Find Us On Social Media :

Penelitian UI Sebut, Galon Guna Ulang Lebih Ramah Lingkungan, Bandingkan dengan Produsen Butuh 770.000 Ton Botol Sekali Pakai Baru

LPEM FEB UI ungkap kemungkinan yang terjadi dan dampaknya jika galon guna ulang ditarik dari pasaran.

Selain itu, terjadi pula pertumbuhan sebesar 0,01% pada sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, dan daur ulang.

Khusus pada galon guna ulang merk AQUA juga bisa mendorong penciptaan lapangan kerja nasional, karena Danone memiliki program AHS (AQUA Home Service) sehingga membukan peluang pekerjaan baru.

Sebanyak 3.416 lapangan pekerjaan berhasil terbentuk, baik sebagai AHS, pekerja depo galon AQUA, hingga supir truk distribusi galon AQUA tercatat menjadi dampak langsung dari penggunaan galon isi ulang ini.

Sedangkan ada 13.316 lapangan pekerjaan yang juga terbentuk secara tidak langsung dari dampak galon guna ulang.

3. Aspek Sosial

Dari aspek sosial, LPEM FEB-UI melihat bahwa penggunaan galon isi ulang turut mendukung ekonomi sirkular dan sustainability karena memiliki sifat reusable, yang juga membentuk konsumen memiliki kepedulian terhadap lingkungan dengan membiasakan diri pada penerapan budaya reuse.

"Motivasi masyarakat ketika kita (tim LPEM FEB-UI) tanya mengapa masyarakat itu mengonsumsi galon, rupanya sebagian besar dari mereka justru melihat ada motivasi konservasi di situ, jadi 30% dari mereka mengatakan bahwa produk galon ini lebih ramah lingkungan karena dapat digunakan kembali," kata Bisuk Abraham Sisungkunon dalam pemaparannya.

Dampak Jika Tidak Ada Galon Guna Ulang

Setelah melihat dampak galon guna ulang, mari melihat bagaimana dampaknya jika tidak ada galon yang digunakan ulang, LPEM FEB-UI menyebutkan jika dilihat dari penggunaannya sejak tahun 2018-2021, maka akan ada kenaikan kenaikan akumulasi emisi sebesar 8.926 ton.

Selain itu produsen juga diperkirakan akan memproduksi kebutuhan botol sekali pakai bahan PET untuk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) sebesar 770.000 ton, yang artinya akan setara dengan peningkatan emisi tambahan sebesar 1.655.500 ton.

Bahkan dari survei terhadap konsumen, disebutkan oleh LPEM FEB-UI akan ada 7 dari 10 konsumen yang beralih ke kemasan air minum sekali pakai, hasilnya akan ada potensi peningkatan timbunan sampah.