Baca Juga: Penyakit Gangguan Ginjal Misterius Pada Anak Melonjak, Ada Hubungannya dengan Covid-19?
- Berpotensi kehilangan kesadaran
- Sebagian besar pasien menjalankan cuci darah
- Tidak terkait dengan obat-obatan, namun orangtua perlu hati-hati dalam memberikan obat pada anak khususnya balita
Himbauan dari dr. Eka kepada orangtua agar berhati-hati saat memberikan obat bebas pada anak.
"Obat itu harus dikonsumsi dengan pengawasan dokter, apalagi pada anak-anak yang masih kecil, diharapkan tidak membeli obat sendiri, kita harus hati-hati ketika membeli obat online, yang sebetulnya bukan obat yang resmi beredar di Indonesia."
Orangtua Wajib Bawa Anak ke Dokter Jika Mengalami Gejala Khas Ini
Sebagai orangtua perlu mengetahui dan segera bawa ke dokter jika anak tidak buang air kecil atau jumlah buang air kecilnya sangat sedikit.
"Jadi anak-anak ini hampir semuanya datang dengan keluhan tidak buang air kecil atau buang air kecilnya sangat sedikit, maka harus segera diperiksakan ke rumah sakit," kata dr. Eka menyampaikan gejala khas yang perlu diketahui.
Selain itu, gejalanya pun kurang lebih seragam, diawali dengan infeksi batuk, pilek, diare, muntah, demam namun bersifat ringan dalam beberapa hari, kemudian dalam 3-5 hari mendadak tidak bisa buang air kecil, segera bawa anak ke dokter.
Jika sudah mencapai gejala seperti di atas, maka tidak ada lagi pencegahan yang bisa dilakukan di rumah, selain orangtua segera menyadari jumlah urin anak yang sedikit dan membawanya langsung ke dokter.
"Anak-anak ini bukan terjadi sumbatan dalam aliran buang air kecilnya, tetapi memang ginjalnya tidak memproduksi air seni sama sekali," kata dr. Eka, inilah yang menyebabkan perlu perawatan intensif di rumah sakit karena harus diperhatikan antara cairan yang masuk dan keluar.
Beberapa pengobatan yang sudah dilakukan terhadap pasien anak gagal ginjal akut misterius ini mulai dari pemberian terapi obat dan cairan, jika belum juga berhasil memproduksi urin maka dilakukan beragam jenis cuci darah, seperti cuci darah dari mesin atau menggunakan selaput perut pasien, cuci darah berkelanjutan, hingga transfusi tukar.
"Tentu saja ini menimbulkan kewaspadaan buat kita semua, angka kematiannya cukup tinggi, tetap waspada namun tidak perlu panik berlebihan karena nanti kepanikan juga akan membuat segalanya menjadi tidak terkendali," himbauan dari dr. Piprim.
Baca Juga: Jangan Salah Lagi, Ini Lokasi Nyeri yang Membedakan Infeksi Ginjal dengan Sakit Punggung