Find Us On Social Media :

Karena Menahan Kentut Demi Jaga Image, Wanita Seorang Influencer Harus Gunakan Kursi Roda

Seorang Influencer Harus Gunakan Kursi Roda gegerana manahan kentut cukup lama karena jaga image.

GridHEALTH.id - Hanya karena menahan kentut, seorang influencer cantik harus mengalami nasip malang karena kesehatannya.

Gegara menahan kentut dirinya harus pasrah duduk di kursi roda.

Menahan kentut yang dilakukannya demi menjaga image di depan pacarnya.

Walhasil apa yang dialamianya itu menjadi viral.

Ternyata baru diketahui pula jika perempuan cantik seorang infliencer ini menahan kentut cukup lama.

Influencer tersebut bernama Vitória De Felice Moraes, melansir ussfeed.com (12/07/2022) yang populer dengan nama Viih Tube.

Ia mengaku menahan kentut ketika bersama pacarnya di sebuah festival musik.

Hal ini membuatnya mengalami sakit perut yang tak tertahankan.

Viih pun berakhir di kursi roda.

Baca Juga: Pejabat WHO Sebut Centaurus, Varian Baru Covid BA.2.75 Ditemukan di India

Viih bukan orang pertama yang mengalami hal ini.

Pasalnya seorang penyanyi dengan nama Pocah juga mengalami hal serupa di awal tahun ini.

“Seperti ibu, seperti anak. Dan aku, berada di bandara, merasakan sakit yang tak tertahankan dan harus ditempatkan di kursi roda karena kentut,” tulisnya lewat Instagram Story.

Ketahuilah menahan kentut bisa saja dilakukan, tapi kita harus tahu apa risikonya.

Karena risikonya tidak hanya soal kenyamanan, tapi juga kesehatan, seperti yang dialami contoh kasus di atas.

Dengan menahan kentut, maka akan terjadi peningkatan gas pada usus.

Kondisi ini dapat memicu kembung pada perut, dan sebagian gas diserap kembali dan dikeluarkan melalui pernafasan.

Gas yang tertahan akhirnya akan keluar sebagai kentut yang tidak terkendali.

Melansir Healthline, penumpukan gas di dalam saluran cerna bisa terjadi karena dua hal.

Baca Juga: Gejala Khas Subvarian Omicron BA.5 yang Terjadi Malam Hari, Menurut Imunolog

Proses pencernaan makanan, dan kita yang secara tak sengaja menelan udara ketika makan dan juga minum.

Saat gas tercipta, gas akan turun ke rektum dan dibuang melalui anus.

Gas di dalam perut bisa terbentuk lebih cepat jika kita merokok, minum menggunakan sedotan, atau mengonsumsi makanan yang susah dirombak oleh usus.

Gas juga mudah terbentuk ketika kita tengah stres, konstipasi, atau tengah menderita sakit yang mengganggu saluran cerna.

Kelebihan gas di dalam saluran cerna ini akan menimbulkan sensasi tak nyaman. Satu-satunya cara untuk meredakan sensasi tak enak ini hanyalah dengan kentut.

Ketika kita kentut, gas akan meninggalkan usus dan mengalir menuju rektum serta keluar melalui anus.

Nah ketika kita menahan kentut dengan cara mengencangkan otot terbawah dari anus, maka tekanan akan terbentuk akibat dari gas yang gagal keluar sehingga gas hanya akan berputar-putar di dalam saluran cerna.

Tekanan inilah yang menyebabkan sensasi tak nyaman di dalam perut bagian bawah.

Menurut penelitian, dilansir dari Kompas.com (1/02/2022), gas yang gagal keluar ini akan diserap kembali oleh aliran darah atau keluar lewat mulut ketika kita menghela napas.

Baca Juga: 4 Manfaat Buah Mengkudu, Membantu Mengatasi Kadar Gula Darah Tinggi

Prigal menahan kentut, penelitan yang ada tidak memberi kejelasan apakah peningkatan tekanan pada rektum tidak akan menimbulkan masalah atau akan menaikkan peluang untuk terjadinya divertikulosis yaitu peradangan atau infeksi sehingga kantung-kantung terbentuk di sepanjang saluran pencernaan, terutama di usus besar (kolon).

Karena kentut adalah proses membuang sisa gas yang tak dibutuhkan tubuh, sudah barang pasti ada risiko ketika kita terlalu sering menahan kentut sehingga gas ini tak keluar.

Dalam jangka pendek, menahan kentut bisa menimbulkan nyeri dan sensasi tak nyaman pada perut, perut terasa begah karena kebanyakan gas, timbul gangguan saluran cerna, hingga heartburn.

Ketika kentut susah ditahan, juga akan mengalami peningkatan level stres. Dalam kondisi stres dan semua saraf tegang, kita akan lebih kesulitan dalam menahan kentut.

Selain itu, penelitian yang dilakukan di sekitar tahun 1970-an menyatakan bahwa terlalu sering menahan kentut bisa memicu timbulnya divertikulitis, yaitu peradangan atau infeksi pada satu atau lebih kantong kecil di saluran pencernaan.(*)

Baca Juga: Kasus MIS-C Akibat Covid-19 Pada Anak Meningkat, Ini Gejala dan Pencegahannya