GridHEALTH.id – Melahirkan merupakan momen yang paling dinanti-nanti oleh calon ibu yang sudah mengandung bayinya selama sembilan bulan.
Namun saat jelang persalinan, seorang wanita terutama yang merupakan calon ibu baru, sering meraa khawatir menjalani proses melahirkan.
Proses melahirkan bagi setiap wanita berbeda-beda. Mungkin ada yang merasa sangat kesakitan dan sulit, tapi ada juga yang menjalaninya dengan lancar.
Waktu yang dibutuhkan oleh setiap ibu-ibu ketika akan melahirkan buah hatinya pun tidak sama, sehingga tidak dapat diprediksi.
Baca Juga: Vitamin D Bagi Ibu Hamil, Kurangi Sakit Hingga Cegah Diabetes dan Infeksi Kehamilan
Tapi ada beberapa hal yang bisa dipersiapkan oleh calon ibu ketika akan melahirkan buah hatinya.
Terdapat tiga proses melahirkan secara normal (vaginal birth) yang akan dilalui oleh seorang ibu sebelum bertemu dengan buah hatinya, yakni pembukaan, persalinan, dan pengeluaran ari-ari.
1. Proses pembukaan dan kontraksi
Proses melahirkan sebelum pembukaan, seorang ibu akan mengalami kontraksi yang bisa berlangsung selama beberapa jam bahkan hari. Intensitas kontraksi dapat membuat ibu hamil sulit untuk tidur dan beraktivitas, dikutip dari Baby Center, Senin (03/01/2022).
Bertambahnya intesitas kontraksi membuat leher rahim terbuka sehingga bisa menjadi jalan keluar bayi, kondisi ini disebut proses pembukaan. Saat masih pembuakaan awal, kontraksi akan berjalan dengan ringan dan jedanya cukup panjang.
Tapi saat serviks mulai melebar hingga 4 cm, kontraksi akan terjadi cukup lama dan lebih sering. Kemudian menjelang melahirkan, intensitasnya jauh lebih tinggi.
Pada fase ini, serviks atau leher rahim sudah melebar sepenuhnya dan ibu akan merasakan keinginan untuk mengejan.
Baca Juga: 5 Makanan Ini Bantu Ibu Setelah Melahirkan, Cepat Pulih dan ASI Lancar
2. Proses persalinan
Proses melahirkan secara normal yang berikutnya adalah persalinan. Pada fase ini, bayi akan mulai bergerak ke bawah vagina atau jalan lahir.
Selama proses melahirkan ini, ibu akan merasakan kepala bayi yang sudah ada di pelvis setiap kali terjadi kontraksi. Tarik napas di sela-sela mengejan dan bayi akan bergerak semakin maju melalui panggul.
Jika kepala bayi sudah terlihat, dokter atau bidan akan meminta ibu untuk berhenti mendorong, sambil menarik dan mengeluarkan napas. Ibu lalu diminta untuk mengejan setiap dua atau tiga kali kontraksi, agar bayi bisa lahir dengan perlahan.
Proses melahirkan ini, membantu melindungi perineum ibu (area antara vulva dan anus). Setelah melahirkan, buah hati akan diletakkan di dada agar bisa melakukan teknik skin-to-skin.
Baca Juga: Ada Risiko Persalinan Macet Saat Melahirkan Normal yang Sangat Berbahaya
3. Proses pengeluaran plasenta
Proses melahirkan secara normal yang terkahir adalah mengeluarkan plasenta atau dikenal dengan ari-ari. Ada dua cara yang bisa dilakukan dalam hal ini dan disesuaikan dengan persalinan, dilansir dari National Women’s Health Auckland, Senin (03/01/2022).
Manajemen fisiologis, yakni menuggu plasenta keluar dengan sendirinya dengan bantuan dorongan ibu dan mungkin membutuhkan waktu sekitar satu jam setelah melahirkan.
Manajemen aktif, plasenta dikeluarkan dengan menyuntikkan ekbolik (obat kontraktif) ke kaki ibu. Ekbolik mempercepat pemisahan antara plasenta dengan rahim.
Baca Juga: Cara Mengatasi Nyeri Punggung Usai Melahirkan, Ini 10 Tips Dari Ahlinya