Find Us On Social Media :

Masih Menolak Vaksin? 2 Tokoh Antivaksin Meninggal Karena Covid-19

2 Tokoh antivaksin telah meninggal akibat infeksi Covid-19.

GridHEALTH.id - Masih menolak vaksin? Jika ya, itu hak anda. Tapi tolong perhatikan lingkuangan sekutar yang bisa menjadi korban gegara anda.

Selain itu, bagi mereka yang antivaksin jangan menutup mata, tahu kah jika tokoh antivaksin yang banyak diikuti kini telah menghadap Yang Maha Kuasa.

Kedua tokoh antivaksin beberapa waktu lalu telah membuktikaan idealismenya sendiri.

Keduanya terinfeksi Covid-19 dan mengalami keparahan, lalu meninggal dunia.

Salah satu tokoh antivaksin yang sangat terkenal itu pun sebelum kematiannya, sempat mengunggah status tentang kondisinya di Facebook.

Dirinya mengatakan jika alat bantu yang ada ditubuhnya jika dilepas membuatnya tak berdaya.

Tokoh Antivaksin Israel

Baca Juga: Inilah Obat Diabetes Yang Dapat Memicu Diare Pada Penyandang Diabetes

Tokoh antivaksin tersebut adalah Hai Shaulian.

Tokoh antivaksin atau anti-vaxxer bernama Hai Shaulian asal Israel kini telah meninggal dunia akibat terjangkiti virus pemicu pandemi global itu.

Shaulian mengembuskan nafas terakhirnya pada Senin (20/9) pagi di Wolfson Medical Center, Holon, dilansir dari JPNN.com (20/9/2021).

Pria berusia 57 tahun itu dikenal sebagai aktivis penentang vaksin.

Sebelum dirinya terinfeksi virus corona penyebab penyakit Covid-19, Shaulian rajin mengajak para pengikutnya juga masyarakat luas menolak vaksinasi.

Menurutnya “Tak ada epidemi, vaksin itu tidak perlu dan berbahaya.”

Tapi setelah dia jatuh sakit, dan masuk rumah sakit, setelah diperiksa dirinya positif terpapar Covid-19.

Baca Juga: Bernyanyi Ternyata Bisa Cepat Atasi Depresi Pasca Melahirkan, Studi

Di rumah sakit dalam perawatan intensif di bangsal khusus pasien Covid-19, Shaulian mengabarkan kondisinya.

“Teman-teman terkasih, situasiku sangat kritis,” ujarnya melalui Facebook.

Shaulian juga mengunggah sebuah video yang memperlihatkan dirinya sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca Juga: Analisis Akhir Menunjukkan Pil Pfizer 89% Efektif Melawan Covid-19

Untuk bernapas, dia sudah dibantu peralatan oksigen.

“Jika saya melepaskannya dan berjalan tiga meter, saya pingsan. Saya batuk keras dan merasa kekurangan napas,” tuturnya.

Tokoh Antivaksin Australia

Tokoh antivaksin lainnya yang meninggal setelah terpapar Covid-19 sebelumnya adalah asal Australia.

Beliau dilaporkan meninggal dunia di bangsal Covid-19, Hospital Sutherland Sydney.

Dikutip dari Mirror, warga keturunan Aborigin yang bernama, Max Dulumunmun Harrison (85), di Australia dikenal sebagai tokoh antivaksin.

Baca Juga: Varian Omicron Sudah Menginfeksi 72 Negara, Banyak Menyerang Usia Muda

Saat perawatan Covid-19, ternyata dirinya pun sampai mengalami bronkitis yang terkait Covid-19, bahkan disebutkan dirinya pun mengalami komplikasi kesehatan lainnya.

Sebelum dilaporkan meninggal dunia, Max sempat menjadi pembicara utama pada perhimpunan Millions March di Hyde Park pada 27 November lalu.

Dalam perhimpunan yang dihadiri lebih dari 9000 orang itu, Max dengan lantang mengkritik pemerintah terkait kebijakan vaksin Covid-19.

"Orang-orang tidak memiliki kebebasan karena vaksinasi Covid-19 dan "berjuang untuk berjalan dan berbicara untuk kebebasan," ungkapnya.

Baca Juga: Ciri-ciri Perkembangan Kanker Payudara, Dari Stadium 1 Hingga 4

"Setiap pembicara di sini hari ini, mereka tidak melakukan apa pun selain berbicara mengenai kebenaran, dan itulah yang kami inginkan," kata Harrison, dilansir dari suara.com (15/12/2021), yang juga membandingkan menentang vaksinasi Covid-19 dengan perang.

"Saya telah melalui perang dunia kedua dan semua perang di antaranya, tetapi ini adalah perang paling sulit yang pernah saya alami," paparnya saat itu.

Max Harrison ialah penasehat budaya mengenai isu kesehatan dan berkaitan budaya untuk Informed Medical Options Party (IMOParty).

Max pun ketua dan budayawan Yuin dihormati, yang telah mengajar selama bertahun-tahun di sekolah-sekolah di seluruh New South Wales.

Meninggalnya 2 tokoh antivaksin akibat Covid-19 ini menjadi pelajaran bagi kita. Inilah risiko yang harus diambil jika kita masih menolak vaksin Covid-19.

Keyakinan kita terhadap idealisme yang salah tentang vaksin tidak akan bisa meredakan, menggantikan, kesedihan, kehilangan yang dirasakan oleh mereka yang menyayangi kita.(*)

Baca Juga: Kelumpuhan Cervical Vertebrae Dislocation yang Dialami Laura Anna, Inikah Penyebab Kematiannya?