Find Us On Social Media :

Jelang Lebaran, 99,2 Persen Masyarakat Indonesia Punya Antibodi Covid

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan kenaikan antibodi masyarakat Indonesia terhadap Covid-19.

GridHEALTH.id – Kasus Covid-19 di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang baik belakangan ini.

Pada Senin (18/04/2022), Kementerian Kesehatan melaporkan penambahan kasus Covid-19 sebanyak 559 pasien dan total keseluruhannya mencapai 6.040.432.

Sedangkan untuk pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh, mencapai 7.831 orang, dengan total 5.833.560 sejak pandemi pertama kali terdeteksi di Indonesia.

Angka penurunan kasus Covid-19 ini, diikuti dengan meningkatnya antibodi masyarakat terhadap virus corona.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, bahwa masyarakat Indonesia mempunyai antibodi yang tinggi, hampir 100 persen.

Hal ini diperoleh melalui hasil sero survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI).

Hasil survei menunjukkan, bahwa antibodi masyarakat Indonesia terhadap virus corona mengalami peningkatan sebanyak 99,2 persen.

“Kadar antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2%. Artinya, 99,2% dari populasi masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi,” kata Budi Gunadi Sadikin dalam konfrensi pers virtual, Senin (18/04/2022).

Sero survei ini dilakukan oleh pemerintah melalui Kemenkes untuk menentukan aturan-aturan yang akan diterapkan selama bulan Ramadan.

Baca Juga: WHO Beri Pesan Untuk Penerima Vaksin Sinovac, Ini Imbauannya

Sebelumnya, pada Desember lalu hasil sero survei menunjukkan antibodi masyarakat Indonesia sebesar 88,6%.

Antibodi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia, diketahui berasal dari vaksinasi dan infeksi sebelumnya.

Selain itu, Menkes juga mengatakan dalam survei ini juga diukur kadar antibodi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.

“Kalau di bulan Desember kita melakukan zero survei orde-nya masih di angka ratusan, titer antibodinya sekitar 500-600. Di bulan Maret ini, ordenya sudah di angka ribuan, sekitar 7.000-8.000,” ujarnya.

Hasil tersebut menunjukkan, bahwa bukan hanya sekadar masyarakat mempunyai antibodi, tapi juga kadar antibodinya tinggi.

Ini artinya, saat seseorang terserang virus, maka sistem imunnya bisa memberikan perlawanan secara maksimal dan mengurangi risiko masuk rumah sakit hingga kematian.

“Itu yang menyebabkan kami, pemerintah, percaya bahwa Insha Allah Ramadan kali ini, mudik kali ini bisa berjalan dengan lancar tanpa membawa dampak negatif,” tutur Budi Sadikin.

Meski sudah mempunyai antibodi yang tinggi, masyarakat tetap diminta untuk selalu waspada dan berhati-hati.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Valneva dari Virus Utuh Sudah Disetujui Penggunaannya Oleh Pemerintah Kerajaan Inggris

Selain itu, penerapan protokol kesehatan pun juga tetap dilakukan karena penyebaran Covd-19 sulit untuk diprediksi.

Budi Gunadi Sadikin juga menjelaskan alasan penggunaan masker masih tetap perlu dilakukan, meskipun angka konfirmasi Covid-19 terus mengalami penurunan.

“Kita jaga terus disiplin memakai masker, tidak perlu terlalu terburu-buru mengikuti negara-negara lain yang terlampau agresif, tapi kemudian naik lagi,” pungkasnya.

Jelang libur lebaran, masyarakat juga diminta untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri terlebih dahulu, karena adanya peningkatan kasus Covid-19 di beberapa negara.

 Baca Juga: Ternyata Inilah Penyebab WHO Belum Jadikan Covid-19 Sebagai Endemi

Lonjakan kasus Covid-19 seperti yang diketahui terjadi di beberapa negara dunia, salah satunya China.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, usai mengikuti Rapat Terbatas mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Dengan adanya libur panjang ini, masyarakat juga diimbau untuk tidak berpergian ke luar negeri karena kita ketahui, di negara lain situasinya tidak sama dengan di Indonesia, sehingga ada potensi penularan dari luar negeri,” pungkasnya.

Airlangga juga mengingatkan masyarakat untuk terus waspada, karena pandemi Covid-19 masih belum berakhir.

Baca Juga: FDA Mengesahkan Perangkat Pengujian Napas Covid Pertama, Mirip GeNose?