Sebuah penelitian di Belanda baru-baru ini yang berfokus secara khusus pada anak berusia 18 hingga 50 tahun menemukan bahwa di antara mereka yang bertahan melewati tanda satu bulan, kemungkinan kematian dalam waktu dua puluh tahun adalah 27% bagi mereka yang menderita stroke iskemik, dengan penderita TIA berada di urutan kedua sebesar 25%.
Transient Ischemic Attack (TIA) atau stroke ringan, adalah serangan stroke yang berlangsung singkat.
Stroke ringan terjadi secara mendadak dan hanya berlangsung dalam hitungan menit atau jam. Penderitanya bisa pulih dalam 1 hari.
Namun, stroke ringan perlu segera ditangani untuk mencegah terjadinya stroke iskemik atau komplikasi lain yang lebih serius.
Stroke ringan hanya berlangsung singkat dan tidak menyebabkan gangguan permanen pada tubuh. Namun, kondisi ini menjadi peringatan bahwa penderita berisiko tinggi mengalami stroke di kemudian hari.
Yang mengejutkan, karena TIA hanya memiliki gejala sementara yang hilang dengan sendirinya dalam beberapa jam. Mereka dengan perdarahan intraserebral memiliki tingkat kematian hampir 14%.
Studi tentang tingkat kelangsungan hidup jangka panjang di antara lansia, sebuah studi Kanada baru-baru ini dilakukan pada mereka yang menderita stroke ketika mereka berusia 61 tahun atau lebih, menemukan bahwa lebih dari 24% dari mereka yang berusia 80 tahun ke atas meninggal selama mereka tinggal di rumah sakit.
Sedangkan angka yang sesuai untuk kelompok usia 70 hingga 79 tahun adalah sekitar 13%, 9% untuk kelompok usia 60 hingga 69 tahun, dan kurang dari 6% untuk mereka yang berusia di bawah 59 tahun.
Baca Juga: Empat Upaya Meningkatkan Kesehatan Mental Bidan di Masa Pandemi
Baca Juga: Healthy Move, Tips Latihan Olahraga Untuk Mereka yang Sangat Gemuk
Baca Juga: Jerawat Adalah Penyakit Infeksi Kulit, Tak Cukup Hanya Ditangani dengan Skin Care yang Dijual Bebas
Tidak hanya harapan hidup yang lebih rendah, penderita stroke juga memiliki kualitas hidup yang lebih rendah, menekankan kebutuhan tidak hanya untuk pencegahan stroke yang lebih baik tetapi juga penyembuhan stroke yang lebih baik.
Dampak gabungan dari pengobatan, kecemasan, dampak pada potensi penghasilan, dan dampak pada kehidupan sosial dapat mempengaruhi kualitas hidup.
Studi telah menemukan bahwa stroke pada dasarnya dapat menurunkan kapasitas pasien untuk berjalan, melakukan tugas-tugas rutin, dan mengurus kebutuhan individu, seperti mandi, makan, dan berpakaian.
Perawatan seperti fisioterapi dan terapi wicara dan bahasa dapat memungkinkan pasien untuk memulihkan sebagian dari "kebebasan" mereka.
Tetapi pemulihan ini akan sangat tergantung pada apakah intervensi medis telah diberikan dalam waktu 3 sampai 4 jam setelah menderita stroke.
Penting untuk mengetahui gejala stroke agar segera dapat menolong orang yang kemungkinan terkena stroke. (*)