Kemudian ada juga fase bencana, apabila terjadi bencana berksala besar dan terdapat pengungsi lebih dari 100 kepala keluarga.
Pada fase tersebut, dilakukan pemberian bahan pokok dan air bersih, pemeriksaan kesehatan, dan obat seperti Entrostop untuk mengatasi diare serta Kalpanax untuk infeksi kulit.
Data Kementerian Kesehatan 2020, cakupan pelayanan penderita diare di Indonesia hanya sekitar 28,9%.
Angka kejadian pada balita paling tinggi di Nusa Tenggara Barat (61,4%) dan terendah di Sulawesi Barat (4%). Sementara di DKI Jakarta, sebesar 42,7%.
Pelayanan diare yang terbilang rendah, menyebabkan kematian 530 balita usia 29 hari-11 bulan dan 201 anak yang berusia 12-59 bulan pada 2020. (*)
Baca Juga: Simak Perbedaan Panu, Kudis dan Kurap Serta Cara Mengobatinya