Find Us On Social Media :

BPOM Sahkan Vaksin Booster Covid-19 Covovax untuk Usia 18 Tahun ke Atas, Ini Efek Sampingnya

Penyuntikan vaksin booster Covovax dilakukan enam bulan setelah dosis primer.

GridHEALTH.id – Jenis vaksin Covid-19 yang digunakan untuk vaksin booster atau dosis ketiga bertambah.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mensahkan izin penggunaan darurat (EUA) Vaksin Covovax  untuk vaksin booster pada 19 Agustus lalu.

Ini merupakan jenis vaksin Covid-19 dengan platform protein subunit glikoprotein spike yang menggunakan adjuvant Matrix-M1 dan dikembangkan oleh perusahaan farmasi Novavax.

Vaksin Covovax nantinya akan digunakan sebagai vaksin booster homolog untuk masyarakat yang berusia 18 tahun ke atas.

“Dalam penggunaannya sebagai booster homolog, vaksin Covovax diberikan dalam 1 dosis (0,5 mL), sekurang-kurangnya 6 bulan setelah dosis kedua vaksinasi primer dengan Vaksin Covovax,” kata Kepala BPOM Penny K. Lukito, dikutip dari laman pom.go.id, Senin (12/9/2022).

Efektivitas vaksin booster Covovax

Tentunya sebelum mendapatkan izin penggunaan darurat sebagai vaksin booster, vaksin Covovax telah melalui penilaian BPOM terlebih dahulu, dilakukan bersama dengan Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI).

Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui khasiat, kemanan, dan mutu dari vaksin booster Covovax.

“Pemberian EUA vaksin Covovax sebagai booster homolog dilakukan setelah BPOM bersama para ahli melakukan evaluasi terhadap aspek keamanan, mutu, dan khasiat berdasarkan data-data uji klinik yang juga menjadi acuan para ahli yang terlibat,” jelasnya.

Dari hasil studi klinik pertama dengan subjek dewasa, antibodi meningkat sebesar 33,7 kali dibandingan sebelum menerima vaksin booster.

Selain itu, hasil pengukuran titer antibodi juga mengalami peningkatan sebesar 95,6 kali setelah disuntik vaksin booster Covovax.

Baca Juga: Catat! Efek Samping Vaksin Booster Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca

Sedangkan pada studi klinik tahap kedua, hasil titer antibodi menunjukkan adanya peningkatan antibodi sebesar 17,1 kali dengan rentang 35 hari setelah vaksin booster.

Begitu juga dengan pengukuran titer antibodi netralisasi yang meningkat sebesar 7,7 kali dibandingkan sebelum menerima vaksin booster Covovax dengan seroconversion rate 99,6%.

“Jadi, setelah EUA diberikan, BPOM juga memberikan edukasi kepada tenaga kesehatan dan masyarakat. Selanjutnya, BPOM juga akan terus mengevaluasi efektivitas dan keamanan Vaksin Covovax sebagai vaksin booster homolog,” tutur Penny.

Efek samping vaksin booster Covovax

Tak berbeda dengan jenis vaksin Covid-19 lainnya yang juga digunakan sebagai vaksin booster, Covovax juga mempunyai efek samping seperti berikut.

1. Nyeri di titik suntikkan

2. Kelelahan

3. Sakit kepala

4. Nyeri otot atau myalgia

5. Demam

Vaksin booster Covovax hanya bisa digunakan bila sebelumnya juga telah menerima jenis yang sama dan saat ini ditujukan untuk orang dewasa usia 18 tahun ke atas. (*)

Baca Juga: Konsumsi 4 Makanan Ini Setelah Vaksin Booster, Minimalisir Efek Samping