Find Us On Social Media :

Metode Cuci Otak Terawan Penelitiannya Cacat, Itu Baru Satu Fakta Penyebab Dirinya Diberhentikan IDI

Dokter Terawan terapkan metode cuci otak untuk pengobatan stroke.

"Ada banyak pasien yang merasa sembuh atau diringankan oleh terapi cuci otak itu," kata Terawan dikutip dari Kompas.com (24/10/2019).

Disisi lain, pihak IDI pun angkat bicara terkait metode cuci otak Terawan tersebut.

Menurut IDI, cara yang dilakukan Terawan melanggar kode etik. Hal ini karena keamanan praktek cuci otak masih dipertanyakan.

Pada 2018 lalu, Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI saat itu, Prio Sidipratomo mengatakan, bobot pelanggaran Terawan adalah berat atau pelanggaran etik serius.

Pada putusan sidang MKEK yang ditandatangani oleh lima majelis pemeriksa Kemahkamahan Etik MKEK 2018, pelanggaran kode etik yang dimaksud adalah:

1. Mengiklankan diri secara berlebihan dengan klaim tindakan untuk pengobatan dan pencegahan.

2. Tidak kooperatif terhadap undangan Divisi Pembinaan MKEK PB IDI.

Baca Juga: Kasus Dokter Terawan Berpotensi Ditunggangi, Menjadi Liar, IDI: Beliau Masih Anggota IDI

3. Perihal biaya besar atas tindakan yang belum ada bukti dan menjanjikan kesembuhan.

Terbaru, anggota MKEK IDI, Rianto Setiabudy juga mengomentari metode cuci otak saat Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi IX DPR, Senin (4/4/2022).

Menurut Rianto, alasan MKEK IDI memberikan sanksi pemberhentian sementara dari keanggotaan IDI pada 2018, dan kini berkembang menjadi pemberhentian secara permanen karena menganggap penelitian yang dilakukan Terawan memiliki kecacatan.

"Uji klinik yang benar akan mengatakan, kita sulit sekali menerima kesahihan penelitian yang tanpa pembanding. Ini adalah desain penelitian yang cacat besar sebetulnya," ujarnya dilansir dari katadata.co.id (5/4/2022).