Find Us On Social Media :

Kebanyakan Suplemen Ini Tingkatkan Risiko Kanker dan Stroke

Kelebihan suplemen dapat meningkatkan risiko kanker dan stroke.

GridHEALTH.id - Selama puluhan tahun, suplemen berupa vitamin dan makanan adalah pasar kesehatan yang sangat menggiurkan. Masyarakat juga giat mengonsumsinya.

Faktanya, enam suplemen vitamin dosis tinggi dapat membuat kita terkena berbagai masalah kesehatan yang serius, termasuk kanker dan stroke, Harvard Health memperingatkan.

Berbeda dengan obat-obatan, pasar suplemen tidak diatur dengan ketat oleh lembaga perizinan manapun di seluruh dunia.

Hal ini membuat konsumen lebih rentan menjadi produk yang salah mengonsumsi karena dijual bebas.

Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar suplemen makanan aman tetapi beberapa dapat menimbulkan risiko kesehatan, terutama bila dikonsumsi dalam dosis tinggi.

Apa itu suplemen? Suplemen mencakup segala sesuatu mulai dari vitamin dan mineral hingga tumbuhan dan produk biosimilar (seperti yang disebut "hormon pria alami").Namun, untuk sebagian besar, orang menggunakan "suplemen" untuk mengartikan vitamin atau mineral individu atau multivitamin.Bukti manfaat mengonsumsi suplemen makanan sangat beragam. Namun, bukti yang menghubungkan suplemen makanan dengan masalah kesehatan menumpuk.

Harvard Health memberikan ikhtisar studi yang menghubungkan suplemen vitamin dosis tinggi dengan sejumlah masalah kesehatan.

Badan kesehatan mengawali penilaiannya dengan mengatakan: "Sebagian besar suplemen aman dikonsumsi, tetapi ada pengecualian."

- Vitamin E dosis tinggi dapat menyebabkan stroke yang disebabkan oleh pendarahan di otak

- Dosis tinggi beta karoten telah dikaitkan dengan risiko kanker paru-paru yang lebih besar pada perokok

- Ekstra kalsium dan vitamin D dapat meningkatkan risiko batu ginjal

- Vitamin K dapat mengganggu efek anti-pembekuan pengencer darah

- Mengkonsumsi vitamin B6 dalam jumlah tinggi selama satu tahun atau lebih telah dikaitkan dengan kerusakan saraf yang dapat mengganggu gerakan tubuh (gejalanya sering hilang setelah suplemen dihentikan).Penting untuk dicatat bahwa suplemen dapat memainkan peran penting untuk beberapa kelompok berisiko tinggi.

Contohnya pada penyandang diabetes, suplemen terbukti memangkas gula darah. Selain itu, orang dewasa yang didiagnosis dengan osteoporosis mungkin memerlukan vitamin D dan kalsium ekstra di luar apa yang mereka dapatkan dari makanan biasa mereka.

Suplemen juga dapat membantu orang dengan penyakit Crohn atau penyakit celiac, kondisi yang membuat sulit untuk menyerap nutrisi tertentu. Orang dengan kekurangan vitamin B12 hampir selalu membutuhkan suplemen.

Baca Juga: Anak Sudah Belajar Puasa, Perlukah Pemberian Suplemen di Kala Sahur?

Baca Juga: 3 Jenis Skincare Ini Jadi Produk Wajib Perawatan Wajah Untuk Lansia

Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat, semacam BPOM di Indonesia menerbitkan pedoman keamanan untuk suplemen makanan.

FDA menyarankan terhadap hal-hal berikut:

- Menggabungkan suplemen dengan obat-obatan (baik yang diresepkan atau dijual bebas) dapat menempatkan kita di zona bahaya

- Sangat tidak dianjurkan mengganti suplemen untuk obat resep

- Terlalu banyak mengonsumsi suplemen, seperti vitamin A, vitamin D, atau zat besi berbahaya bagi tubuh.

-  Beberapa suplemen juga dapat memiliki efek yang tidak diinginkan sebelum, selama, dan setelah operasi. Jadi, pastikan untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan termasuk apoteker tentang suplemen apa pun yang dikonsumsi selama ini.

Menurut National Health Service, kebanyakan orang tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin dan bisa mendapatkan semua vitamin dan mineral yang mereka butuhkan dengan makan makanan yang sehat dan seimbang."Banyak orang memilih untuk mengonsumsi suplemen tetapi mengonsumsi terlalu banyak atau mengonsumsinya terlalu lama bisa berbahaya," NHS memperingatkan.

Bagaimana mencapai pola makan yang sehat dan seimbang? Diet seimbang berarti makan berbagai macam makanan dalam proporsi yang tepat, dan mengonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah yang tepat untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat.

 Baca Juga: Berita Baik dari Bos WHO, Kematian Akibat Covid-19 Terendah Sepanjang Dua Tahun, Tapi Tegaskan Dunia Masih Berstatus Pandemi

Baca Juga: 6 Obat Ambeien yang Dijual Bebas Tanpa Resep, Kenali Cara Penggunaanya

Panduan Eatwell menunjukkan bahwa untuk memiliki pola makan yang sehat dan seimbang, setiap orang harus mencoba untuk:

- Makanlah setidaknya lima porsi buah dan sayuran yang bervariasi setiap hari

- Makanan dasar pada makanan bertepung serat yang lebih tinggi seperti kentang, roti, nasi atau pasta

- Miliki beberapa alternatif susu atau susu (seperti minuman kedelai)

- Makanlah kacang-kacangan, kacang-kacangan, ikan, telur, daging, dan protein lainnya

Baca Juga: Latihan Band Resistensi yang Dapat Dilakukan Dengan Mudah di Rumah

Baca Juga: Konsumsi Susu di Bulan Puasa Bisa Menjaga Stamina dan Daya Tahan Tubuh

- Pilih minyak dan olesan tak jenuh, dan makanlah dalam jumlah kecil

- Minum banyak cairan (setidaknya enam sampai delapan gelas sehari).Menurut kesehatan tubuh,kita harus mencoba memilih berbagai makanan yang berbeda dari lima kelompok makanan utama untuk mendapatkan berbagai macam nutrisi."Kebanyakan orang di seluruh dunia makan dan minum terlalu banyak kalori, terlalu banyak lemak jenuh, gula dan garam, dan tidak cukup buah, sayuran, ikan berminyak atau serat," simpul Harvard Health. (*)