Find Us On Social Media :

Waspadai Komplikasi Hipertensi Dapat Menyerang 4 Organ Tubuh Ini

Inilah beragam komplikasi hipertensi yang menyerang setidaknya 4 organ tubuh, dipicu dari tekanan darah tinggi yang diabaikan.

GridHEALTH.id – Mengalami pusing yang berulang jangan dibiarkan begitu saja, terlebih jika disertai dengan gejala lainnya, bisa jadi menjadi tanda dari hipertensi.

Hipertensi merupakan kondisi medis saat seseorang memiliki tekanan darah di atas normal dalam jangka waktu lama.

Sebagai penyakit tidak menular yang dapat dikendalikan, penyakit ini ternyata masih menjadi penyebab dari banyaknya penyakit berat lainnya yang berakibat pada kematian.

Oleh karenanya, sebelum terlambat, ada baiknya untuk mengenali terlebih dahulu komplikasi hipertensi agar tidak terlambat ditangani.

Gejala Penyakit Hipertensi

Terkenal sebagai silent killer, penyakit ini memang seringkali sulit untuk dikenali gejala pastinya, namun ada beberapa gejala dan tanda yang dapat menjadi bentuk kewaspadaan seseorang, seperti sakit kepala, perubahan pada penglihatan, mual dan muntah, nyeri dada, kelelahan, dan lainnya.

Penyebab dan Faktor Risiko Hipertensi

Hipertensi termasuk dalam penyakit tidak menular yang dapat dikendalikan dengan berbagai cara, termasuk menghindari penyebab dan faktor risikonya.

Penyebabnya adalah kenaikan tekanan darah di atas batas normal dalam tubuh, yang terjadi terus menerus. Berisiko menyebabkan terjadinya hambatan penyampaian nutrisi dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh.

Sedangkan penyebab kondisi ini terjadi seringkali karena ada pemicu dari faktor risiko hipertensi, seperti:

- Merokok

- Konsumsi alkohol berlebih

- Obesitas

Baca Juga: Yoga Pagi Setiap Hari Bisa Membantu Mengendalikan Hipertensi

- Kurang gerak

- Riwayat keluarga.

Komplikasi Hipertensi yang Perlu Diwaspadai

Penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang menyumbang angka kematian cukup tinggi. Hal ini dikarenakan adanya risiko komplikasi dari penyakit tekanan darah tinggi yang tidak dikontrol dengan baik dalam jangka waktu yang lama.

Komplikasi hipertensi dapat menyerang hingga merusak setidaknya empat organ tubuh, seperti jantung, ginjal, otak, dan pembuluh darah arteri, sebagai target utama kerusakan hipertensi.

Berikut ini bentuk komplikasi hipertensi yang perlu diwaspadai, karena dapat menyebabkan kematian, yaitu:

1. Jantung

Komplikasi hipertensi yang pertama ada pada organ jantung, mulai dari gagal jantung akibat ketegangan yang terjadi di jantung karena adanya tekanan darah tinggi, lalu menyebabkan otot jantung melemah dan bekerja kurang efisien. Ini yang menyebabkan jantung kewalahan dan mulai gagal.

Masalah jantung lainnya adalah penyakit arteri koroner, yaitu penyempitan arteri dan rusak akibat tekanan darah tinggi, sehingga kesulitan memasok darah ke jantung. Aliran darah yang tidak baik ke jantung dapat menyebabkan nyeri dada (angina), irama jantung tak teratur (aritmia) atau serangan jantung.

Komplikasi hipertensi selanjutnya adalah pembesaran jantung kiri, yang memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hasilnya terjadi penebalan pada ruang jantung kiri bawah (ventrikel kiri), kondisi ini memicu serangan jantung, gagal jantung, dan kematian jantung mendadak.

2. Ginjal

Fungsi ginjal sebagai tempat penyaringan, sedangkan tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah di dalam dan menuju ke ginjal. Bentuknya berupa gagal ginjal, yang merupakan penyebab gagal ginjal paling umum dengan pembuluh darah yang rusak mencegah ginjal menyaring limbah dari darah secara efektif, memungkinkan tingkat cairan dan limbah yang berbahaya terkumpul.

