Find Us On Social Media :

Konsep Kedokteran Gigi Berubah, Tidak Mencabut Gigi Tapi Mempertahankannya

Gigi kini dipertahankan, tidak dicabut.

GridHEALTH.id - Jangan lagi takut kedokter gigi, karena onsep kedokteran gigi berubah, tidak mencabut, namun mempertahankan dan merawat gigi semaksimal mungkin.

Jadi jangan lagi takut ke dokter gigi ya. Baiknya rutin kontrol tiga bulan sekali bagi anak, dan enam bulan sekali bagi dewasa.

Hal tersebut dipaparkan langsung oleh Prof Dr drg Ratna Meidyawati Sp.KG, Subsp.KR(K), saat Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Konservasi Gigi Indonesia kelima (SINI V) hari ini, di ICE BSD Tangerang, Jumat (11/11/2022).

Menurutnya, "jadi kita pertahankan gigi selama mungkin di rongga mulut namun bagaimanapun juga harus kita lihat indikasi dan bagaimana kondisi sisa jaringan gigi. Apakah bisa direstorasi? Itu prinsipnya."

Tujuan perawatan gigi yang terkini menurt Ratna adalah membentuk gigi kembali normal sesuai fungsinya.

Baca Juga: 6 Langkah yang Bisa Diupayakan untuk Mencegah Ambeien Menyakitkan

"Kalau tidak sesuai fungsi akan bisa dampak baru seperti bila gigi tidak diratakan, maka gigi atas bisa turun, sehingga makanan bisa terselip di antara gigi sehingga harus dikembalikan ke bentuk semula," jelasnya.

Tapi itu semua tidak termasuk pada kondisi gigi pasien yang sudah habis dan tidak bisa dipertahankan, misal mahkota gigi sudah rusak parah.

"Misalnya rusaknya sudah parah, mahkota sudah habis, percuma; tidak bisa direstorasi lagi, sehingga akhirnya dicabut juga."

Jadi jika kondisinya sudah seperti itu, mau tidak mau harus dihilangkan karena sisa jaringan gigi bisa menimbulkan infeksi pada tubuh.

Kalau sudah dilakukan perawatan saluran akar gigi, ujungnya harus bisa dilakukan restorasi tapi tidak semua gigi bisa direstorasi.

Baca Juga: Jangan Sepelekan Kayu Manis, Ini Aneka Manfaatnya untuk Komorbid juga Penyakit Infeksi

Untuk itu gigi harus dirawat, supaya tidak rusak.

"Kalau dari sisi masyarakat, tentu harus mengikuti anjuran. Untuk mencegah gigi berlubang, sikat gigi 2x sehari, yaitu di pagi hari setelah sarapan, dan di malam hari sebelum tidur lalu berkumur," papar Ketua Pengurus Pusat IKORGI, Dr drg Dudi Aripin, SpKG Subsp KR (K), yang juga hadir dalam acara tersebut, dan menyampaikan bahwasannya Kemenkes mencanangkan Indonesia bebas karies gigi pada 2030 dan untuk mencapainya, harus kolaborasi semua pihak.

Karenanya masyarakat didorong melakukan kontrol rutin ke dokter gigi yakni untuk anak 3 bulan sekali dan 6 bulan sekali untuk dewasa.

Penting untuk diperhatikan, saat ini Gen Z yang memiliki lifestyle berbeda rentan terkena karies gigi.

"Karies gigi mengikuti lifestyle dan ritme kerja akan memengaruhi lifestyle, seperti pola makan yang dipengaruhi dari kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil di keluarga, serta dipengaruhi lingkungan. Makanan dan minuman olahan sangat berpotensi membahayakan kesehatan gigi," jelas Dudi.

Baca Juga: 23 Organisasi Profesi di Jawa Barat Tolak RUU Ominbus Law Kesehatan

Penyebab Gigi Rusak - Berlubang

Gigi berlubang umumnya diawali oleh adanya plak pada mulut. Plak berasal dari sisa makanan yang mengandung gula, seperti roti, sereal, susu, minuman ringan, buah, kue, atau permen, yang kemudian diubah oleh bakteri alami dalam mulut menjadi asam.

Kombinasi antara bakteri, asam, sisa makanan yang ada di mulut, dan air liur, akan membentuk plak yang melekat pada gigi.

Asam yang terdapat dalam plak secara perlahan mengikis lapisan-lapisan gigi, hingga membentuk lubang pada gigi. Bakteri yang menjadi penyebab gigi berlubang adalah streptococcus mutans dan lactobacillusSelain itu, gigi berlubang juga dapat dipicu oleh beberapa faktor lain, seperti, dikutip dari laman Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta (31/03/2021):* Kebersihan Mulut yang Buruk

Baca Juga: Rekomendasi Olahraga untuk Tulang Sehat dan Tips Aman Melakukannya

Tidak menggosok gigi secara teratur, terlebih dengan teknik yang kurang tepat, dapat menyebabkan sisa-sisa makanan tertinggal di sela-sela gigi. Hal ini akan menyebabkan plak terbentuk dengan cepat.

Akhirnya, tahap awal kerusakan gigi akan terjadi. Oleh karena itu, dianjurkan sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.

* Penimbunan PlakPlak gigi adalah lapisan lengket bening yang melapisi gigi. Plak terbentuk akibat sisa makanan yang tertinggal karena pembersihan yang kurang baik. Lama-lama, plak akan mengeras menjadi karang gigi.

