Find Us On Social Media :

Mayoritas Pasien Komorbid Diabetes Alami Gejala Berat dan Meninggal Saat Terinfeksi Covid-19

Risiko perburukan semakin besar jika pasien dengan komorbid terinfeksi Covid-19.

GridHEALTH.id - Terdapat beberapa faktor yang dapat memperparah kondisi pasien Covid-19.

Misalnya saja faktor usia, riwayat vaksinasi serta riwayat komorbid atau penyakit penyerta.

Untuk itu, mereka yang memiliki faktor risiko tersebut baiknya perlu waspada jangan sampai tertular Covid-19.

Demikian yang disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, dilansir di laman Kontan.co.id (15/3/2022).

"Jika kita atau orang terdekat terdeteksi positif covid-19 dan di waktu yang bersamaan memiliki satu bahkan lebih penyakit penyerta, maka risiko untuk membutuhkan perawatan inap maupun rawat intensif di rumah sakit hingga membutuhkan ventilator akibat perkembangan gejala yang berat dan ancaman kematian akan lebih besar," ungkap Wiku.

Berdasarkan data dan fakta tren kasus Covid-19 secara nasional, kasus meninggal mayoritas berasal dari komorbid diabetes melitus.

Kemudian gejala berat dan kritis mayoritas berada dari komorbid diabetes melitus dan hipertensi.

Namun tidak hanya itu saja komorbid yang perlu diwaspadai saat terinfeksi Covid-19.

Menurut CDC tahun 2022 jenis penyakit komorbid yang berpotensi meningkatkan perburukan kasus Covid-19.

Baca Juga: Awas, Anak Balita yang Meninggal Karena Covid-19 Biasanya Punya Komorbid

Mulai dari gangguan ginjal, hati, paru-paru yang kronis, gangguan neurologis, diabetes melitus tipe 1 dan 2, gangguan jantung dan pembuluh darah, infeksi HIV, gangguan sistem kekebalan tubuh, obesitas, thalasemia dan beberapa gangguan kesehatan lainnya.

Wiku memaparkan, berdasarkan data yang diakses dari rumah sakit online tanggal 13 Februari 2022 tercatat bahwa mayoritas kasus positif yang meninggal dikontribusikan oleh komorbid diabetes melitus dan 15% di antaranya bahkan memiliki riwayat komorbid lebih dari satu jenis penyakit.

Kemudian, menurut studi di salah satu rumah sakit di India lebih dari 90% pasien dengan lebih dari 2 jenis komorbid meninggal dunia dibandingkan kasus positif yang memiliki satu komorbid.

"Kedua, mayoritas kasus positif yang mengalami gejala berat atau kritis memiliki komorbid diabetes melitus dan hipertensi dan 19% dari mayoritas tersebut bahkan memiliki lebih dari satu jenis penyakit," ungkapnya.

Oleh karenanya pemerintah menghimbau bagi masyarakat baik penderita komorbid atau orang disekitarnya wajib berperan untuk melaporkan kasus positif pada kelompok rentan agar dapat ditangani secara dini.

Serta bagi kasus positif dengan komorbid, orang di sekitarnya diminta untuk segera menghubungi tenaga kesehatan walaupun gejala yang dirasakan tergolong ringan.

Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan mengatakan, mayoritas kasus kematian di Indonesia merupakan pasien yang belum mendapatkan vaksin serta memiliki komorbid.

"Itu karena belum divaksin dan komorbid. Jumah absolut tetap akan ada karena proporsi yang sakit berat dan kematian pasti tetap ada," kata Nadia.

Diketahui vaksin Covid-19 sendiri sampai saat ini masih menjadi salah satu yang efektif dalam mencegah keparahan dan penyebaran penyakit tersebut.

Baca Juga: Vaksin Covid-19, Pasien TBC Perlu Mendapatkan Segera Selengkapnya

Menurut laman nhs.uk (30/3/2021), bahwa orang yang sudah divaksin sistem kekebalannya mampu mengenali dan tahu cara melawan suatu infeksi penyakit.

Itu artinya jika kita disuntik vaksin Covid-19, maka sistem kekebalan tubuh kita akan terlatih dalam melawan Covid-19 sehingga dampak infeksi virus tersebut bisa diminimalisir.(*)

Baca Juga: Cara Komorbid Memperparah Kondisi Pasien Covid-19, Dari Penyakit Jantung Hingga Diabetes Melitus