Find Us On Social Media :

Polusi Udara Membuat Pandemi Covid-19 Semakin Parah, Virus Corona dan Lainnya Semakin Mudah Menginfeksi Manusia

Polusi Udara sangat berdampak buruk bagi pasien Covid-19.

GridHEALTH.id - Paparan polusi udara yang terjadi dapat memperparah penularan Covid-19 dan meningkatkan risiko infeksi dan peyakit lainnnya.

Hal itu diungkap sebuah penelitian yang di publish di Journal Environment Health Perspectives seperti dilansir dari laman business-standard.com (18/11/2021).

Dimana penelitian yang dilakukan di Spanyol tersebut menunjukan paparan jangka panjang polusi udara dikaitkan dengan peningkatan risiko pengembangan Covid-19 di antara orang-orang yang terinfeksi virus.

Temuan ini juga memberikan bukti lebih lanjut tentang manfaat kesehatan dari mengurangi polusi udara, dan menyoroti pengaruh faktor lingkungan pada penyakit menular.

Dalam penelitiannya disebutkan bahwa polusi udara dapat mendukung penularan virus melalui udara termasuk Covid-19, atau dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi atau penyakit.

Untuk membuktikannya, peneliti mengukur serangkaian antibodi spesifik virus dalam sekelompok orang dewasa yang tinggal di Catalonia dengan informasi tentang paparan jangka panjang individu tersebut terhadap polutan udara seperti nitrogen dioksida (NO2), partikel kecil (PM2.5), hitam karbon dan ozon.

Baca Juga: Tidak Saja Anti Air, Daun Talas Menolak Bala Penyakit Bagi yang Rutin Mengonsumsinya

Sampel darah dari lebih dari 4.000 peserta juga diambil untuk menentukan keberadaan dan jumlah antibodi IgM, IgA dan IgG terhadap lima antigen virus, yang menyebabkan tubuh membuat respons imun terhadapnya.

Dari jumlah tersebut, 18 persen memiliki antibodi spesifik virus, tetapi tidak ada hubungan yang ditemukan antara infeksi dan paparan polutan udara, kata para peneliti.

Namun, di antara mereka yang terinfeksi, ditemukan hubungan antara paparan NO2 dan PM2.5 yang lebih tinggi dan peningkatan kadar IgG spesifik untuk lima antigen virus, yang merupakan indikasi beban virus dan keparahan gejala yang lebih tinggi.

Untuk total populasi penelitian yang terdiri dari 9.605 peserta, ditemukan hubungan antara paparan yang lebih tinggi terhadap NO2 dan PM2.5 dan penyakit, terutama untuk kasus parah yang berakhir di rumah sakit atau perawatan intensif.

Karenanya masyarakat diimbau untuk peduli kembali dalam mengurangi tingkat polusi udara, terang peneliti.

Sementara itu terkait bahaya polusi udara, dilansir dari nationalgeographic.org, bahwa orang yang terpapar olehnya akan mengalami berbagai efek kesehatan dikemudian hari.

Baca Juga: Ciri-ciri Seseorang Mengalami Prediabetes, Kondisi Sebelum Positif Diabetes

Efek buruk tersebut dapat dipecah menjadi efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Efek jangka pendek, yang bersifat sementara, termasuk penyakit seperti pneumonia atau bronkitis.

Mereka juga termasuk ketidaknyamanan seperti iritasi pada hidung, tenggorokan, mata, atau kulit. Polusi udara juga dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, dan mual.

Bau busuk yang dibuat oleh pabrik, sampah, atau sistem saluran pembuangan juga dianggap sebagai polusi udara. Bau ini kurang serius tetapi tetap tidak menyenangkan.

Baca Juga: Bolehkah Langsung Minum Paracetamol Setelah Vaksin Covid-19? Ini Jawabannya

Efek kesehatan jangka panjang dari polusi udara termasuk penyakit jantung, kanker paru-paru, dan penyakit pernapasan seperti emfisema.

Polusi udara juga dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada saraf, otak, ginjal, hati, dan organ tubuh manusia lainnya.

Beberapa ilmuwan menduga polusi udara menyebabkan cacat lahir.

Hampir 2,5 juta orang meninggal di seluruh dunia setiap tahun akibat efek polusi udara luar atau dalam ruangan yang buruk.

Orang bereaksi berbeda terhadap berbagai jenis polusi udara.

Baca Juga: Tidak Saja Anti Air, Daun Talas Menolak Bala Penyakit Bagi yang Rutin Mengonsumsinya

Anak-anak dan lansia, yang sistem kekebalannya cenderung lebih lemah, seringkali lebih sensitif terhadap polusi.

Kondisi seperti asma, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru dapat diperburuk oleh paparan polusi udara.(*)

Baca Juga: Setiap Tahun Polusi Udara Membunuh 7 Juta Manusia, WHO Beri Peringatan