GridHEALTH.id - Asam lambung, atau dalam bahasa kedokteran disebut Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gangguan pencernaan kronis yang terjadi ketika isi lambung sering mengalir kembali ke kerongkongan (pipa makanan).
Proses pencernaan dimulai di mulut, di mana makanan dikunyah, dicampur dengan air liur dan ditelan. Menelan mendorong makanan ke dalam pipa makanan atau kerongkongan untuk masuk ke perut, di mana ia mengalami pencernaan lebih lanjut.
Ujung bawah kerongkongan yang membuka ke perut dikelilingi oleh cincin otot yang disebut sfingter esofagus bagian bawah (LES/Lower Esophageal Sphincter)
LES tetap tertutup rapat setiap saat dan rileks hanya untuk memungkinkan makanan atau cairan yang tertelan masuk ke perut. Katup tertutup ini mencegah aliran balik asam lambung atau isi ke dalam pipa makanan.
Namun, LES yang disfungsional atau melemah dapat terbuka ketika tidak seharusnya dan memungkinkan isi lambung yang asam mengalir kembali ke kerongkongan, yang dikenal sebagai asam lambung.
Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak, terutama bayi dan balita, karena sistem pencernaannya belum matang dan masih berkembang.
Dengan demikian, mereka mungkin tidak memiliki otot LES yang sepenuhnya terbentuk atau berfungsi, yang dapat membuka jalan bagi asam lambung.
Anak-anak biasanya tumbuh dari fase ini seiring bertambahnya usia. Namun, jika asam lambung sering terjadi dan menjadi kondisi kronis, itu mengarah ke GERD.
Gastroesophageal reflux (GER) adalah kondisi asam lambung yang lebih ringan dan lebih umum, terutama pada anak kecil dan bayi. GERD adalah kondisi yang lebih serius dan kronis dan didiagnosis oleh dokter.
Baca Juga: Asam Lambung Bisa Disembuhkan dengan Perubahan Gaya Hidup, Studi
Baca Juga: Berani Mencoba Posisi Baru, Cara Seks di Usia Lansia Tetap Membara!
Pada orang dengan GERD, sfingter esofagus bagian bawah (pita otot di ujung bawah kerongkongan yang biasanya mencegah aliran balik isi lambung) secara tidak normal rileks atau melemah, mengakibatkan seringnya asam lambung.