Find Us On Social Media :

Suka dan Sering Hadiri Pesta? Anda Manusia Berisiko Tingi Cacar Monyet

Lokasi pesta menjadi tempat penularan cacar monyet alias monkeypox paling subur. Kaum LGBT paling menyukainya.

* melalui benda mati seperti pakaian, handuk bersama dan tempat tidur yang terkontaminasi virus cacar monyet.

"Dari data-data penelitian itu, pernapasan itu sangat kecil sekali untuk terjadinya penularan dari monkeypox (cacar monyet), paling besar adalah skin to skin contact (kontak kulit ke kulit) atau kontak langsung," ujarnya.

Waspada Pemilik Imunitas Rendah

Mereka yang terinfeksi cacar monyet, menurut Zulvikar, pasien cacar monyet yang mempunyai penyakit sekunder dan rendah imunitas berpotensi mengalami keparahan atau perburukan kondisi akibat cacar monyet.

"Yang berisiko terkena komplikasi itu, memang pada pasien-pasien yang imunosupresi, pasien-pasien dengan usia tua, atau pasien-pasien dengan penyakit sekunder," jelas Zulvikar.

Masih menurut Zulvikar, pada kasus-kasus cacar monyet tertentu yang memiliki tingkat keparahan yang tinggi, kemungkinan besar pasiennya mempunyai riwayat penyakit sekunder lain dan memiliki kekebalan tubuh yang rendah.

Baca Juga: Kaum LGBT Lebih Berisiko Terinfeksi Cacar Monyet Bukan Karena Hubungan Seksual

"Setiap orang yang terkena cacar monyet memiliki kekebalan tubuh yang berbeda-beda," tuturnya.

Beberapa gejala cacar monyet yang timbul terindikasi mirip seperti flu, sakit kepala, kelelahan, kedinginan, yang kemudian berkembang menjadi ruam yang menyakitkan.(*)

Baca Juga: Syarat Masyarakat Indonesia Bisa Mendapatkan Vaksin Booster Covid-19 ke 2