Find Us On Social Media :

Perbedaan Kurang Darah dan Tekanan Darah Rendah, Seperti Mirip Padahal Berbeda

Inilah perbedaan darah rendah dan kurang darah. Sama sekali berbeda.

GridHEALTH.id - Anemia alias kurang darah oleh masyarakat awam acap kali disamakan dengan darah rendah alias tekanan darah rendah.

Padahal kedua kondisi ini merupakan hal yang berbeda, lo, walapun memang gejalanya keduanya sekilas mirip.

Kurang darah atau disebut juga anemia merupakan kondisi yang terjadi karena tubuh kekurangan hemoglobin.

Sedangkan tekanan darah rendah atau hipotensi, terjadi karena tekanan darah di dalam arteri rendah atau berada di bawah batas normal.

Seseorang dikatakan memiliki darah rendah jika hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan angka di bawah 90/60 mmHg.

Baca Juga: Mencegah dan 4 Penyebab Nyeri Sendi yang Bisa Dialami Remaja

Untuk lebih jelasnya, berikut perbedaan darah rendah dan kurang darah secara ilmiah, dikutip dari mitrakeluarga.com (16/06/2022).

1. Pengertian darah rendah dan kurang darah

Penyakit darah rendah, atau disebut juga sebagai hipotensi adalah kondisi saat tekanan darah jauh lebih rendah dari yang diharapkan.

Darah rendah dapat terjadi baik sebagai suatu kondisi sendiri maupun sebagai gejala dari penyakit lain. Seseorang dikatakan mengalami hipotensi saat tekanan darah di bawah 90/60 mmHg.

Angka 90 ini menunjukan tekanan darah ketika jantung sedang berkontraksi (sistolik), sementara angka 60 merupakan tekanan darah ketika jantung sedang relaksasi.

Baca Juga: Jangan Sepelekan Bahaya Begadang, Bisa Sebabkan Serangan Jantung

Sementara kurang darah disebut anemia yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah.

Ketahuilah, dalam sel darah merah terdapat hemoglobin yang merupakan protein yang berperan untuk mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh. Ketika tubuh kekurangan sel darah merah tentu kadar Hb (hemoglobin) pun ikut berkurang.

Anemia terjadi saat kadar hemoglobin termasuk kurang dari 13,5 gram/dL pada pria, atau kurang dari 12 gram/dL pada wanita.

2. Perbedaan gejala darah rendah dan kurang darah

Gejala Darah Rendah

Masing-masing penderita hipotensi bisa mengalami gejala yang berbeda tergantung tingkat keparahannya.

Baca Juga: Penyebab Mata Perih dan Terasa Panas, Ini Pilihan Obat untuk Mengatasinya

Gejala ini paling umum terjadi karena otak tidak mendapatkan aliran darah yang cukup. Pada mulanya, kurang darah bisa sangat ringan sehingga tidak menyadarinya karena tidak merasakan gejala apa pun.

Tetapi, ketika anemia memburuk, gejala yang muncul juga mungkin akan terasa semakin parah.Adapun sejumlah gejala yang dialami penderita darah rendah, di antaranya:

* Pusing.* Penglihatan kabur atau terdistorsi.* Merasa lelah, lesu atau letih.* Mual.* Napas cepat dan pendek.* Kelelahan atau kelemahan. * Penurunan kesadaran (pingsan).* Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi.

* Agitasi atau perubahan perilaku yang tidak biasa lainnya (seseorang tidak bertindak seperti dirinya sendiri), depresi.

Baca Juga: Pasca Operasi Usus Buntu Dianjurkan Rutin Mengonsumsi 5 Buah Ini

Gejala Kurang Darah

Sedangkan gejala kurang darah (anemia); bervariasi tergantung apa yang menjadi pemicunya. Umumnya, gejala anemia berhubungan dengan kekurangan oksigen yang dipasok ke organ dan jaringan tubuh.Secara umum gejala anemia dan darah rendah sama. Tetapi penderita anemia ditandai dengan kulit yang tampak pucat dan sering merasa kedinginan. Berikut sejumlah gejala anemia:

* Kelelahan dan kelemahan.* Kulit, gusi, atau kuku pucat * Pusing, terutama saat aktif atau berdiri.* Sakit kepala* Sesak napas* Sering merasa kedinginan, tangan dan kaki dingin* Detak jantung yang sangat cepat atau tidak teratur* Nyeri dada* Pingsan.Selain itu, gejala lain yang mungkin terjadi pada beberapa jenis anemia, yaitu penyakit kuning, pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran limpa atau hati, kesulitan berkonsentrasi, dan mengidam yang tidak biasa.

