral sehingga kedua kaki akan terpengaruh sama.

Jika gula darah tetap tidak terkontrol dengan baik, itu dapat menyebabkan komplikasi serius.

Pada kaki, neuropati diabetik tidak hanya dapat menyebabkan mati rasa tetapi juga nyeri dan cedera.

Baca Juga: Kenali Gejala Neuropati Perifer Diabetik, Ketika Tubuh Mati Rasa

Baca Juga: Waspadai Infeksi Daerah Operasi Agar Bisa Mempercepat Penyembuhan

Ini dapat mengubah bentuk kaki, mengubah bentuknya sehingga tidak lagi cocok dengan sepatu biasa.

Ini juga dapat mengeringkan dan merusak kulit,menyebabkan kapalan dan borok pada kaki, dan mengganggu sirkulasi.

Mati rasa juga membuat sulit untuk mengetahui apakah ada luka atau cedera yang dapat meningkatkan risiko infeksi dan amputasi.

Orang dengan diabetes juga memiliki peningkatan risiko amputasi. Pada tahun 2010, sekitar 73.000 amputasi tungkai bawah non-traumatik dilakukan pada orang dewasa (20 tahun atau lebih) yang didiagnosis menyandang diabetes, menurut American Diabetes Association.

Kabar baiknya adalah bahwa sebagian besar amputasi dapat dicegah jika kita mengelola diabetes dengan baik, merawat kaki kaki dengan baik, dan memakai alas kaki yang tepat.

Jika kita memiliki masalah peredaran darah atau telah didiagnosis menyandang neuropati, kita akan mendapat arahan yang tepat dari ahli penyakit kaki serta ahli endokrinologi.

Jika khawatir kita  mungkin menyandang neuropati atau jika mengalami kemerahan, retak, nanah, borok, atau tanda-tanda infeksi lain di kaki,, Zonszein menyarankan untuk segera menemui dokter.

Baca Juga: Healthy Move, Ini Manfaat Mengajarkan Berenang Pada Bayi Sejak Dini

Baca Juga: Sama-sama Bikin Gatal di Rambut, Ini Cara Membedakan Ketombe dan Kutu

Cara paling efektif untuk mencegah atau menunda kerusakan saraf diabetes adalah dengan menjaga kontrol gula darah dengan baik.

"Mengontrol tekanan darah dan kolesterol juga penting. Lipid dapat memiliki efek tidak langsung pada neuropati,” kata Zonszein.

Dia juga menekankan pentingnya olahraga dan diet sehat, dan menjaga berat badan yang sehat yang secara langsung akan berdampak pada kesehatan kardiovaskular dan kolesterol  secara keseluruhan.

"Pasien yang kelebihan berat badan atau obesitas cenderung mengembangkan lebih banyak neuropati dan lebih banyak masalah rematik dan nyeri di kaki mereka karena berat badan ekstra," tambahnya.

Terakhir, dokter mungkin juga ingin memeriksa untuk memastikan Anda tidak kekurangan vitamin B.

Salah satu obat yang paling umum digunakan untuk mengobati diabetes, Metformin, dapat menyebabkan kekurangan asam folat dan vitamin B-12 pada sekitar 10% orang yang meminumnya, Zonszein memperingatkan.

Baca Juga: Healthy Move, 7 Manfaat Latihan Sepeda Statis Tak Cuma Membakar Kalori

Baca Juga: Pepaya, Buah Terbaik Teman Diabetes Untuk Kontrol Gula Darah

Sementara mempertahankan kontrol gula darah yang baik dapat membantu mencegah atau menunda neuropati, tidak ada obat untuk saraf yang rusak untuk jangka waktu yang lama; obat-obatan yang tersedia hanya mengobati gejala dan memperlambat perkembangan penyakit.

Namun, para peneliti telah melihat beberapa hasil yang menjanjikan dalam penelitian terbaru dengan tikus.

 Baca Juga: 6 Tips Untuk Peregangan yang Aman Guna Terhindar Dari Risiko Cedera

Baca Juga: 5 Gejala Dini Peringatan Bahwa Asam Urat Sudah Ada di Tubuh Kita

Salah satu yang diterbitkan dalam Journal of Neurophysiology edisi Juli 2015 menunjukkan bahwa minyak ikan (khususnya asam lemak omega-3) dapat membantu membalikkan atau memperlambat perkembangan neuropati diabetik. (*)