GridHEALTH.id - Otak manusia jarang merekam ingatan tunggal - sebaliknya, mereka menyimpan ingatan ke dalam kelompok-kelompok sehingga ingatan satu ingatan yang signifikan memicu ingatan lain yang terhubung oleh waktu.
Namun, seiring bertambahnya usia, otak kita secara bertahap kehilangan kemampuan untuk menghubungkan ingatan terkait.
Sekarang, para peneliti Universitas California-Los Angeles (UCLA) telah menemukan mekanisme molekuler kunci di balik penautan memori.
Mereka juga telah mengidentifikasi cara untuk memulihkan fungsi otak ini pada tikus paruh baya dengan obat yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan AS yang mencapai hal yang sama.
Maraviroc, yang disetujui pada 2007 untuk pengobatan infeksi HIV, ditemukan menekan gen di otak tikus yang mengurangi daya ingat.
Temuan yang dipublikasikan di Journal of Nature Medicine, menunjukkan bahwa maraviroc dapat digunakan tanpa label untuk membantu memulihkan kehilangan memori setengah baya pada tikus, serta membalikkan defisit kognitif yang disebabkan oleh infeksi HIV.
“Ketika kami memberikan maraviroc pada tikus yang lebih tua, obat tersebut menduplikasi efek penghapusan CCR5 secara genetik dari DNA mereka,” kata Alcino Silva, Profesor neurobiologi dan psikiatri di David Geffen School of Medicine di UCLA.
"Hewan yang lebih tua mampu menghubungkan ingatan lagi," tambahnya.
Baca Juga: Luka Diabetes 'Basah' dan 'Kering' Berisiko Timbulkan Komplikasi Parah yang Disebut Gangren
Tim berfokus pada gen yang disebut CCR5 yang mengkode reseptor CCR5, gen yang sama yang digunakan HIV untuk menginfeksi sel otak dan menyebabkan kehilangan memori pada pasien AIDS.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ekspresi CCR5 mengurangi daya ingat.
Dalam studi saat ini, Silva dan tim menemukan bahwa peningkatan ekspresi gen CCR5 di otak tikus paruh baya mengganggu hubungan memori. Hewan-hewan itu lupa hubungan antara dua kandang.
Ketika para ilmuwan menghapus gen CCR5 pada hewan, tikus dapat menghubungkan ingatan yang tidak dapat dilakukan tikus normal.
“Langkah kami selanjutnya adalah menyelenggarakan uji klinis untuk menguji pengaruh maraviroc pada kehilangan memori dini dengan tujuan intervensi dini,” kata Silva.
Baca Juga: Sudah Menikah Setahun Belum Juga Ada Tanda Kehamilan? Coba Lakukan Tes Kesuburan Ini
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Dari Bahan Tidak Aktif Lebih Mampu Menangkal Omicron, Kata Ahli
Baca Juga: Healthy Move, Kegels Untuk Panggul dan Perbaiki Kehidupan Seksual
"Begitu kita sepenuhnya memahami bagaimana memori menurun, kita memiliki potensi untuk memperlambat prosesnya." (*)