Selain itu, ada juga yang berbentuk kerusakan pada jaringan parut ginjal (glomerulosklerosis), kerusakan ini terjadi karena pembuluh darah kecil di ginjal tidak dapat menyaring cairan dan limbah secara efektif, kondisi ini juga bisa menyebabkan gagal ginjal.

3. Otak

Suplai darah yang baik ke otak membuat otak bekerja maksimal, namun saat tekanana darah terjadi komplikasi pada otak maka dapat berbentuk demensia, yaitu arteri menyempit dan menyumbat sehingga membatasi aliran darah ke otak. Selanjutnya adalah gangguan kognitif ringan, yang merupakan transisi antara perubahan pemahaman dan ingatan yang umum terjadi seiring bertambah usia.

Baca Juga: Percaya Tidak Percaya, Nyatanya 5 Jenis Daun Rebusan Ini Bisa Mengatasi Hipertensi

Stroke juga menjadi salah satu komplikasi hipertensi pada otak karena bagian otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup hingga menyebabkan sel-sel otak mati. Saat penggumpalan darah di arteri terbentuk menuju otak, maka berisiko terkena stroke.

Ada juga kondisi serangan iskemik sementara, sering juga disebut ministroke, yang terjadi karena gangguan suplai darah ke otakk yang singkat dan sementara. Arteri yang mengeras atau bekuan darah yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dapat menyebabkan TIA . TIA sering kali merupakan tanda peringatan stroke berat.

4. Pembuluh darah arteri

Kerusakan pada organ ini diakibatkan adanya tekanan darah tinggi yang secara bertahap meningkatkan arus aliran darah hingga membuat arteri rusak dan menyempit. Kondisi ini terjadi terlebih saat lemak di dalam makanan masuk ke aliran darah dapat terjadi pengendapan di arteri yang rusak.

Arteri yang sehat seharusnya bersifat fleksibel, kuat, elastis, dan lapisan dalam yang halus sehingga darah mengalir bebas lalu memasok ke organ dan jaringan vital dengan nutrisi dan oksigen. Sedangkan komplikasi hipertensi pada kerusakan pembuluh darah artero menyebabkan kondisi sebaliknya.

Bentuk dari kerusakan arteri yang lain adalah aneurisma, kondisi saat terjadi tekanan konstan darah yang bergerak melalui arteri yang melemah, akhirnya menyebabkan bagian dinding membesar dan membentuk tonjolan. Kondisi ini berpotensi pecah dan menyebabkan pendarahan internal dan mengancam jiwa. Paling sering terjadi di aorta, arteri terbesar tubuh.

5. Mata

Tekanan darah tinggi juga dapat berpengaruh pada mata, karena merusak pembuluh darah kecil dan halus yang memasok darah ke mata, menyebabkan kerusakan saraf (neuropati optic), kerusakan pembuluh darah di retina (retinopati), dan penumpukan cairan di bawah retina (koroidopati).

Kerusakan saraf dapat terjadi karena aliran darah tersumbat merusak saraf mata, yang menyebabkan pendarahan di dalam mata hingga kehilangan penglihatan. Penumpukan cairan di bawah retina juga dapat menyebabkan penglihatan terdistorsi atau jaringan parut mengganggu penglihatan. Kondisi lainnya yaitu retinopati adalah kondisi saat pembuluh darah di jaringan retina mengalami pendarahan.

6. Disfungsi seksual

Disfungsi seksual yang diakibatkan dari komplikasi hipertensi adalah terjadinya kesulitan ereksi pada pria, karena aliran darah yang terbatas akibat tekanan darah tinggi, sehingga menghalangi aliran darah ke penis.

Pada wanita, kondisi tekanan darah tinggi juga memicu disfungsi seksual berupa penurunan hasrat atau gairah seksual, kekeringan vagina, sulit mencapai orgasme karena aliran darah ke vagina berkurang.

Hipertensi yang tidak terkontrol mempercepat kerusakan pada organ-organ ini, kemudian akhirnya menyebabkan kegagalan organ, kecacatan kardiovaskular, serta kematian.

Tingkat komplikasi hipertensi ini akan menjadi penilaian terhadap jenis pengobatan hipertensi yang diambil. (*)

Baca Juga: Obat Alami Hipertensi dari Bumbu Dapur, Aman & Efektif Atasi Tensi Darah Tinggi