4. Sering ingin buang air kecil daripada biasanya
Karena gejala-gejala tersebut sangat umum terjadi, wanita disarankan untuk melakukan pemeriksaan bila merasakannya selama dua minggu berturut-turut.
Mereka yang mengidap kanker ovarium, mengatakan kalau gejala yang dirasakan biasanya menetap dan perubahan frekuensinya bisa diperhatikan.
Ada juga beberapa gejala lain, yang kerap kali dialami. Hanya saja, kondisi-kondisi tersebut juga bisa dialami bila mengidap jenis kanker reproduksi lainnya.
Misalnya saja kelelahan, nyeri punggung, terasa sakit saat berhubungan intim, sembelit, hingga perubahan pada siklus menstruasi.
Apa saja faktor risiko kanker ovarium?
Melansir American Cancer Society, ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang wanita berisiko terkena kanker ovarium.
* Bertambah usia. Kanker ovarium kebanyakan terjadi setelah wanita menopause, sekitar usia 63 tahun.
* Berat badan berlebih. Obesitas memang dikaitkan dengan berbagai risiko penyakit, salah satunya adalah kanker ovarium ini.
* Hamil. Kanker ovarium berisiko terjadi, apabila seorang ibu hamil saat usianya sudah di atas 35 tahun atau sama sekali tidak pernah mengandung.
Ada juga beberapa faktor lain seperti keturunan dari keluarga, sempat mengalami kanker payudara, atau sering merokok. Tapi ingat, meski mempunyai faktor-faktor tersebut, bukan berarti seorang wanita otomatis terkena kanker ovarium.
Untuk memastikannya lebih lanjut, segera lakukan pemeriksaan jika memang memiliki faktor dan merasakan gejala kanker ovarium lebih dari dua minggu. (*)
Baca Juga: Kutil Kelamin Pria Tak Boleh Disepelekan, Apa Saja Gejalanya?