Sudah Menikah Setahun Belum Juga Ada Tanda Kehamilan? Coba Lakukan Tes Kesuburan Ini

Gejala infertilitas  tak boleh diabaikan jika berniat agar cepat hamil. Segera kunjungi dokter.

Gejala infertilitas tak boleh diabaikan jika berniat agar cepat hamil. Segera kunjungi dokter.

GridHEALTH.id - Jika seorang wanita menikah di atas usia 30 tahun, atau sudah berusaha hamil selama setahun namun belum berhasil juga, seharusnya mulai menjalani terapi kesuburan.

Apalagi jika mengalami gejala kemandulan, kita tidak boleh menunggu terlalu lama. Karena, gejala infertilitas ini tak boleh diabaikan jika berniat agar cepat hamil.

Selain bisa mengetahui apa penyebab sulit hamil, dokter juga bisa mengetahui apakah ada problem lain yang perlu ditangani.

Untungnya, kemandulan atau ketidaksuburan bisa ditangani dengan pengobatan, atau pembedahan, sehingga kita bisa cepat hamil.

Berikut gejala kemandulan yang tak boleh diabaikan:

1. Tidak haid

Setelah lepas KB, biasanya tubuh butuh waktu beberapa bulan untuk mengatur kembali siklus menstruasi.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Mengancam Kesuburan, Fakta Atau Hoak? Ini Kata Ahli

Baca Juga: Pengobatan MERS- CoV Semakin Dekat, Ahli Temukan Antibodi Manusia Untuk Melawannya

Tetapi kalau tidak mens lagi sampai tiga bulan, coba periksakan pada dokter. "Tidak mens berarti perempuan itu tidak berovulasi, dan hanya punya sedikit peluang untuk melakukan pembuahan tanpa bantuan," kata Dr. Lorna Marshall, ahli endokrinologi reproduksi di Pacific NW Fertility di Seattle.

Dokter biasanya akan mengupayakan perawatan lebih awal untuk menstimulasi ovulasi. Misalnya dengan konsumsi pil harian yang disebut Clomid (untuk menstimulasi ovulasi).

Jika tidak berhasil, langkah berikutnya adalah menggunakan obat penyubur injeksi, inseminasi, dan terakhir in-vitro fertilization atau bayi tabung.

2. Haid tidak teratur

Jika jadwal mens tidak teratur kita tidak akan tahu kapan atau apakah Moms sedang berovulasi.

"Siklus mens yang datangnya sporadis merupakan indikasi dari suatu kelainan ovulasi yang mendasar, yang membuat pembuahan jadi sulit," papar Dr. Sheeva Talebian, ahli endokrinologi reproduksi di Reproductive Medicine Associates of New York.

Penyebabnya mirip dengan berhentinya siklus menstruasi, sindrom ovarium polikistik, kelainan tiroid, dan hypothalamic amenorrhea (berhentinya mens akibat terlalu banyak olahraga dan kurang makan).

Haid yang tidak teratur juga merupakan tanda berkurangnya cadangan ovarium karena endometriosis atau kegagalan ovarium awal.

Baca Juga: Dosis Obat, Hanya 13% Dari Resep Antibiotik Rawat Jalan yang Tepat, Studi

Baca Juga: 3 Tips Cara Menyuntikkan Insulin dengan Benar Bagi Penyandang Diabetes

3. Perdarahan di sela-sela siklus mens

Seharusnya wanita hanya mengalami perdarahan ketika sedang haid. Namun menurut Dr. Talebian, perdarahan di sela-sela jadwal mens atau setelah berhubungan seks bisa mengindikasikan suatu polip rahim atau fibroid, atau perlukaan pada servik.

Selain membuat kita sulit hamil, perdarahan perlu diperiksakan ke dokter untuk mengetahui apakah ada hubungannya dengan kanker.

4. Volume darah haid sangat deras

Jika kita bisa menghabiskan lebih dari satu pembalut dalam satu jam selama beberapa jam, mengeluarkan gumpalan darah yang besar, atau mengalami perdarahan selama lebih dari tujuh hari, berarti haid tergolong berat.

Hal ini bisa merupakan tanda fibroid rahim, demikian menurut Dr. Marcy F. Maguire, ahli endokrinologi reproduksi di Reproductive Medicine Associates of New Jersey.

"Haid yang deras juga berkaitan dengan kelainan perdarahan tertentu atau keabnormalan endokrin," katanya. Fibroid bisa menyusut atau dioperasi jika menghambat kehamilan, sedangkan kelainan darah bisa ditangani dengan pengobatan.

5. Nyeri panggul

Kram yang sangat parah saat menstruasi, nyeri sepanjang siklus haid terjadi atau setelah berhubungan seks, bisa jadi merupakan gejala endometriosis.

"Dengan endometriosis, jaringan yang seharusnya menghubungkan rongga rahim ditemukan di luar rahim di dalam panggul," kata Dr. Maguire.

Baca Juga: Pertanyaan Awam, Perlukah Penyandang Diabetes Khawatir Setiap Terjadi Luka?

Baca Juga: Penyintas Covid-19 Mendapatkan Kembali Indra Penciuman Lewat Parfum

Endometriosis bisa menyebabkan jaringan parut pada struktur panggul, mengurangi kesuburan, dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

Bahkan, endometriosis bisa mengurangi cadangan sel telur, sehingga dokter umumnya akan menyarankan perawatan kesuburan.

Nyeri panggul yang diikuti demam dan keluarnya cairan dari vagina yang tidak normal merupakan salah satu gejala infeksi, yang juga bisa memicu jaringan parut.

Infeksi panggul bisa meningkatkan risiko penyumbatan tuba falopi, jelas Dr. Marshall.

Untuk itu sebaiknya menjalani pemeriksaan untuk melihat apakah saluran indung telur tidak tersumbat, begitu suami perlu menjalani tes program kehamilan.

Baca Juga: Sibuk Googling Penyakit di Internet Bisa Munculkan Hipokondria

Baca Juga: Studi: Perubahan Iklim Menurunkan Berat Badan Bayi Baru Lahir

Itulah gejala kemandulan yang tak boleh diabaikan. Segera periksakan ke dokter jika mengalami salah satu atau beberapa dari gejala di atas. (*)