Find Us On Social Media :

Kebanyakan Suplemen Ini Tingkatkan Risiko Kanker dan Stroke

Kelebihan suplemen dapat meningkatkan risiko kanker dan stroke.

- Mengkonsumsi vitamin B6 dalam jumlah tinggi selama satu tahun atau lebih telah dikaitkan dengan kerusakan saraf yang dapat mengganggu gerakan tubuh (gejalanya sering hilang setelah suplemen dihentikan).Penting untuk dicatat bahwa suplemen dapat memainkan peran penting untuk beberapa kelompok berisiko tinggi.

Contohnya pada penyandang diabetes, suplemen terbukti memangkas gula darah. Selain itu, orang dewasa yang didiagnosis dengan osteoporosis mungkin memerlukan vitamin D dan kalsium ekstra di luar apa yang mereka dapatkan dari makanan biasa mereka.

Suplemen juga dapat membantu orang dengan penyakit Crohn atau penyakit celiac, kondisi yang membuat sulit untuk menyerap nutrisi tertentu. Orang dengan kekurangan vitamin B12 hampir selalu membutuhkan suplemen.

Baca Juga: Anak Sudah Belajar Puasa, Perlukah Pemberian Suplemen di Kala Sahur?

Baca Juga: 3 Jenis Skincare Ini Jadi Produk Wajib Perawatan Wajah Untuk Lansia

Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat, semacam BPOM di Indonesia menerbitkan pedoman keamanan untuk suplemen makanan.

FDA menyarankan terhadap hal-hal berikut:

- Menggabungkan suplemen dengan obat-obatan (baik yang diresepkan atau dijual bebas) dapat menempatkan kita di zona bahaya

- Sangat tidak dianjurkan mengganti suplemen untuk obat resep

- Terlalu banyak mengonsumsi suplemen, seperti vitamin A, vitamin D, atau zat besi berbahaya bagi tubuh.

-  Beberapa suplemen juga dapat memiliki efek yang tidak diinginkan sebelum, selama, dan setelah operasi. Jadi, pastikan untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan termasuk apoteker tentang suplemen apa pun yang dikonsumsi selama ini.

Menurut National Health Service, kebanyakan orang tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin dan bisa mendapatkan semua vitamin dan mineral yang mereka butuhkan dengan makan makanan yang sehat dan seimbang."Banyak orang memilih untuk mengonsumsi suplemen tetapi mengonsumsi terlalu banyak atau mengonsumsinya terlalu lama bisa berbahaya," NHS memperingatkan.