Find Us On Social Media :

Kapan Sebaiknya Menjalankan Operasi Bagi Pasien Penyakit Crohn?

Operasi dilakukan ketika penyakit Crohn sudah dianggap menimbulkan risiko berbahaya.

- Jaringan parut yang memutar atau menyempitkan usus 

Baca Juga: Beras Merah Aman Dikonsumsi Penyandang Diabetes Bila Takarannya Pas

Baca Juga: Segelas Jus Apel Setiap Hari Dapat Mencegah Alzheimer, Studi

- Obstruksi usus, yang menghalangi limbah bergerak melalui usus 

- Kekurangan vitamin B12, saat dokter bedah mengangkat bagian usus yang menyerap vitamin

- Masalah stoma, seperti saat bukaan berubah, sehingga sulit untuk memasang kantong ostomi

Pembedahan tidak menjamin kita tidak akan mengalami lebih banyak gejala Crohn. Sekitar 30% orang yang menjalani operasi mengalami gejala lagi dalam 3 tahun, dan 60% mengalami gejala lagi dalam 10 tahun.

Tapi manfaatnya bisa lebih besar daripada risikonya. Bergantung pada jenis operasi yang kita jalani, rasa sakit dan gejala seperti diare, muntah, atau rasa lelah akan berkurang.

Kita mungkin dapat minum lebih sedikit obat atau menghentikan obat yang memiliki banyak efek samping. Dan kita mungkin bisa makan lebih banyak jenis makanan dan menambah berat badan dengan lebih mudah.

Baca Juga: Khasiat Buah Pala, Ternyata Bisa Membantu Menurunkan Berat Badan

Baca Juga: Penelitian Terbaru di Jepang, Ternyata Nasi Bukan Penyebab Kegemukan

Setelah Sembuh Dari Operasi

Tepat setelah kita menjalani operasi Crohn, kita dapat minum obat resep untuk mengendalikan rasa sakit dan menurunkan kemungkinan infeksi.

Kita mungkin tinggal di rumah sakit sekitar seminggu atau kurang tergantung pada jenis operasi yang kita jalani.

Bahkan setelah kita pulih, kita harus menemui ahli bedah dan ahli gastroenterologi.  Mereka akan melacak masalah apa pun akibat operasi dan mengamati gejala Crohn. Tergantung pada jenis operasi, kita mungkin harus mengubah beberapa hal yang kita makan, baik untuk saat ini atau selamanya. (*)

Baca Juga: Dampak Stres Tidak Selalu Buruk, Malah Bisa Meningkatkan Sistem Imunitas Tubuh

Baca Juga: Penyebab Diare di Masa Kehamilan, Dari Hormon Hingga Bakteri