Find Us On Social Media :

Kini Pemerintah Permudah Regulasi Untuk Jadi Dokter Jantung, Berminat?

Pemerintah akan permudah regulasi menjadi dokter spesialis jantung untuk menangani penyakit kardiovaskular, penyakit mematikan nomor 1 di dunia.

Dalam konferensi pers virtual PERKI pada hari ini (04/08/2022) yang diikuti GridHEALTH.id, dr. Octavia Lilyasari, SpJP (K), FIHA mengatakan, "jadi ini memang tugas kami semua (pemerintah dan PERKI), bagaimana caranya kita memproduksi lebih banyak, yang mempunyai kualitas yang baik, kemudian bagaimana cara kita mendistribusikannya, ini memang tugas kami yang nanti rencananya dengan upaya kita bersama, ini kita bisa wujudkan pemerataan, tidak hanya di kota, tetapi juga di desa, tidak hanya di provinsi yang besar, tetapi juga di provinsi yang kecil dan jauh."

Upaya Kemenkes Tangani Penyakit Kardiovaskular

Melihat fakta di lapangan yang seperti ini, Kemenkes melakukan upaya untuk mendorong pemenuhan SDM dan fasilitas kesehatan yang merata dan sama untuk menangani penyakit kardiovaskular, beberapa langkahnya yaitu:

1. Optimalisasi jejaring rumah sakit 

Pemerintah menargetkan pada tahun 2027 sudah mencapai 100% pemerataan layanan rujukan melalui optimalisasi jejaring rumah sakit untuk menangani 4 penyakit dengan kematian tertinggi dan paling mahal (katastrofik), yaitu jantung, stroke, kanker, dan ginjal.

2. Memudahkan regulasi diaspora kesehatan bagi WNI lulusan luar negeri

Untuk menangani penyakit kardiovaskular dan penyakit mematikan lainnya, pemerintah juga melakukan upaya dalam memudahkan regulasi diaspora kesehatan.

Baca Juga: Rutin Makan Sebutir Telur Setia Hari Turunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular, Studi

 Dengan regulasi yang dipermudah, pemerintah mengharapkan dokter WNI yang lulusan luar negeri dapat kembali ke Indonesia dan melayani masyarakat Indonesia, sehingga membantu menambah SDM dalam negeri.

3. Menambah jumlah program studi dan beasiswa

Pemerintah Indonesia melalui Kemenkes RI telah menyediakan 10.000 beasiswa hingga tahun 2024 untuk anak Indonesia yang hendak menjadi dokter, khususnya dalam spesialisasi kardiovaskular.

Selain itu, penambahan program studi yang mempelajari kardiovaskular juga sudah saatnya untuk ditambah, namun membutuhkan proses dan waktu yang panjang.