Nah, karang gigi tersebut akan sulit dibersihkan bila hanya dengan menggosok gigi. Penimbunan plak ini menyebabkan meningkatnya jumlah bakteri yang dapat menghilangkan mineral pada lapisan enamel gigi yang keras. Akhirnya, terbentuklah lubang.

Begitu area enamel telah terkikis, asam dan bakteri bisa mencapai lapisan gigi selanjutnya (dentin). Lapisan tersebut lebih lembut dari enamel dan kurang tahan terhadap asam.* Kurang Asupan FluorideFluoride merupakan mineral yang terbentuk secara alami. Kandungan ini membantu mencegah gigi berlubang. Jika asupan fluoride kurang, maka kerusakan gigi dapat mudah terbentuk. Karena manfaat tersebut, fluoride sering ditemukan di dalam pasta gigi dan obat kumur.* Terlalu Banyak Makan Makanan ManisKonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula tinggi, misalnya susu, es krim, kue, buah kering, cereal, permen, atau minuman bersoda, cenderung lebih mudah menyebabkan kerusakan pada gigi.

Makanan dan minuman mengandung gula tersebut dapat menurunkan pH plak gigi dengan cepat. Akibatnya, lapisan enamel gigi lama-kelamaan akan terkikis.

Baca Juga: Atasi Kulit Wajah Kering Dengan 7 Cara Berikut Ini, Kenali Juga Faktor Penyebabnya!

* Mulut KeringKondisi mulut yang kering saat kandungan air liurnya sedikit dapat meningkatkan risiko kerusakan pada gigi. Kandungan di dalam air liur dapat membantu mencegah kerusakan gigi.

Caranya, dengan membersihkan makanan dan plak dari gigi. Selain itu, zat yang ditemukan di dalam air liur juga bisa memerangi asam yang diproduksi oleh bakteri.* Faktor UsiaOrang yang sudah lanjut usia umumnya mengalami turunnya gusi atau resesi gusi. Kondisi ini memungkinkan bakteri penyebab pembusukan di rongga mulut bersentuhan dengan akar gigi.

Hal ini disebabkan oleh sisa-sisa makanan yang menempel pada bagian akar gigi dan akan lebih sulit dibersihkan. Akhirnya, penumpukan bakteri di area tersebut sangat mungkin terjadi.* Karies akibat SusuSering kali ibu membiarkan anaknya tertidur dengan botol dot yang masih menempel di mulutnya. Jika dibiarkan, maka kebiasaan ini dapat merusak gigi si kecil yang baru tumbuh.

Gula di dalam susu dapat menempel pada permukaan gigi bayi dalam waktu yang lama, terlebih saat tidur di malam hari. Gula tersebut kemudian diubah menjadi asam oleh bakteri. Bila terpapar terlalu lama, dapat menyebabkan gigi berlubang.

* Tidak membersihkan gigi dengan benangFaktanya, rutin menyikat gigi saja tidak cukup untuk membersihkan gigi. Anda perlu melanjutkannya dengan menggunakan benang gigi (flossing).

Baca Juga: Mengetahui Bahaya Sakit Ginjal Pada Anak dan Cara Mencegahnya

Plak penyebab gigi berlubang paling banyak menumpuk di sela-sela gigi. Nah, benang gigi efektif membersihkan sela-sela gigi yang sulit dijangkau dengan bulu sikat gigi.

Perhatikan juga cara Anda flossing. Masukkan benang ke sela gigi dan gesekkan secara hati-hati. Menarik dan menggesek benang terlalu keras malah dapat melukai gusi.* Lokasi gigiPenyebab kemunculan lubang yang mungkin tidak Anda pernah sangka adalah lokasi gigi. Dalam banyak kasus, lubang lebih sering terbentuk pada gigi bagian belakang, yaitu geraham dan premolar.

Gigi bagian belakang memiliki banyak alur dan celah sehingga sering kali sisa makanan tersangkut di sana. Di samping itu, area gigi belakang juga cenderung lebih sulit dijangkau oleh sikat gigi. Meski Anda rajin menyikat gigi setiap hari, belum tentu bagian belakang gigi ini tersikat dengan bersih.

Agar seluruh pelosok gigi Anda terjamin bersih, rajinlah kontrol ke dokter gigi untuk membersihkan plak dan karang gigi secara rutin.

Biasanya dokter menganjurkan pembersihan plak dan karang gigi dengan metode scaling setiap 6 bulan sekali. Prosedur ini efektif membersihkan plak penyebab gigi berlubang hingga ke bagian gigi yang sulit dijangkau sikat gigi.* Penyakit TertentuOrang yang memiliki kondisi seperti GERD juga berisiko mengalami gigi berlubang. Hal ini disebabkan oleh asam lambung yang sering mengalir naik ke kerongkongan sampai mulut.

Asam tersebut lama-kelamaan akan mengikis permukaan gigi. Akibatnya, dapat menimbulkan rasa sensitif dan terbentuknya lubang pada gigi.

Pada kerusakan gigi tahap awal, biasanya tidak ada gejala apa pun. Namun, saat kerusakan gigi semakin parah, akan timbul berbagai gejala.(*)

Baca Juga: Cara Efektif Mengatasi Kulit Kering dan Kusam Agar Kulit Wajah Cerah Kembali!