Find Us On Social Media :

5 Ciri Anak Obesitas dan Bahaya Kesehatan yang Menghantuinya

Obesitas pada anak berisiko menyebabkan penyakit kronis dan komplikasi serius. ini 5 ciri anak obesitas.

GridHEALTH.id - Anggapan mempunyai anak bertubuh gemuk dan sehat, masih dimiliki oleh banyak orangtua.

Padahal, tubuh gemuk seorang anak lambat laun dapat menjadi ancaman bagi kesehatan mereka.

Obesita menjadi salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada anak gemuk. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019, mencatat ada 38,2 juta anak mengalami obesitas di dunia.

Tak hanya terjadi di negara maju, kasus obesitas pada anak juga ditemukan di negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah.

Dokter Spesialis Anak dokter Martinus M. Leman, DTMH, SpA menyebutkan, seorang anak dikatakan mengalami obesitas jika berat badan dan tinggi badannya berada di garis positif tiga kurva yang telah ditetapkan oleh WHO pada 2006.

"Jadi ada kurva yang dibuat oleh WHO untuk mengukur berat badan dan tinggi badan. Ketika kita plot tinggi dan berat badan, kita akan menemukan berapa berat badan ideal seseorang berdasarkan tinggi badannya. Disesuaikan juga dengan usia," kata dokter Martin kepada GridHEALTH, Rabu (6/7/2022).

Selain berdasarkan tinggi dan berat badan, obesitas pada anak juga dilihat dari indeks massa tubuh.

"Bisa juga mengukur indeks massa tubuh pada anak. Kalau di bawah 5 tahun di atas atau sama dengan kurva positif 3 pada kurva WHO. Dan kalau di atas 5 tahun, menggunakan batas lebih dari positif 2 simpang baku pada kurva WHO," jelas dokter yang berpraktik di RS Siloam TB Simatupang.

Ciri-ciri anak obesitas

Baca Juga: Pola Asuh Strict Parents dan Dampak Negatif Bagi Kesehatan Anak

Lantas, apakah obesitas pada anak dapat dilihat melalui ciri-ciri fisiknya? Ia mengatakan, bahwa masyarakat awam pun bisa mengenali kondisi anak yang obesitas.

Adapun anak-anak dengan bobot badan berlebih, mempunyai ciri seperti berikut ini.

1. Pipinya tembem

2. Double chin atau memiliki lipatan di dagu

3. Lehernya tampak lebih pendek

4. Perutnya buncit, sehingga saat duduk biasanya berlipat

5. Payudara yang tumbuh baik pada anak laki-laki atau perempuan, meskipun belum memasuki usia pertumbuhan payudara normal

"Dalam kondisi tertentu bahkan dapat menyebabkan tungkai kakinya berbentuk X, pada paha bagian dalam saling menempel. Pada anak laki-laki, penisnya jadi lebih kecil atau terbenam," jelasnya.

Obesitas pada anak juga terkadang ditandai dengan kebiasaan mengorok saat tidur, karena sulit untuk bernapas. Anak jadi sulit tidur nyenyak dan ini dapat mengganggu proses belajarnya.

Baca Juga: Manfaat Rutin Minum Segelas Susu, Cegah Stunting Hingga Tingkatkan Imunitas

Bahaya obesitas pada anak

Obesitas pada anak memang dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Namun, faktor utama dari kondisi ini tentunya adalah pola hidup yang tidak sehat.

Misalnya sering mengonsusmi makanan berlemak dan kurang serat, serta lebih banyak berdiam diri (tidur atau duduk). Orangtua berperan besar dalam hal ini, karena cenderung mengikuti apapun yang dilakukan oleh orangtuanya.

Jika dibiarkan, penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke dapat datang lebih cepat.

Selain itu, dokter Martinus juga mengingatkan bahwa obesitas pada anak dapat menimbulkan komplikasi serius jika buah hati terserang penyakit.

"Sebagai contoh, kita semua sudah tahu pada saat Covid-19 kemarin, anak-anak yang mengalami Covid-19 dan obesitas, itu sakitnya jadi lebih parah," ujarnya.

"Demikian pula dengan anak yang obesitas dan terkena demam berdarah. Itu juga berisiko terjadi komplikasi derajat keparahan dibanding anak-anak dengan proporsi yang normal," sambung dokter Martinus.

Kegemukan pada anak juga dapat menyebabkan masalah pada kesehatan mentalnya, karena dikhawatirkan saat di sekolah atau lingkungan tempat bermain, dia menjadi bahan ejekan teman-temannya.

Orangtua diharapkan bisa memberikan contoh hidup sehat, agar anak tidak mengalami obesitas.

"Jangan bapak ibunya makan yang berlemak, lalu anaknya disuruh makan sayuran. Anaknya pasti akan melihat pola makan orangtuanya dan dia akan contoh. Demikian pula dengan pola aktivitas, kalau bapak ibunya tidak pernah olahraga, jangan berharap anak melihat olahraga sebagai sesuatu yang baik," pungkas dokter Martinus. (*)

Baca Juga: WHO: Obesitas Sebabkan Kematian dan Disabilitas, Picu 13 Jenis Kanker