Infeksi jamur juga dapat menyebabkan gatal-gatal pada vagina dan kemerahan pada vulva (bibir area genital luar wanita) dan vagina.
2. Vaginosis bakterial
Baca Juga: Wanita Penerima Vaksin Covid-19 Laporkan Perdarahan Jadi Lebih Banyak Saat Menstruasi
Baca Juga: Anti Repot, Bekal Makanan Bergizi Untuk Hari Pertama Anak Masuk Sekolah
Seiring dengan ragi, bakteri "ramah" yang disebut lactobacilli hidup di vagina. Ketika jumlah lactobacilli terlalu rendah, dapat memicu kondisi yang disebut bakterial vaginosis (BV/bacterial vaginosis).Mengapa tingkat bakteri berubah tidak diketahui, tetapi laktobasilus yang normal dapat digantikan oleh bakteri penyebab infeksi lainnya.“Gardnerella adalah bakteri yang paling sering dikaitkan dengan bakterial vaginosis,” kata Krause. “Kurangnya lactobacilli dan pertumbuhan berlebih dengan bakteri lain inilah yang menyebabkan gejala infeksi.”Dengan vaginosis bakteri, seorang wanita mungkin melihat cairan kental atau keputihan atau yang licin dan jernih. Tidak mungkin gatal atau terbakar. Bau amis mungkin terlihat, terutama saat berhubungan.
3. Infeksi menular seksual
- Trikomoniasis“Dari tiga infeksi vagina yang paling umum, trichomonas vaginitis, juga disebut trikomoniasis, adalah satu-satunya infeksi menular seksual yang sebenarnya,” kata Krause.Biasa disebut "trich," disebabkan oleh parasit bersel tunggal, Trichomonas vaginalis, dan ditularkan dari pasangan ke pasangan selama hubungan seksual.Gejala trikomoniasis mirip dengan infeksi vagina lainnya yakni rasa terbakar, iritasi, kemerahan, dan pembengkakan vulva, dengan keputihan berwarna kuning keabu-abuan atau kehijauan, mungkin dengan bau amis. Beberapa wanita juga mengalami rasa sakit saat buang air kecil.
Baca Juga: Ini Dampak Tak Diduga Bila Tidak Membersihkan Riasan Menjelang Tidur
Baca Juga: Muncul Gejala Demam Berdarah Ini Pada Anak, Segera Bawa ke Rumah Sakit
- Vaginitis klamidiaChlamydia adalah penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan peradangan pada vagina. Beberapa wanita akan mengalami keputihan dengan klamidia dan beberapa tidak.
Jika infeksi menyebar di luar vagina dan leher rahim, wanita mungkin mengalami pendarahan di antara periode atau setelah hubungan seksual, menurut Planned Parenthood.“Wanita yang aktif secara seksual hingga usia 26 tahun harus diuji setiap tahun untuk klamidia karena sering kali datang tanpa gejala.
“Wanita yang aktif secara seksual hingga usia 26 tahun harus diuji setiap tahun untuk klamidia karena klamidia sering kali datang tanpa gejala dan dapat bertahan lama serta berisiko mengganggu kesuburan,” kata Dr. Moore.