Situasi seperti itu, membuat seseorang yang mungkin terinfeksi tanpa sadar menularkan virus ke orang lain.
Selain itu, Dicky juga menyoroti pelonggaran protokol kesehatan yang sudah dilakukan oleh sejumlah negara, termasuk Indonesia.
“Yang membuat orang jadi abai, fenomena balas dendam. Kemudian juga ditambah lagi dengan bahwa pengetahuan tentang Monkeypox in ikan jarang sekali dimiliki. Karena ini edemi di Afrika. Ini yang membuat orang yang gak paham,” jelasnya.
Lantas, langkah apa yang perlu dilakukan untuk menghadapi wabah cacar monyet ini?
Dicky Budiman menyarankan agar Indonesia dapat melakukan deteksi sedini mungkin.
“Walaupun di tengah penambahan mendekati 700 kasus dari 28 negara, kita melihat kemampuan persebaran masih berada di bawah Covid-19,” ujar Dicky.
Literatur tahun 2014 menunjukkan, bahwa virus monkeypox dapat bertahan selama 90 jam secara stabil di lingkungan.
Baca Juga: Berpotensi Jadi Pandemi Selanjutnya, WHO: Penyuntikan Vaksin Cacar Monyet Tidak Penting
Penularan cacar monyet bisa terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau pasien yang terkonfirmasi.
“Ini tentu menjadi catatan kita dan kewaspadaan meskipun tidak berpotensi menjadi pandemi, tapi sebagai penyakit yang tadi endemi bisa menjadi epidemi itu sangat jelas,” tegas Dicky.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah masukknya cacar monyet ke Indonesia adalah dengan melakukan skrining.
Terbaru, negara tetangga Indonesia yakni Thailand melaporkan kasus konfirmasi pertama cacar monyet.