Find Us On Social Media :

Sudah Ada 331 Pasien Demam Berdarah Saat Ini, Vaksin Menjadi Solusi

Vaksin DBD solusi penyakit menakutkan dan mematikan tahunan di Indonesia.

GridHEALTH.id - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) penyakit yang selalu datang di setiap tahunnya dan seluruh masyarakat sudah ketahui itu.

Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menyampaikan data per Juni 2022.

Kasus DBD di Tangerang kini angkanya mencapai 331 kasus dengan angka kematian nol. Sedangakn tahun lalu, sepanjang 2021 sebanyak 224 kasus.

Sementara itu, hingga Rabu (22/6/2022), Dinas Kesehatan Ciamis mencatat ada 447 warga Ciamis yang dirawat akibat terjangkit DBD. Empat orang di antara mereka meninggal.

Pasien DBD yang meninggal tahun 2022 sebanyak 3 orang pada bulan Januari dan seorang pada bulan Mei.

Pada kurun waktu yang sama di 2021 (Januari-Juni), hanya ada 79 kasus DBD dan seorang meninggal dunia.

Total selama 2021, jumlah kasus DBD di Ciamis mencapai 471, tiga orang meninggal dunia.

“Sementara tahun 2022 ini sampai Rabu (2/6) total kasus DBD di Ciamis sudah mencapai 447. Diantaranya 4 orang meninggal dunia,” ujar Kadinkes Ciamis, Yoyo, didampingi Ketua Kelompok Kerja Substansi (KKS) Penyakit Menular Bidang P2P Dinkes Ciamis, Depi Nuryadin, kepada Tribun Jabar, Rabu (22/6).

Mengenai kasus DBD, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, jumlah kumulatif kasus DBD di Indonesia mencapai 45.387 kasus dengan 432 kematian sepanjang tahun 2022 ini.

Baca Juga: Program Keluarga Berencana, Ini 5 Alat Kontrasepsi yang Sering Digunakan

“Kasus dengue sudah dilaporkan di 449 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi dengan kematian tersebar di 162 kabupaten/kota di 31 provinsi,” papar Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, dr Tiffany Tiara Pakasi dalam temu media memperingati ASEAN Dengue Day (ADD), Rabu (15/6/2022).

Dalam kesempatan itu, Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), turut mengungkapkan kasus DBD banyak dialami anak-anak hingga remaja.

Berdasarkan studi seroprevalensi ITAGI terhadap 1.800 anak usia satu sampai 18 tahun di 14 provinsi, sebanyak 25 persen anak usia satu tahun sudah terkena DBD.

Selanjutnya, data kasus DBD pada anak, sebanyak 50 persen anak usia lima tahun dilaporkan telah terinfeksi virus dengue penyebab demam bersarah, dan usia 18 tahun mencapai 90 persen.

Dirinya menyampaikan, tantangan dalam mengatasi DBD di Indonesia ialah adanya serotipe virus yang sama tersebar di berbagai wilayah, antara lain virus dengue 1 sampai 4.

"Kita tahu bahwa serotipe dengue di Indonesia itu bermacam-macam. Serotipe 1, 2, 3, dan 4. jadi kita bisa lihat bahwa semua provinsi mempunyai pola yang berbeda, tetapi yang paling penting bahkan keempat-empatnya ada walaupun proporsinya mungkin agak berbeda," kata Sri, dikutip dari Kompas.com (20/06/2022).

Sehingga, ketersediaan vaksin dengue atau vaksin demam berdarah yang mengandung keempat serotipe ini dinilai sangat penting untuk melindungi masyarakat khususnya anak dan remaja dari infeksi virus.

"Kalau ada vaksin (untuk cegah kasus DBD), tentunya vaksin itu harus mengandung keempat serotipe (dengue). Jadi harus aman, efektif, khususnya untuk anak dan remaja," ungkapnya.

Untuk diketahui, saat ini sudah ada dua vaksin dengue yang mana satu vaksin telah diberikan izin penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca Juga: Healthy Move, Olahraga Fun dan Energik Membakar Lemak Lebih Banyak

Sedangkan, satu vaksin dengue lainnya masih dalam tahap rekomendasi dari BPOM.

"Jadi yang ada di pasaran ke depan Insyaallah ada dua vaksin, kedua-duanya memang berisi empat serotipe dengue 1, 2, 3, dan 4 seperti yang kita inginkan," imbuhnya.

Adapun vaksin demam berdarah yang saat ini dapat digunakan adalah vaksin Dengvaxia produksi Sanofi Pasteur.

Namun, lanjut Sri, vaksin dengue tersebut masih memiliki sejumlah keterbatasan.

Sebab, berdasarkan hasil penelitian, vaksin DBD ini hanya memiliki hasil efikasi terbaik pada anak usia 9 hingga 16 tahun.

Padahal, kasus demam berdarah di Indonesia banyak dialami anak usia di bawah 9 tahun.

Tapi menurut dokter Tiffany, dilansir dari Kompas.com (20/06/2022), vaksin dengue yang saat ini tersedia, belum menjadi program imunisasi nasional Kemenkes.

Meski begitu, pemberian vaksin telah melalui proses rekomendasi IDAI untuk menentukan kelompok mana yang menjadi sasaran vaksinasi.

"Kalau soal untuk menjadi program (imunisasi nasional) beberapa kali memang bersama ITAGI, program imuniasi maupun temen-temen tim kerja membahas tentang hal ini, tapi tentunya masih ada perhitungan-perhitungan tentang hal ini," terangnya.

Baca Juga: 6 Kelebihan Daging Kambing yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Rendah Kolesterol

Vaksin dengue sendiri dapat diberikan pada anak usia 9 sampai 16 tahun sebanyak 3 kali, dengan jarak pemberian 6 bulan.

Selain vaksin DBD, seluruh masyarakat tanpa terkecuali untuk lebih peduli dengan kasus DBD ini, dengan melakukan sederet pencegahannya.

Mulai dari menguras bak mandi seminggu sekali, bersihkan seluruh penampungan air lainnya seperti wadah pot, pasang kasa atau kelambu nyamuk, jangan menumpuk atau menggantung baju, gunakan lotion antinyamuk, pangkas, dan bersihkan tanaman liar di perkarangan rumah.

Bisa juga menghias rumah menggunakan tanaman antinyamuk alami.

Tapi, yang terpenting, adalah selalu menjaga daya tahan tubuh dengan olahraga dan makan makanan sehat dan bergizi.

Selain itu, yang harus ditaati adalah jika keluarga di rumah timbul gejala DBD seperti mendadak panas tinggi lebih dari dua hari, tampak bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, muntah, nyeri di ulu hati, hingga tangan dan kakinya dingin dan berkeringat maka tindakan yang bisa diberikan adalah memberikan minum yang banyak, kompres dengan air hangat, dan beri obat penurun panas.

Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat jika terjadi kondisi yang lebih parah.(*)

Baca Juga: Sebagian Besar Dokter Masih Bersama IDI, Walau Ada PDSI dan PDIB