GridHEALTH.id - Tak bisa dipungkiri kebutuhan akan minyak goreng di Indonesia sangat tinggi.
Hal itu terbukti dengan menjeritnya masyarakat di berbagai daerah di tanah air beberapa waktu lalu karena adanya kelangkaan.
Kini, pasca-dicabutnya kebijakan harga eceran tertinggi (HET), stok minyak goreng kemasan terpantau melimpah di pasar dan swalayan.
Hanya saja, melimpahnya minyak goreng tersebut dibarengi dengan kenaikan harga yang begitu signifikan jika dibandingkan dengan ketentuan harga minyak goreng sesuai HET yang berlaku sebelumnya.
Dalam aturan terbaru, harga minyak goreng curah ditetapkan seharga Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.
Sementara itu, harga minyak goreng kemasan premium tidak lagi diatur Pemerintah.
Lantas, apa saja ciri minyak goreng curah dan premium lain yang membedakan?
Menurut Permendag Nomor 6 Tahun 2022, minyak goreng curah adalah minyak goreng sawit yang dijual kepada konsumen dalam kondisi tidak dikemas dan tidak memiliki label atau merek.
Sementara itu, minyak goreng kemasan sederhana adalah minyak goreng sawit yang dikemas dengan kemasan lebih ekonomis.
Baca Juga: Haramkah Minyak Goreng Curah untuk Digunakan? Ini Perbedaan Mendasarnya
Kemudian, minyak goreng kemasan premium adalah minyak goreng sawit yang dikemas dengan kemasan selain kemasan sederhana.
Diberitakan Kompas.com, 10 Oktober 2019 yang melansir Jurnal Ilmiah Farmasi, Pharmacon, perbedaan minyak goreng curah dengan minyak goreng kemasan pada dasarnya terletak pada penyaringannya.
Penyaringan ini berpengaruh terhadap kualitas minyak goreng.
Minyak goreng curah mengalami satu kali penyaringan, sedangkan minyak goreng kemasan mengalami dua kali penyaringan.
Berdasarkan persyaratan SNI, minyak goreng curah cenderung tidak memenuhi pada satu kriteria, yaitu syarat bilangan peroksida.
Angka peroksida menunjukkan tingkat kerusakkan minyak karena oksidasi.
Tingginya angka peroksida menujukkan telah terjadi kerusakan pada minyak tersebut dan minyak akan segera mengalami ketengikan serta sudah mengalami oksidasi.
Minyak goreng curah cenderung terpapar oksigen dan cahaya yang lebih besar dibanding minyak kemasan.
Sebab, distribusinya yang tidak menggunakan kemasan sehingga lebih mudah terpapar oksigen, cahaya, dan suhu tinggi yang merupakan beberapa faktor penyebab oksidasi.
Baca Juga: Minyak Goreng Mahal, yang Curah Disubsidi Pemerintah Harganya 14 Ribu per Liter, Boleh Dikonsumsi
Namun terlepas dari itu, penting bagi kita menghindari minyak goreng palsu alias oplosan.
Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa kembali melambungnya harga minyak goreng kemasan sederhana dan premium, serta tak sedikit masyarakat yang enggan menggunakan minyak goreng curah memberi kesempatan oknum untuk berbuat curang.
Salah satunya dengan mengoplos atau membuat minyak goreng palsu.
Cara membedakan minyak goreng asli dan palsu?
Dikutip Tribunnews (20/3/2022) dari laman Universitas Muhammadiyah Surabaya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat umum untuk melakukan deteksi keaslian minyak goreng.
Yaitu melalui uji organoleptic yang merupakan pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat pengukuran produk.
1. Warna Minyak Goreng
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melihat apakah minyak goreng tersebut asli atau palsu adalah dengan melihat warna dari minyak goreng tersebut.
Minyak goreng asli memiliki warna kuning hingga kuning pucat, jika terlihat warna selain itu atau didapati warna yang lebih gelap maka bisa dinyatakan tidak normal atau termasuk minyak goreng palsu.
Baca Juga: Cara Pakai Minyak Goreng Supaya Hemat dan Aman Untuk Kesehatan, Ini Tips Dari Ahli Gizi
2. Bau Minyak Goreng
Deteksi bau juga dapat dilakukan untuk menguji keaslian minyak goreng.
Minyak goreng memiliki bau yang khas, yaitu bau kelapa atau cenderung tidak berbau.
Jika tercium bau yang khas atau tidak berbau maka minyak dinyatakan normal.
Namun jika tercium bau lain, seperti bau tengik, amis dan lainnya maka dapat dinyatakan minyak goreng tersebut tidak normal atau palsu.
Bau tersebut dapat muncul karena minyak goreng palsu biasanya merupakan minyak goreng oplosan atau gabungan anatara minyak baru dan bekas.
3. Penampakan atau Tekstur Minyak Goreng
Minyak goreng asli umumnya memiliki tekstur cair dan encer.
Sedangkan minyak goreng palsu biasanya teksturnya cenderung lebih kental.
Mengingat minyak palsu terbuat dari minyak bekas, maka tentunya sudah digunakan untuk menggoreng secara berulang.(*)
Baca Juga: Kesehatan Jauh Lebih Mahal dari Minyak Goreng, Stop Gunakan Jelantah