Find Us On Social Media :

Waspada Ancaman Depresi di Usia Menopause, Hubungan Baik dengan Pasangan Dapat Mencegah Stres

Wanita dapat melewati masa menopause dengan nyaman dan aman berkat dukungan pasangannya.

GridHEALTH.id - Penting untuk melakukan deteksi dini gejala- gejala yang terjadi pada perempuan menopause agar tidak terjadi penurunan kualitas hidup.

Gangguan kognitif merupakan gejala yang paling umum dialami setidaknya 44-62% populasi. Perubahan hormon pada perempuan dalam masa menopause menyebabkan penurunankemampuan berpikir, yaitu mengalami kondisi lupa sesaat atau ‘Brain fog’, kesulitan memilihkata (verbal fluency), dan penurunan daya ingat.

Selain itu, perubahan hormon seperti estrogen, FSH dan LH, serta fluktuasi prolaktin dan kortisol menjadi penyebab gejala stres, kecemasan, dan depresi dialami oleh perempuan dalam masa menopause.

Dalam masa perimenopause dan postmenopause, setidaknya perempuan mengalami peningkatan risiko 2 sampai 4 kali untuk mengalami depresi.Dr. dr. Natalia Widiasih, Sp.KJ (K), MPd.Ked, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, menjelaskanbahwa perubahan hormon yang dialami perempuan dalam masa menopause menyebabkangejala-gejala yang menganggu produktivitas dan dapat menurunkan kualitas hidup.

Perempuan dalam masa menopause rentan mengalami penurunan daya berpikir (fungsi kognitif), khususnya berupa penurunan daya ingat dan kelancaran verbal, yang berpotensimenjadi demensia di kemudian hari.

 “Estrogen berperan dalam mediasi neurotransmitter di korteks prefrontal, yang berperan dalam fungsi eksekutif, dengan mengatur pembentukan saraf dan melindungi saraf dari kerusakan dan kematian sel.

Estrogen juga berperan dalam regulasi fungsi mitokondria dalam sintesis ATP, yaitu bentuk energi yang dibutuhkan sel.

Penurunan kadar estrogen mengganggu pembentukan energi otak akibat disfungsi mitokondria yang diikuti dengan penurunan metabolisme otak, deposisi beta amiloid, hilangnya sinaps neuron di otak, dan kemudian menyebabkan penurunan fungsi kognitif hingga dementia,” jelas dokter Natalia dalam virtual media briefing World Menopause Day 2022: Cognition and Mood Life After 40 Happy and Healthy. KESEMPATAN (Kehidupan Setelah Empat Puluh Tahun): Sehat dan Bahagia di Jakarta (19/10/2022).

Selain mengganggu kemampuan kognitif, perubahan hormon juga mengganggu kesehatanmental perempuan di masa menopause.

Perempuan menopause lebih rentan mengalami gangguan mood yang meliputi perasaan gelisah, sensitif, dan perubahan mood yang fluktuatif (mood swing).

“Penurunan hormon estrogen memegang peranan penting dalam perubahan mood, terkait dengan fungsinya dalam regulasi sintesis dan metabolisme berbagai neurotransmitter terkait mood, seperti serotonin, dopamine, dan norepinephrine.

Baca Juga: Risiko Perubahan Tubuh Akibat Menopause Dapat Dihindari dengan Kebiasaan Hidup Sehat Sejak Remaja

Baca Juga: Cara Mengobati Gatal di Kulit Akibat Biduran Agar Tidak Kambuh Lagi

Disregulasi dari berbagai neurotransmitter tersebut pada daerah hipothalamus, korteks prefrontal, dan sistem limbik dapat menyebabkan gangguan mood dan perasaan lelah (fatigue).”

Perubahan mood tersebut nantinya dapat berkembang menjadi lebih berat dan menyebabkangejala kecemasan dan depresi. Gejala kecemasan, jelasnya, ditandai dengan perasaangelisah, panik, berkeringat, hingga sesak napas.

Sementara, depresi dapat ditandai dengan perasaan lelah, tidak berenergi, gangguan tidur, konsentrasi yang buruk, dan perubahan berat badan yang dapat memperburuk kualitas hidup.

Selain itu, proses penuaan pada fisik perempuan menimbulkan rasa tidak percaya diri dan terbentuknya pandangan negatif pada dirinya (negative body image).

“Berbagai faktor lain seperti keadaan ekonomi, dukungan sosial yang rendah, kondisi medis tertentu, riwayat gangguan mental, dan kepribadian individu juga dapat berpengaruh terhadap perubahan mood,” jelas dr. Natalia.

Hubungan dalam keluarga dan pasangan yang baik dapat membantu meringankan stres akibat menopause dan membantu perempuan menjadi lebih resilien dalam melewati fase ini.

Baca Juga: Usir Nyeri Sendi Akibat Asam Urat dengan 5 Infused Water Ini

Baca Juga: Waspada Bahaya Kanker Paru Akibat Kebiasaan Vape Pengganti Rokok

Peran support system sangat penting dalam membantu perempuan menjalankan masamenopause.

“Ketika terdapat disfungsi seksual akibat menopause, pasangan perlu saling  mengkomunikasikan ekspektasi satu sama lain terkait hubungan seksual.

Pasangan juga dapat melakukan couples therapy untuk membantu pasangan agar dapat saling memahami dan membentuk strategi dalam menghadapi perubahan biologis, hormonal, dan psikologis yang sedang terjadi.

Beberapa hal yang perlu dibicarakan adalah bagaimana fase menopause ini berdampak pada hubungan, keintiman, seksualitas, dan bagaimana harapan dan ekspektasi terhadap satu sama lain dalam melewati fase ini,” tutupnya.

Untuk diketahui, PERMINESIA yang merupakan organsasi yang mewadahi dokter- dokter dan tenaga medis yang berkonsentrasi pada Perkumpulan Menopause Indonesia, mempunyai tujuan mulia.

Yaitu ikut meningkatkan derajat Kesehatan bangsa Indonesia dan mengupayakan peningkatan kualitas hidup perempuan pre menopause, menopause, dan pasca menopause melalui pengembangan ilmu Kesehatan dan IPTEK kedokteran terutama yang berkaitan dengan masalah menopause. (*)

Baca Juga: Kencing Berkurang Jadi Salah Satu Gejala Ginjal Akut Pada Anak, Begini Cara Menghitung Jumlah Normal Pipis Anak

Baca Juga: IDAI Klarifikasi Soal Anjuran Setop Penggunaan Paracetamol, Ini Manfaat dan Efek Samping Obat Penurun Demam Itu