Find Us On Social Media :

7 Makanan Sehat ini Bisa Bikin Anak Hiperaktif, Gandum dan Susu Termasuk

Beberapa makanan dapat memicu anak menjadi anak hiperaktif.

GridHEALTH.id - Sudah menjadi rahasia umum jika asupan gula dapat membuat anak hiperaktif.

Meski demikian, ternyata bukan hanya asupan gula saja.

Ada beberapa makanan sehat yang juga dapat membuat anak hiperaktif.

Inilah alasannya mengapa orangtua perlu mengetahui bagaimana reaksi anak-anak mereka terhadap makanan tertentu.

Sehingga, tidak ada makanan tak terduga dapat membuat anak-anak mereka menjadi hiperaktif.

Memang pada beberapa orang tidak masalah makan apa pun, sementara yang lain harus sangat ketat tentang apa yang dikonsumsi karena tubuh mereka memiliki reaksi fisik yang negatif terhadapnya.

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut ini terdapat beberapa makanan sehat yang nyata bisa bikin anak menjadi hiperaktif.

1. Jeruk

Jeruk adalah buah yang penuh dengan vitamin C dan nutrisi, tetapi juga penuh dengan salisilat.

Baca Juga: Diabetes dapat Pengaruhi Perilaku Anak, Ini yang Bisa Dilakukan Orangtua

Menurut Safe Kids, salisilat di dalam jeruk dapat menyebabkan tubuh anak-anak menjadi hiper, terutama setelah memakannya secara konsisten.

Meskipun mengandung salisilat, namun jeruk masih dianggap sebagai makanan sehat.

Tetapi, jika orangtua melihat bahwa perilaku anak-anak berubah setelah makan buah ini.

Kita mungkin dapat mengurangi jumlah dan waktu pengonsumsiannya untuk mengurangi gejala hiperaktif pada anak.

2. Saus tomat

Sebuah standar bagi banyak anak untuk mencelupkan makanan favorit mereka ke dalam saus tomat ternyata dapat menyebabkan anak-anak menjadi hiper setelah makan.

Menurut The Guardian, bahan kimia alami yang ditemukan di beberapa tanaman yang disebut salisilat dapat menyebabkan otak anak-anak menjadi kecanduan makanan tertentu.

Jadi, jika makanan tersebut diberikan dalam jumlah banyak seperti saus tomat, maka dapat menyebabkan tubuh menjadi hiperaktif.

3. Susu sapi

Baca Juga: Kebanyakan Gula Bisa Sebabkan Anak Jadi Hiperaktif? Ini Penjelasannya

Susu sapi merupakan salah satu minuman pertama di luar ASI dan susu formula yang dianjurkan untuk diminum anak kecil karena kandungan kalsium dan proteinnya yang tinggi.

Namun, mungkin protein yang diinginkan itulah yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif.

Menurut sebuah studi tahun 2019, anak-anak yang memiliki alergi susu sapi, khususnya protein kasein, ditemukan menjadi hiper setelah minum susu.

Hiperaktifnya sedemikian rupa sehingga anak-anak tidak bisa tidur karena mengonsumsi susu.

Perlu dicatat bahwa beberapa peserta yang terlibat dalam penelitian ini ditemukan telah memiliki ADHD.

Tetapi, setelah mengubah pola makan untuk tidak lagi memasukkan susu, hiperaktif pada semua anak menurun dan mereka yang tidak bisa tidur juga bisa mendapatkan istirahat yang sangat dibutuhkan.

4. Keju

Sama seperti mereka yang alergi susu sapi bisa menjadi hiper setelah mengonsumsinya, makan keju yang terbuat dari susu sapi juga bisa menyebabkan reaksi hiper yang sama terjadi pada anak-anak.

Menurut NutritionCare.net, ketika anak-anak makan terlalu banyak kasein dan mereka memiliki alergi susu, tubuh mereka tidak dapat memproses kasein.

Baca Juga: Syarat Masuk Fase Deselerasi, Penuhi Segera, Pemerintah Sudah Mengingatkan

Ketika ini terjadi, kimia tubuh berubah, kemudian memengaruhi otak dan hasil hiperaktif.

