Find Us On Social Media :

Kisah Penyintas HIV, 21 Tahun Hidup Berdampingan dengan HIV Aids

Inilah kisah nyata penyintas HIV aid yang berjuang selama 21 tahun

GridHEALTH.id - Berjuang puluhan tahun, beginilah kisah nyata penyintas HIV aids yang tak menyangka dengan penyakit diidapnya.

Memiliki perasaan yang tak menentu tersebut dirasakan oleh seorang penyintas HIV aids.

Sudah 21 tahun virus yang menyerang sistem imunitas tubuh tersebut berdiam diri dalam tubuhnya. 

Berawal dari keisengannya melakukan tes HIV tersebut justru membawa kenyataan pahit.

Dirinya justru harus tak lepas dari obat anti-retroviral virus atau ARV.

"Saat itu Desember 1994, saya dan sahabat saya iseng untuk ikut tes HIV gratis yang diadakan oleh sebuah yayasan di Jakarta. Siapa yang tahu HIV di 1994? Orang tahunya Freddie Mercury meninggal karena AIDS."

"Setelah tes, kami mengambil tesnya sendiri-sendiri dan saya tahu dari hasil bahwa saya positif HIV," kata EH, saat berbincang dengan CNN Indonesia.

Mendapatkan hasil yang positif, membuat dirinya merasa tak sadar dengan penyakit yang bersarang di tubuhnya tersebut.

"Ketika itu saya tidak diberi tahu maksudnya apa dengan hasil positif, tidak seperti saat ini. Saya hanya merasa semuanya mendadak gelap saat itu, padahal lampu semuanya menyala. Gelap...," kata dia.

Dia yang saat itu bekerja di bagian keuangan sebuah perusahaan swasta tak menyalahkan sang pasangan.

Sang pasangan pun keheranan, ia mengaku telah tes HIV tiga kali di Singapura dan menunjukkan hasil yang negatif.

Baca Juga: Kisah Dokter Hewan Cantik yang Dampingi Suami Penderita HIV AIDS 9 Tahun Tak Terinfeksi, anaknya Meninggal

"Semua yang diidentifikasi positif dalam hasil tesnya pasti mucul penolakan, saya juga sama. Kenapa mesti saya? Kenapa bukan pekerja seks yang mangkal di Lapangan Banteng? Mereka bisa gonta-ganti pasangan dua hingga tiga kali dalam semalam. Saya hanya dengan satu pasangan," kata EH."Saya ikhlas menerima ini, tapi saya berdoa kepada Tuhan untuk mendapat bimbingan menjalani ini semua. Ibarat kata, ular sudah masuk rumah, yang terpenting bukan dari mana ular itu datang, tapi bagaimana ular itu pergi dan tidak kembali lagi," katanya.

Hingga akhirnya, EH merasa beruntung mendapatkan bimbingan dari dokter pribadi.

Sempat merasa putus asa, EH justru mendapatkan dukungan positif dari dokternya untuk bisa menjadi motivator bagi sesama pengidap HIV.

Pasalnya, EH juga jadi salah satu pengidap yang mengonsumsi ARV.

Bukan tanpa alasan, ARV jadi salah satu obat yang mencapai puluhan juta hanya untuk stok satu bulan dan dapat diperoleh di Singapura.

"Efek dari obat kanker itu membuat gosong seluruh tubuh, bahkan teman saya pernah bilang 'Ya Ampun, lo kayak dikutuk'. Itulah kenyataannya, ya saya menerima saja kondisi seperti itu," kata EH. Ia juga pernah pula mengalami alergi hingga seluruh tubuh.

Perjuangan EH tak sampai di situ, pada tahun 2004 dirinya justru mengalami kondisi tubuh yang memprihatinkan.

Lalu CD4, atau jenis sel darah putih yang berguna untuk imunitas, di tubuh EH juga menurun drastis.

Bila pada orang sehat, kandungan CD4 berkisar antara 400 hingga 2000 sel, pada tubuh EH hanya tinggal 13 lantaran mati karena HIV.

Kondisinya yang memprihatinkan kala itu memaksa EH dan dokternya, ZD, untuk melakukan tes resistensi obat di Thailand.

Baca Juga: Inilah Kisah Seorang Penyintas HIV yang Sempat Diusir oleh Keluarga

Hasil tes mengejutkan, ia resisten terhadap 15 jenis obat, padahal ia baru menggunakan tujuh jenis di antaranya sebagai ARV.

Kini, EH pun sudah bisa hidup selayaknya orang pada umumnya.

Berbagai kondisi saat ini pun dinilai EH jauh lebih baik dibanding 21 tahun lalu saat ia pertama kali divonis HIV.

Saat ini akes masyarakat terhadap pengobatan dengan ARV semakin baik, meski sebagian besar berada di kota besar.

EH membuktikan bahwa sebagai pengidap HIV positif tak menghalangi untuk berprestasi.

EH tercatat sebagai karyawan paling berprestasi pada perusahaan farmasi beberapa tahun yang lalu.

Kini, ketika dia bergabung dengan sebuah lembaga masyarakat, ia termasuk salah satu orang yang aktif mengurus masalah HIV di Indonesia."HIV tidak membunuh. Ia menurunkan kekebalan tubuh, karena itulah hal yang sederhana bisa memburuk. Semua orang punya jamur, virus, dan bakteri."

"Tapi dalam orang HIV, karena imunnya turun maka kuman itu dapat menjadi lebih ganas," katanya. "HIV itu bukan lagi penyakit kelompok tertentu yang rentan semata.""Pihak perusahaan sepatutnya tidak menjadikan alasan penolakan karyawan dengan HIV. Karena saya dapat membuktikan, ketika saya kerja di farmasi saya selalu menjadi yang terbaik."

"HIV bukan halangan selama masih bisa sehat, dengan catatan HIV-nya terkontrol. Tidak ada bedanya produktivitas orang dengan HIV dengan yang tanpa HIV," terang EH.

Baca Juga: Kasus HIV/AIDS di Gresik Meningkat, Hubungan Sesama Jenis Penyumbang Terbanyak

Sebagai seorang pengidap, EH juga menyarankan masyarakat untuk melakukan tes HIV sedini mungkin.

EH juga optimistis suatu saat nanti HIV akan dapat sepenuhnya ditangani.

"Saya sih optimis ke depannya HIV bisa disembuhkan, thank's God saya masih bisa bertahan hingga 21 tahun. Dahulu saat awal kena HIV, saya ingin menunggu untuk minum obat yang langsung bisa bikin sembuh."

"Saya juara bertahan karena saya mau minum dengan yang sudah ada, makanya bisa bertahan," kata EH sembari tersenyum.

Itulah salah satu kisah nyata penyintas HIV aids yang sempat putus asa soal penyakitnya.

Baca Juga: Anak Kembali Jadi Korban, Kali Ini Seorang Bocah Asal Medan yang Harus Terdampak HIV Setelah Dijual Sebagai Budak Seks

Sudah 21 tahun virus yang menyerang sistem imunitas tubuh tersebut berdiam diri dalam tubuhnya. I Baca artikel CNN Indonesia "Kisah Pria yang Hidup Selama 21 Tahun dengan HIV" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20151201110747-255-95161/kisah-pria-yang-hidup-selama-21-tahun-dengan-hiv.Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/
Sudah 21 tahun virus yang menyerang sistem imunitas tubuh tersebut berdiam diri dalam tubuhnya. I Baca artikel CNN Indonesia "Kisah Pria yang Hidup Selama 21 Tahun dengan HIV" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20151201110747-255-95161/kisah-pria-yang-hidup-selama-21-tahun-dengan-hiv.Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/