3. Perbedaan penyebab darah rendah dan kurang darah

Jika dilihat dari penyebabnya, darah rendah cenderung lebih umum dan beragam. Sementara penyebab kurang darah lebih kompleks.

Baca Juga: Waspada Penyakit Jantung di Cuaca Ekstrim yang Diperkirakan Terjadi Hari Ini

Anemia yang terjadi karena kehilangan darah maupun zat besi, dapat menjadi penyebab tekanan darah rendah (hipotensi). Sementara, darah rendah sendiri tidak termasuk penyebab anemia. Untuk lebih jelasnya, berikut ini sejumlah perbedaan penyebab darah rendah dan kurang darah:

Penyebab Darah Rendah

Tekanan darah seseorang dapat berubah-ubah, tergantung jumlah darah yang dipompa jantung dan jumlah resistensi terhadap aliran darah di arteri.

Biasanya tekanan darah berada pada angka yang paling rendah di malam hari dan meningkat tajam saat bangun tidur. Selain itu, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang mengalami darah rendah, yaitu:

Baca Juga: Rokok Ketengan Akan Dilarang Jokowi, Jadi Upaya Mengurangi Jumlah Perokok Anak Indonesia? Ini Sambutan Baik Mantan Menkes

* Kehamilan, biasanya sering terjadi pada 24 minggu pertama kehamilan. Tekanan darah biasanya kembali ke tingkat sebelum hamil setelah melahirkan.* Gangguan jantung dan katup jantung, seperti serangan jantung, gagal jantung, penyakit katup jantung, dan detak jantung yang sangat rendah (bradikardia).* Gangguan endokrin, yaitu penyakit yang berhubungan dengan hormon, terutama kelenjar paratiroid atau adrenal, seperti penyakit Addison, gula darah rendah (hipoglikemia) dan terkadang diabetes.* Dehidrasi, yaitu kehilangan darah, biasanya karena cedera atau pendarahan internal.* Infeksi berat (septikemia).* Reaksi alergi parah (anafilaksis).  * Kurangnya nutrisi dalam makanan.  * Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti beta blocker, obat untuk penyakit Parkinson, antidepresan tertentu, dan obat untuk disfungsi ereksi.

Penyebab Kurang Darah

Sementara itu, penyebab kurang darah (anemia) seringkali dipicu oleh penurunan produksi sel darah merah. Kondisi tertentu juga dapat meningkatkan kerusakan sel darah merah.  Penyebab umum dari anemia adalah kekurangan zat besi akibat masalah kekurangan nutrisi. Adapun faktor risiko mengapa seseorang bisa mengalami anemia, antara lain:

* Kurang asupan zat besi, folat, atau vitamin B-12* Menderita beberapa bentuk anemia, seperti thalasemia yang bisa diturunkan* Kehamilan* Usia di atas 65 tahun* Perdarahan menstruasi yang berat* Gangguan pencernaan tertentu, seperti penyakit Crohn atau penyakit celiac* Menderita penyakit tertentu, seperti kanker, penyakit ginjal, penyakit hati, atau penyakit autoimun* Gangguan kesehatan tertentu yang terkait sumsum tulang, seperti anemia aplastik, limfoma, dan leukemia* Riwayat keluarga dengan kondisi genetik tertentu * Konsumsi jenis obat tertentu atau menjalani kemoterapi atau terapi radiasi untuk mengobati kanker* Faktor lain seperti konsumsi alkohol yang berlebihan dan sering terpapar bahan kimia beracun* Kehilangan darah, yang dapat terjadi karena kecelakaan atau cedera, operasi, persalinan, mimisan berat, dan sering donor darah.(*)

Baca Juga: Mencegah dan 4 Penyebab Nyeri Sendi yang Bisa Dialami Remaja