Meskipun ini umum terjadi pada anak-anak yang menderita ADHD, perilaku hiper dapat terjadi tanpa kondisi ini.

Dengan demikian, jika keju tampaknya menyebabkan anak-anak menjadi hiperaktif setelahnya, maka produk susu mungkin perlu dikurangi atau dihilangkan dari makanan.

5. Gandum

Gandum disebut-sebut sebagai sumber serat yang bagus untuk anak-anak.

Dan meskipun ini benar, gandum juga mengandung gluten.

Bagi anak-anak yang memiliki sensitivitas atau alergi gluten yang tidak terdiagnosis, mengonsumsi produk gandum dapat menyebabkannya menjadi hiper.

Menurut Brain Balance, banyak makanan yang dikonsumsi anak-anak mengandung gandum seperti sereal, roti, snack, dan sejenisnya.

Pada gilirannya, anak-anak juga mengonsumsi cukup banyak gluten.

Baca Juga: Entah Apa yang Merasuki Pedagang Ini Nekat Masak Mi Instan Bersama Bungkusnya Sekaligus, Bahayanya Berlipat Ganda!

Ketika gluten berinteraksi dengan tubuh secara negatif, itu dapat menyebabkan anak-anak menjadi hiper dan mudah tersinggung.

Jadi, jika anak-anak mengalami intoleransi gluten atau ada alergi, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan apakah gluten harus dihilangkan sepenuhnya atau tidak.

6. Telur

Makanan pokok dalam banyak makanan anak-anak adalah telur.

Bahkan jika mereka tidak memakannya secara langsung, telur ditemukan sebagai bahan dasar dalam banyak makanan yang dibuat untuk anak-anak.

Dan, bagi anak-anak yang tanpa disadari memiliki alergi terhadap telur, maka mengonsumsinya dapat mengubah perilaku mereka sepenuhnya.

Menurut Home Health and Happiness, ketika anak-anak memiliki alergi telur yang tidak terdiagnosis, makan telur dapat mengubah perilaku mereka sepenuhnya menjadi hiperaktif yang ditunjukkan dengan kemarahan yang berlebihan.

Oleh sebab itu, begitu telur dikeluarkan dari makanan, kemarahan berlebihan yang ekstrem bisa mereda.

Tetapi, karena tidak banyak yang mengaitkan perilaku ini dengan alergi telur, anak-anak mungkin menghadapi perilaku hiper ini selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Son of Omicron Bisa Membuat Ledakan Baru di Indonesia, Sulit Dideteksi Oleh SGTF Sekalipun

7. Makanan dengan pewarna buatan

Menurut sebuah penelitian tahun 2007 yang didanai oleh Food Standards Agency, enam pewarna makanan terbukti menyebabkan anak-anak menjadi hiper setelah mengonsumsinya.

Enam pewarna tersebut meliputi sunset yellow FCF (E110), quinoline yellow (E104), carmoisine (E122), allura red (E129), tartrazine (E102), dan ponceau 4R (E124).

Sementara itu, menurut NHS, pewarna buatan ini sering ditemukan dalam berbagai makanan dan minuman seperti jus buah, es krim, soft drink, dan banyak lagi.

Bahkan, perusahaan seperti Mars dan Kellogg memutuskan untuk menghilangkan pewarna dari produk mereka, lalu menggantinya dengan buah dan sayuran.

Apakah pewarna ini akan memengaruhi semua anak secara sama? Belum tentu.

Tetapi, jika anak-anak kita mulai menunjukkan tanda-tanda hiperaktif setelah mengonsumsi makanan dengan pewarna buatan, berarti pewarna itu mungkin menjadi penyebab energi yang berlebihan pada anak-anak.(*)

Baca Juga: Hati-Hati, Terlalu Banyak Konsumsi Gula Bisa Mengganggu Pola Tidur

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Makanan yang Tidak Terduga Bisa Bikin Anak Hiperaktif"